06. Pulang bareng

29 15 6
                                    

YUHUUUU KHALANDRA UP NIHHH, JANGAN LUPA VOTE NANTI DAPAT KISS DARI KHALANDRA 😻⭐

🪐🪐🪐


Angin malam menerpa wajah Khalandra yang sibuk memandangi Bulan sambil memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu, berinteraksi dengan gadis yang baru ia kenal sampai-sampainya ia ingin membantu gadis itu. Aneh, itulah yang ada dipikirannya dia merasa aneh pada dirinya sendiri.

Lamunannya terbuyar saat suara pintu terbuka, dia menoleh ke arah pintu kamarnya yang terdapat Ayahnya yang sedang menatapnya dengan tajam.

"Kamu sudah belajar?"

"Belum, Yah"

"Belajar! Bukan malah ngelamun di sana, jangan turun buat makan malam jika kamu belum belajar"

Belajar, belajar, dan belajar! Gue juga bisa cape, gue manusia bukan robot yang harus diperintah terus sama Ayah. Jika bukan karena Ibun mungkin gue bakal pergi dari sini, demi kebahagiaan. Batin
Khalandra

"Iya"

Ayahnya pun pergi dari kamarnya, dia tidak beranjak dari tempatnya dia kembali menatap bulan tapi bukan dengan pikirannya yang tadi.

Dia menatap bulan seolah-olah ia sedang berbicara dengan sang Ibu yang sudah kembali kepangkuan Allah.

Serasa mulai tenang dia beranjak dari sana menuju pintu kamarnya untuk di kunci, lalu dia berjalan ke arah ranjang untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. "Engga makan malam ini engga bikin gue mati" pikirnya.

Sedangkan ditempat lain, terdapat seorang gadis yang tengah menonton TV sambil memakan Brownies yang ia beli tadi sore. Gadis itu memakan Brownies dengan hikmat tanpa ingin berbagi dengan tantenya yang sedari tadi menatapnya, gadis itu sedikit terganggu karena ditatap terus terusan akhirnya ia menoleh ke arah tantenya.

"Apa?"

"Lain kali kalau makan apa-apa itu tawarin ke orang lain bukan makan sendiri, nanti orang kira kamu pelit" ujar sang Tante.

Bertepatan dengan sang ART yang selalu menemaninya keluar dari arah dapur dengan satu gelas jus kesukaannya ditangan. "Mbak, mau brownies engga?" tawar Askia.

“Eh, engga. Non makan aja, mbak udah kenyang”

“Yaudah, makasih ya udah nganterin minuman aku”

Askia pun menoleh ke arah tantenya. “Tuh udah, apalagi? Aku harus bagi-bagi ke tetangga nih brownies biar ga dikatain pelit?” ujar Askia menatap tantenya dengan kesal.

Asni tak menjawab dia langsung pergi dari sana dengan perasaan kesalahannya, sedangkan Askia hanya menatap tantenya yang pergi dari sana. “Huh, berharap ku tawarkan?”

Ponsel Askia berbunyi menandakan ada panggilan telepon yang masuk, Askia pun mengalihkan pandangannya ke arah meja yang dimana ponselnya berada.

Bunda

Nama itulah yang tertera di ponselnya. Tak menunggu waktu lama dia mengangkat panggilan tersebut.

🌾🌾

“Halo, Assalamualaikum Bunda”

“Waalaikumsalam, gimana kabar kamu?”

“Alhamdulillaah aku baik, Bunda?”

“Bunda juga baik, sayang. Oh iya, Bunda sama Ayah mau ke Jakarta minggu depan”

“SERIUS BUNDA?”

“Serius, yaudah Bunda tutup telpon-nya ya. Kamu belajar benar di sana, jangan ceroboh, gegabah dalam hal apapun, paham?”

“Paham Bundaku”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Askia & KhalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang