01. Dikeluarin dari kelas

81 61 17
                                    

Happy Reading

“Sekarang ibu kasih kalian waktu 20 menit untuk pahami rumus Matriks ordo 2, nanti ibu akan mint-,” Ibu Mitha berhenti menjelaskan saat netra matanya melihat salah satu murid tertidur di belakang.

Rani yang merasa Bu Mitha menatap ke arah bangkunya dia segera membangunkan teman sebangkunya itu. “Psst, Kia bangun anjing itu bu Mitha liat lo” ucap Rani dengan pelan sambil terus menyikut tangan temannya.

“Itu siapa yang tidur di Belakang?!” tanya bu Mitha.

“ASKIA BU” seru semua murid yang ada di kelas. Bu Mitha berjalan ke arah bangku Rani dan Askia, melihat itu Rani langsung menginjak kaki Askia.

“AKH! SAKIT GOBLOK” pekik Askia

“Selamat pagi, Askia. Nyenyak tidurnya?” tanya Bu Mitha dengan senyum manisnya

“Eh, hehe ibu”

“Gausah cengengesan kamu, maju ke depan dan jelaskan ulang materi yang ibu jelaskan kepada teman-teman kamu,” ketus Bu Mitha.

“T-tapi bu”

“Jika tidak bisa silahkan keluar dari kelas sampai jam pelajaran saya selesai” Setelah mengatakan itu Bu Mitha segera meninggalkan bangku Askia.

Askia berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kelas, persetanan dengan nilainya, toh jika nilainya hancur orangtuanya sama sekali tidak masalah. Di keluarin dari kelas 1 kali ga bikin peringkat dia turun.

“Teman siapa sih itu, oon bener” gumam Rani sambil menatap Askia.

“Oke, sekarang kita lanjutkan pembahasan tadi, 20 menit untuk mempelajari rumus Matriks ordo 2 nanti ibu akan suruh kalian maju satu persatu untuk mengerjakannya”

“Jika ada yang tidak mengerti silahkan tanyakan pada ibu” lanjut Bu Mitha.

Semua murid dikelas mulai mencoba untuk mengerjakannya, waktu 20 menit sangat cukup bagi mereka untuk mempelajari Matriks karena kelas mereka adalah kelas terfavorit yang berisikan orang-orang pintar. Berbeda dengan Askia, dia sangat santai memainkan handphone sambil menunggu pesanan yang ia pesan tadi datang.

“Ini neng pesanannya”

“Makasih mbak” ucap Askia.

Kring.... Kring...

Bel istirahat berbunyi, tepat bel berbunyi Mie ayam Askia juga sudah habis, para siswa/i mulai memasuki kantin yang awalnya sepi sekarang jadi ramai, tujuan Askia sekarang adalah ke perpustakaan untuk membaca novel. Itu sudah kebiasaan Askia sedari dulu.

Sesampainya di perpustakaan di mulai memilih novel yang akan dia baca hari ini, setelah mendapatkan novel yang dia mau dia langsung berjalan ke tempat duduk yang ada di pojok perpustakaan. Saat sedang asik membaca ponsel dia menyala menandakan ada pesan yang masuk, dia sengaja mengaktifkan mode senyap di handphonenya sebelum masuk ke perpustakaan.

Rani 🌧️
Kia
Lo di perpus?

Askia Fhira
iya
why?

Rani 🌧️
Balik ke kelas dong, mantan gw mau ke kelas

Askia Fhira
Ke taman belakang.

Askia langsung beranjak dari duduknya, dia berjalan ke arah Bu Dewi penjaga perpustakaan ini untuk meminjam buku Novel yang tadi dia baca. Setelah tanda tangan dia berlari kecil menuju Taman belakang, sesampainya di sana dia melihat Rani duduk di salah satu kursi taman dengan kotak bekal ditangannya.

“Ran, kenapa?” tanya Askia

“Tadi dia chat gue, katanya dia mau ke kelas mau jelasin kejadian 2 bulan yang lalu. Gue cape, gue mau hidup gue tenang tanpa kehadiran dia, apalagi yang perlu dia jelasin semuanya udah jelas kalau dia selingkuh sampai sampai dia udah main jauh sama selingkuhannya.”

“Udah gausah mikirin itu, sekarang lo makan aja bekal lo, gue mau ke kelas dulu ngambil dompet” ucap Askia lalu pergi dari taman belakang menuju gudang.

BRAK

Askia menendang pintu gudang yang di dalam gudang tersebut terdapat beberapa cowok yang merokok, Askia langsung berjalan ke arah cowok yang duduk santai di atas meja. “HEH ALEX, LO PUNYA OTAK GA SIH?! SADAR GA SAMA KELAKUAN LO? LO GA PUNYA MALU SAMA KELAKUAN LO?! GUE UDAH BILANG BERAPA KALI BUAT BERHENTI GANGGU HIDUP SAHABAT GUE!” bentak Askia.

“Berisik! datang datang langsung marah marah, ganggu tau ga,” ucap Arkan salah satu teman dari Alex.

“Lo diem!” tunjuk Askia pada Arkan

“Gue sebenarnya ogah nyamperin kalian, tapi teman lo ganggu ketenangan sahabat gue lagi”

“Gue ga ganggu ketenangan Rani” sentak Alex.

“Ga ganggu? Dengan lo maksa dia buat ketemuan sama lo cuman buat jelasin kesalahan lo yang jelas-jelas ada buktinya itu lo bilang ga ganggu?”

“Itu cuman salah paham!”

Mendengar itu Askia terkekeh. “Salah paham? Gue baru tau kalau salah paham tuh sampai buka baju dan ada bercak darah di seprai” ujar Askia sambil menatap Alex tajam.

Alex terdiam, itu emang benar tapi waktu itu dia dijebak oleh musuhnya.

Askia sudah tidak tahan berada disini, dia langsung berjalan keluar tetapi sebelum benar-benar keluar dari gudang dia menoleh ke belakang menatap Alex. “Jangan pernah ganggu Rani kalau lo gamau perusahaan bokap lo gulung tikar” ucap Askia sebelum benar-benar pergi dari sana.

🪐🪐🪐

Rencananya untuk ke Panti asuhan yang Rani tinggali gagal karena Ayahnya sudah pulang dari Singapura dan Ayahnya menyuruhnya untuk pulang ke rumah karena ada hal yang penting.

Saat ini dia sedang berada di kamarnya, dia baru saja selesai mandi.

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu dia membuka pintu kamarnya, “Kenapa, Mbok?” tanya Askia pada pekerja yang sudah lama bekerja di mansion ini.

“Non disuruh turun sama Tuan” ucap Mbok Marni.

“Oh iya mbok, nanti saya turun kebawah”

Setelah mbok Marni pergi dia pun kembali masuk ke dalam kamar untuk menyelesaikan pemakaian skincare nya. Setelah selesai dia langsung turun untuk menemui Ayahnya.

Dia menuruni tangga, dapat di lihat ayahnya sedang membaca koran di ruang Keluarga. Diapun berjalan ke sana dan duduk di hadapan Ayahnya.

“Ada apa, Ayah?” tanya Askia. Ayahnya mendengar itu langsung menatap anaknya, bukannya menjawab dia malah bertanya balik kepada anaknya.

“Apakah kau mau menuruti perintah ayah?” tanya seorang paruh baya yang berumur 47 tahun yang sedang duduk di sofa dan didepannya sudah ada Putrinya.

“Selagi aku bisa, kenapa tidak?”

“Pergilah ke Jakarta tinggal bersama nenek dan kakek mu di sana,” Belum juga selesai berbicara putrinya itu sudah memotong ucapannya.

“Aku ke Jakarta untuk itu? Oh ayolah ayah, Ayah tau sendiri kan aku sangat malas mendengar ocehan nenek setiap harinya” omel putri dari si pria paruh baya.

“Ck, bisa tidak kalau Ayah lagi bicara jangan langsung memotongnya, itu tidak sopan!” Mendengar perkataan ayahnya gadis itu langsung diam dan menunduk.

“Ayah menyuruh mu ke Jakarta untuk mencari orang yang sudah mencelakai Kakak kamu” lanjut pria itu.

★ TBC ☆

  Jangan lupa klik bintang di bawah ya!
♪  Jangan lupa vote & komen

Askia & KhalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang