°bèrama°
°doortew°Hari ini, tahap kedua seleksi akan dimulai. Seluruh peserta yang tersisa akan melakukannya, jumlah peserta yang tersisa dari 48 peserta ada 25 peserta yang akan di saring lagi menjadi 10 nanti nya untuk lanjut ke tahap ketiga.
Seleksi hari ini adalah berburu rusa di hutan, siapapun yang berhasil membunuh rusa terbanyak akan lolos ke babak ketiga. Ada 100 rusa yang disediakan, dari 25 peserta dapat memburu minimal 4 rusa, mereka diperbolehkan untuk merebut rusa peserta lain dengan syarat rusa tersebut belum dibunuh dan hanya di tandain oleh peserta lain atau sedang di incar oleh peserta lain.
Seluruh peserta telah berkumpul di tempat yang telah di tentukan. Tepat di depan hutan uttar, mereka dikumpulkan dan bersiap. Waktu berburu akan berakhir ketika matahari akan terbenam.
Jupiter sudah bersiap dengan alat panah nya juga dengan kuda nya. Mereka semua akan menunggangi kuda untuk berburu. Kuda kesayangan Jupiter menemani hari ini, kuda hitam pekat dengan mata nya yang tajam tetap berada di samping Jupiter.
Karina berdiri disebelah Jupiter dengan kuda kesayangan nya, kuda berwarna putih dengan mata biru itu sangat indah saat terkena sinar matahari.
"Semakin dekat dengan putra mahkota, Karina?" Jupiter bertanya, menyinggung tentang kedekatan karina dengan putra mahkota. Karina menatap Jupiter, bimbang bagaimana ia akan menjawab pertanyaan Jupiter.
"Eum, iya dekat." Akhirnya karina menjawab seadanya. Memang benar keadaannya begitukan? Ia dekat dengan putra mahkota, tapi putra mahkota yang mendekati nya bukan diri nya yang mendekat.
"Kau tau kan, aku tidak akan pernah mengalah."
Tanpa mengatakan apapun Jupiter pergi lebih dulu dengan kudanya meninggalkan karina yang masih terdiam di tempatnya berdiri.
Jupiter berjalan mendekati putra mahkota yang juga akan ikut berkeliling area berburu. Dengan santai dan tanpa mengucapkan apapun Jupiter berdiri tepat di sebelah Jeremy. Jeremy menatap Jupiter dengan datar, tidak merasa terusik dengan kehadiran Jupiter.
Jika dilihat kembali, Jeremy dan Jupiter seperti pasangan yang serasi. Lihat kuda mereka, milik Jupiter berwarna hitam dan milik Jeremy berwarna putih. Lucu bukan?
"Rikaa bilang aku akan mati hari ini."
Terdiam tak berkata apapun, Jeremy menatap Jupiter. Sama hal nya dengan yang dilakukan Jeremy, Jupiter menatap Jeremy juga. Tatapan mereka bertemu, dari tatapan itu Jeremy rasakan sebuah tatapan putus asa namun juga seperti tatapan seorang iblis yang menyamar.
"Aku tidak bisa memastikan itu,"
Setelah berkata demikian Jeremy memutus tatapan mereka, mencoba mengalihkan perhatiannya.
"Bolehkah kau membalas tatapan ku walau hanya sebentar?"
Jeremy berpaling, menuruti permintaan Jupiter. Menatap mata indah milik Jupiter, tak bisa di elak memang Jupiter sangatlah indah. Jeremy rasa tuhan sedang dalam keadaan senang saat menciptakan Jupiter.
KAMU SEDANG MEMBACA
bèrama ; jeamjen
Fanfiction[bxb] [angst] [abo] Antara takdir dan keinginan yang sangat bertentangan jauh. Sang enigma menolak mate nya yang seharusnya bersanding dengan nya. Semua mulai tidak baik baik saja sejak sang enigma menolak mate nya.