03. Jakarta

60 38 21
                                    

Happy Reading


Askia sudah sampai di Jakarta, saat ini dia sedang menunggu jemputan. Tak lama kemudian sebuah mobil berhenti di hadapannya dia langsung masuk ke dalam tanpa menunggu lama, dia ingin beristirahat sebentar lalu pergi bersama teman-temannya.

Perlu waktu 1 jam untuk sampai di mansion milik Kakek dan neneknya, di perjalanan tadi dia sempat mampir ke toko kue favorit Neneknya. Kini dia berada di ruang keluarga, bukan hanya dia dan nenek kakeknya yang ada di sana tetapi tantenya yang paling di tidak sukai pun ada.

Kalau gini mending gue tinggal di Apart, malas banget gue ama nih lampir satu.”  batin Askia.

“Gak kerasa kamu udah besar aja ya, sekarang udah berani warnain rambutnya padahal waktu kecil gamau. Saran tante sih kalau pilih warna rambut tuh yang natural aja jangan yang mencolok banget warnanya” ucap Tante Asni.

“Emang kenapa sih, lagian kan yang di warnain rambut aku kenapa tante yang pusing, terserah Askia dong mau warna apa.” sinis Askia.

“Tante cuman ngasih tau aja”

“Kek, bulan lalu tuh tetangga aku yang di Bogor tuh ada yang meninggal tau” cerita Askia.

“Karena apa? Sakit?” tanya Kakek

“Bukan, tapi dia tuh meninggal gara-gara DIA TERLALU NGURUSIN hidup janda di kompleks sebelah, padahal hidup dia aja kaga beres.” Askia menekan 'DIA TERLALU NGURUSIN' sambil melirik tantenya dengan sinis.

“Udah lah, aku mau istirahat dulu.” ucap Askia lalu berjalan menaiki tangga.

Setelah Askia meninggalkan ruang keluarga, tantenya itu langsung menatap kedua orangtuanya dengan tatapan penuh tanya. “Ma, maksud Askia tadi apa?” tanya Tante Asni.

Mendengar pertanyaan itu kakek dari Askia langsung menatap anaknya, “Kamu terlalu ikut campur dalam kehidupan dia, biarkan saja lagipula orangtuanya saja tidak memarahinya. Kamu hanya saudara tiri dari mama Askia, jangan sampai kamu berantem dengan kakakmu, kamu tau sendiri kan bagaimana kakakmu itu” ujar Kakek lalu beranjak dari tempatnya.

“Jangan sesekali kamu mencari masalah dengan Askia, Asni.” sahut Nenek sebelum pergi menyusul kakek ke kamar.

“Sebenarnya ada apa ini? Dulu Askia tidak bersikap begitu kepadaku, dan kenapa mama memperingati ku untuk tidak mencari masalah dengan Askia? Aneh.”  batin Asni.

Sedangkan di lantai dua, lebih tepatnya kamar Askia. Anak itu sedang sibuk menyusun skincare nya dan barang yang lain, soal bajunya dia belum memasukkannya kedalam lemari mungkin dia akan membereskannya jika sudah pulang dari rumah temannya.

Skincare nya sudah tersusun rapi di meja rias, dia pun merebahkan tubuhnya ke ranjang, di memejamkan matanya hingga masuk ke alam mimpi.

Jam sudah menunjukkan pukul 15.20, Askia masih belum bangun juga dari tidurnya sehingga suara notifikasi dan telepon berhasil mengusik tidurnya yang sangat nyenyak.

Tania.

Nama itulah yang terpampang jelas di handphonenya, Askia segera mengirimkan pesan kepada Tania untuk menunggunya. Setelah selesai Askia langsung bangun dan berjalan ke kamar mandi.

🪐🪐🪐

Cafe Osaka, disinilah teman-teman Askia berkumpul mereka semua sedang menunggu Askia untuk melepas rasa Rindu mereka. Awal mereka bertemu saat Tania dan yang lain ke Bogor lebih tepatnya kerumah Tante Tania yang tinggal tak jauh dari kompleks Askia tinggal, saat itu mereka semua sedang joging dan tidak sengaja bertemu dengan Askia dan Rani yang juga sedang joging, pertemanan mereka sudah cukup lama, yaitu 3 tahun.

Askia & KhalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang