Overcoming Crime

73 7 0
                                    

"Galang?" Alda menoleh, menatap Osas yang sepertinya mengenal sosok lelaki di belakangnya. "Lo kenapa bisa di sini?"

Cowok yang disebut Galang itu menarik kursi, duduk di tengah-tengah Alda dan Osas. Sementara di depannya adalah Andara.

"Gue sama Kenzo, motornya sedikit trouble di depan. Dan gue nggak sengaja liat kalian di sini." Tatapannya kembali dilayangkan untuk Alda, tampak gadis itu kesal. "Juga tiga wajan seblak yang udah kosong."

Andara yang sempat dibuat terkejut dengan kedatangan Galang bak datangnya jalangkung---tamu tak diundang, menelengkan kepalanya menatap cowok itu. "Wait, lo Galang temennya Lando? Anak SMA Cakrabuana?"

"Iya, Thalia Andara."

"Anjir, lo bahkan tahu nama lengkap gue?! Omo ..." Andara menangkup kedua pipinya yang bersemu merah salah tingkah.

"Apa yang nggak gue tau?" Galang tertawa kecil.

"Temennya Lando? Galang?" tanya Alda bingung. Ia lantas terkekeh hambar. "I don't know, jadi kenapa lo ngatur gue?"

"Lo bersikap seolah kita nggak pernah kenal, Alda," kata Galang. Benaknya sedikit terkejut dengan respon Alda yang terkesan sinis. "Gue cuma berusaha melakukan apa yang seharusnya gue lakukan."

"Gue nggak paham maksud lo, tolong jangan atur-atur gue."

"Gue bukan ngatur. Apa yang gue bilang itu hal benar."

Osas tertawa kecil, berusaha mencairkan hawa yang mulai memanas. "Gue sama Andara yang ngajak Alda buat makan seblak. Lo nggak bisa asal marahin dia."

"Udah tugas gue buat jagain Alda," kata Galang yang sukses memantik rasa penasaran Alda.

"Maksudnya?" Alda mengernyit. Ia juga sudah tidak bernapsu untuk menambah porsi seblak. "Lo kira gue anak kecil yang harus dijaga? Jangan sembarang kalo ngomong."

"Gue nggak sembarangan." Galang menghela napas. "Gue liat kalian udah beres makan. Sekarang mending pulang, udah hampir jam delapan."

"Lo nggak jawab pertanyaan gue," ucap Alda berusaha sabar.

"Alda, udah." Osas menengahi, ia bisa melihat kemarahan di wajah Alda dan kalau dibiarkan mungkin akan menjadi hal buruk. "Maksud Galang baik, lo nggak lupa kan kalo Abang lo selalu ngelarang buat makan seblak? Galang cuma nggak mau hal buruk terjadi sama lo."

Alda menggeleng. Hal buruk akibat seblak? Hei, Osas harus tahu sekebal apa ia di dunia nyata dalam menyantap hidangan khas Sunda itu.

"Gue baik-baik aja. Cuma seblak, Osas."

"Lo emang baik-baik aja. Tapi lambung lo bisa berontak kapan pun." Galang lebih dulu menyahut.

Alda mendesis. Ia memilih mengalah kali ini. Ingatan tentang dirinya yang hanya pendatang dari dunia nyata membuat ia tidak bisa memberontak lebih. Atau situasinya akan tidak terkendali.

"Gue cuma makan satu porsi, lo tenang aja."

"Bagus, dan pastiin ini yang terakhir kali."

"Sial," gumam Alda. Ia benar-benar mudah terpancing emosi jika sudah menyangkut seblak. Apalagi cita rasa seblak di dunia fiksi ini benar-benar nikmat.

STILL ALDA (On the WGKG side; Esmeralda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang