Annoying meeting

108 10 2
                                    

"Non Esme nggak papa?"

"Nggak mama, eh maksudnya nggak papa." Alda memukul mulutnya yang asal menjawab. Ia memposisikan duduknya di kursi belakang lebih tegap. Berdeham, "Mang Joko bisa nggak jangan panggil aku Esme? Alda aja, Al-Da! Emangnya hero Mobile Legend apa Esme-Esme."

Mang Joko hanya meringis sambil menggaruk kepalanya pelan. Masih terasa canggung mengingat kejadian di halte sekolah. Ingat bagaimana respon nona mudanya yang histeris ketika ia mencoba menyentuh bahu guna menyadarkan sang anak majikan yang melamun di saat dirinya sudah datang menjemput.

Mang Joko jadi panik sendiri, apalagi dia dituduh hendak melakukan pencabulan. Berkali-kali diteriaki "Bapak Tua Mesum" oleh nona mudanya. Beruntung tidak sampai digerebek masa.

Sempat berpikir jika nona mudanya itu tengah kerasukan. Masa dirinya yang sudah mengabdi hampir 10 tahun ini tiba-tiba saja dilupakan? Lagipula wajahnya bukan wajah-wajah pelaku kriminal.

Astagfirulloh .... Mang Joko lagi-lagi mengusap dada.

"Tapi kan, Non, nama Non emang Esme." Mang Joko membuka suara, menyuarakan pikirannya. "Kirain mah, nyonya sama tuan besar emang ngasih nama Non Esme dari game mobile legend."

"Wtf! Lagian aku lahir lebih dulu daripada game itu, Mang! Tuh tokoh game aja yang plagiat nama aku."

Esmeralda. Selain memang meniru nama di kehidupan nyata, Alda juga sudah jatuh hati dengan arti dari nama Esmeralda sendiri.

Lebih maju dibanding yang lain. Menarik dan penuh perhatian. Sistematik, teratur. Penuh gairah. Lembut, baik, pekerja keras. Mandiri, kritis terhadap diri dan orang lain. Memiliki kemampuan berbicara yang baik. Dapat diandalkan, bertanggung jawab.

Selain itu, Esmeralda juga dilambangkan dengan batu permata zambrut.

"Bagus sih Non, Esmeralda. Cocok sama Non Esme, cantik pol!"

"Alda, ih, Mang Joko!" Alda mencebik kesal, tapi hanya sesaat karena setelahnya air muka di sana terlihat penuh ingin tahu, "Kalo Mang Joko, darimana tuh, asal namanya?"

"Oh, dulu Mang Joko lahir di Lamongan. Nah kebetulan orangtua Mang Joko seneng sama cerita-cerita sejarah. Jadi anaknya dikasih nama Joko, ngikut kisah Joko Tingkir."

Alda manggut-manggut, "Kok isok seh?" (Kok bisa sih?).

Mang Joko mengangguk, "Yo isok!" (Ya bisa!). Setelah itu matanya melotot, kaget. "Loh, loh, loh, Non Esme kok bisa Basa Jawa?"

Alda tertawa bangga, "Bisa dong, Mang. Gini-gini aku ngerti bahasa Jawa Tengah! Lamongan kan dari Jawa Tengah juga."

Sambil melirik kaca mobil, Mang Joko meringis tidak enak hati. "Anu, Non ... tapi kan Lamongan Jawa Timur, bukan Jawa Tengah."

Mendengar itu, Alda yang tadi masih tersenyum bangga mendadak diam dengan raut muka datar.

"Oh, salah?"

"Hehe, dikit, Non. Tapi bahasa Jawanya sudah top!" ucap Mang Joko sambil menunjukkan jempol tangannya.

"Heem," Alda membuang muka, meringis kecil. Sudah sok bangga, salah pula! "Mang, mampir Minimarket ya, aku mau beli jajan."

"Oke siap, Non Esme."

Hah, Esme lagi.

■ Happy reading! ■

Dalam rengkuhan tangannya sudah terdapat beberapa susu kotak dan chiki pedas. Alda tersenyum puas, sedikit kesulitan tetapi bukan masalah. Ia lagi-lagi bersyukur karena di dunia fiksi ini mampu membeli apapun sesuka hati. Ini berkat ditemukannya beberapa kartu kredit di dalam dompet miliknya. Ah, milik Alda fiksi yang sekarang menjadi miliknya.

STILL ALDA (On the WGKG side; Esmeralda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang