Ch. 12

1.2K 88 4
                                    


Sudah 2 minggu lamanya gempa bersekolah di sekolah barunya, walaupun sedikit nyaman dengan perhatian teman temannya dan juga seniornya meskipun begitu gempa juga masih waspada terhadap sosok yang lalunya selalu menerornya, serta kabar hilangnya pangeran Leornd sudah sampai ke para murid murid EAOM dan itu membuat mereka semua sedikit takut jika kalau terjadi penculikan disekitaran sekolah mereka

Sekarang terlihat gempa berjalan kearah kelasnya sembari membawa beberapa buku suruhan guru mapel mereka, gempa berjalan hingga tanpa sadar dirinya menabrak seseorang yang disangka sebagai ketua pengawas sekolah tersebut, salahkan gempa membawa buku yang banyak bahkan sampai menutupi pandangannya

"Maaf kak, maaf" ucap gempa menunduk berulang kali dan segera memungut buku yang berserakan di lantai, halilintar selaku ketua pengawas tersebut hanya menatap datar gempa yang masih menyusun tumpukan buku yang berserakan, dengan perlahan halilintar turun dan mengangkat beberapa buku yang telah tersusun, hal itu mendapat tatapan kaget dari gempa, pemuda kecil tersebut bergegas berdiri tidak lepas dari menatap seniornya ini bingung

"Eh kak, biar gem aja yang ba-"

Sebelum gempa melanjutkan ayatnya halilintar terlebih dahulu membalikan tubuhnya dan pergi meninggalkan gempa yang sedikit syok, dengan cepat gempa berlari untuk menyusul hali, ia mengekori seniornya itu dari belakang hingga sampai di kelasnya, halilintar langsung meletakan tumpukan buku tersebut di meja guru

Perlakuannya tersebut mendapatkan perhatian dari murid murid di kelas, mereka menatap tanpa mengedip hingga tak lama kembali melakukan aktivitas masing masing (hali natap tajam balik)

Gempa segera menyusul hali dan menariknya keluar dari kelas, dengan perasaan kesal ia sedikit mendorong tubuh seniornya yang lebih uh... tinggi darinya, halilintar menyerit heran, "nih bocah dibantuin malah ngelunjak" batinnya gemas ingin saja dia mencubit ginjal gempa saat itu juga tapi dia tahan

Gempa hanya menatap halilintar kesal, ya gmn gak kesal pikirnya hali tiba tiba nyolong buku terus ninggalin gempa di koridor tanpa bilang apapun, tak disangka gempa juga memiliki niat untuk mencubit seniornya ini di lambung tapi dia tahan

"Kamu tuh ya dibantuin malah gini balasannya" ucap halilintar tegas sembari berpeluk tubuh, anak matanya menatap gempa kesal dan tajam

"Ya gak gitu juga, emang aku lemah?!" Bentak gempa kembali sembari ikut ikutan berpeluk tubuh mengikuti gaya seniornya

Halilintar berdecih kesal, dengan kasar dia berjalan menjauh dari kelas gempa, sedikit perempatan imajiner muncul dikepalanya saat berlalu pergi dari situ, gempa telahpun ditenangkan oleh teman temannya, dan taklama sesi belajar dan mengajar telahpun dimulai karena guru telah tiba

Kringg...!!

Suara bel sekolah pertanda waktu untuk murid, guru, bahkan petugas petugas untuk beristirahat, gempa awalnya dipanggil oleh temannya untuk makan di kafetaria namun dirinya menolak dengan alasan telah membawa bekal, gempa mengingat kembali dan merasa bersalah akan menolak permintaan teman temannya itu

Gempa membuka tas sekolahnya dn mengeluarkan tempat bekal yang ukurannya lumayan sedang, perlahan ia membuka dan menampakan isi makanan yang sungguh tersusun dengan rapi juga kelihatan sehat untuk dikonsumsi, dengan perlahan ia menyendokan makanan tersebut kemulutnya berulang kali hingga habis tak tersisa, gempa menghela nafas masih merasa bersalah karena menolak permintaan teman temannya

Gempa akhirnya berniat menghabiskan sisa waktu istirahatnya untuk belajar, namun karena kebelet akhirnya hal itu ditunda olehnya dan segera bergegas pergi ke toilet

Tibanya gempa di toilet ia segera masuk tanpa memperdulikan apa pun dan memulai ritualnya yang sempat ia tahan

"Fyuhh.." helaan nafas lega terdengar bersamaan gempa keluar dari WC dan berjalan kearah wastafel untuk mencuci tangannya, merasa ada pergerakan gempa ingin membalikan tubuhnya namun dengan cepat tubuhnya di peluk oleh sesuatu yang besar

The Golden EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang