8. Giok yang Retak

956 78 9
                                    

Gusu sangat dingin saat malam hari dan Lan Xichen tidak ingin kedua 'tamu' itu merasa tidak nyaman dan terabaikan. Mengingat Wei Wuxian yang berada dalam kondisi aneh dan Jiang Cheng yang dipenuhi amarah, Lan Xichen memberikan keduanya tempat untuk beristirahat. Setidaknya, mereka bisa menenangkan diri sebelum pulang ke Yunmeng.

Namun, sepertinya kebaikan Lan Xichen tidak digunakan dengan baik; Jiang Cheng tetap berada di luar dan sesekali mengintip ke arah tempat hukuman, sedangkan Wei Wuxian tidak mungkin betah berada di kamar, apalagi ini adalah Gusu!

"Wei Wuxian, ayo pulang. Lan Wangji sudah mendapat hukumannya." Jiang Cheng datang dari balik pintu dengan raut wajah puas.

Pemuda berpakaian ungu itu tidak mendapati saudara seperguruannya di dalam kamar. Jiang Cheng memasuki ruangan itu lebih dalam, melirik ke segala arah.

"Wei Wuxian itu ... ke mana dia malam-malam begini?!" Jiang Cheng memegang pelipisnya.

Mata pemuda itu membulat. "Jangan-jangan ... dia menemui Lan Wangji?!"

Jiang Cheng langsung kembali ke luar, mencari Wei Wuxian di sekitar kamar.

"Wei Wuxian!" panggil Jiang Cheng lagi.

"WEI WUXIAN!"

"WEI-!"

Pemuda berpita merah tiba-tiba datang dari balik semak-semak sambil menutup telinganya. Itu adalah Wei Wuxian.

"CUKUP! Lama-lama telingaku rusak karenamu!"

"Apa yang kau lakukan di semak-semak pada malam begini?!" tanya Jiang Cheng sambil mendekatinya.

"Ada kelinci," jawab Wei Wuxian sambil memperlihatkan kelinci putih yang ada di semak-semak itu.

"Jangan melakukan hal bodoh, ayo kita pulang ke Yunmeng, aku sudah memanggil semua pengawal." Jiang Cheng menarik tangan lawan bicaranya.

"Tidak. Aku akan menunggu Lan Zhan." Wei Wuxian menahannya.

Jiang Cheng membulatkan matanya tidak percaya. "Hah?! Kau gila? Kau masih tetap ingin bersamanya?!"

"Ya, karena aku adalah sahabatnya. Aku tidak akan membiarkannya menderita sendirian karena kesalahanku. Aku akan tetap di sini," jawab Wei Wuxian.

"Kau tidak salah, memang dia yang kurang ajar!" Jiang Cheng semakin mempererat pegangannya.

"Oh, atau mungkin kau sangat bahagia berada di Gusu dan tidak ingin kembali ke Yunmeng?" tanya Jiang Cheng.

"Bukan begitu! Aku tetap di Gusu sampai kondisi Lan Zhan membaik," ucap pemuda berpita merah itu.

Suara Jiang Cheng meninggi. "WEI WUXIAN!"

"Pulanglah lebih dulu, Jiang Cheng. Kakak pasti khawatir." Wei Wuxian tersenyum kecil sambil melepaskan tangannya dari Jiang Cheng.

Pemuda Jiang itu membulatkan matanya, tetapi perlahan rautnya melunak.

"Cih."

Malam itu, Jiang Cheng dan para pengawal benar-benar pergi dari Gusu untuk kembali ke Yunmeng. Sebelumnya, dia berpamitan dengan Lan Qiren dan Lan Xichen untuk keformalitasan.

Jiang Cheng berbisik sambil melihat keluar jendela kereta kuda yang dia naiki. "Wei Wuxian, kau semakin aneh."

***

Pagi tiba, Wei Wuxian keluar dari kamarnya. Pikiran pemuda itu tertuju pada Lan Wangji yang dihukum.

Kemarin malam dia memohon pada Lan Xichen agar bisa dipertemukan oleh Lan Wangji, tetapi Wei Wuxian tidak diberikan izin. Saat malam, tidak boleh ada yang berkeliaran ke luar kecuali yang bertugas untuk menjaga.

Blessing 🔞 (Wangxian Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang