9. Perahu Pulang

805 69 6
                                    

Wei Wuxian membuka pintu kamarnya, membiarkan udara di dalam terganti. Burung-burung berkicau, kelinci-kelinci sudah terlihat keluar dari sarang untuk mencari makanan.

Dua hari berlalu sejak Jiang Cheng meninggalkannya di Gusu. Namun, ternyata hidupnya berjalan baik-baik saja di sini. Lan Qiren tidak memarahinya walau dia keluar tengah malam kemarin, Lan Wangji pun begitu.

"Hari ini lebih dingin dari kemarin," ucap Wei Wuxian, lalu menghirup udara banyak-banyak dan menghembuskannya.

"Wei Ying." Seorang pemuda datang mendekatinya, itu adalah Lan Wangji.

"Hm?"

"Kau yakin pulang hari ini?" tanya Lan Wangji.

Wei Wuxian tersenyum tipis, kepalanya mengangguk-angguk. Benar, hari ini dia akan kembali ke Yunmeng karena Lan Wangji sudah terlihat lebih baik. Barangnya sudah terkemas rapi dan siap berangkat. Walau sudah ditawari untuk diantar pengawal-pengawal Gusu, Wei Wuxian memilih untuk pergi sendiri. Tentu saja Lan Wangji khawatir.

"Kau jangan merindukan aku, ya," goda Wei Wuxian dan setelah itu tertawa lepas.

Lan Wangji tersenyum tipis. "Tidak bisa, aku pasti akan ... merindukanmu."

Wei Wuxian menghentikan tawanya dan membuat ekspresi aneh. "Oh, Lan Zhan, kau romantis sekali. Namun, entah mengapa aku agak geli mendengarnya."

Lan Wangji cemberut dan mengalihkan pandangannya.

"Hahaha!"

Sebuah suara pria tiba-tiba terdengar. "Kedua calon mempelai sepertinya rukun sekali."

Itu adalah Lan Xichen.

"Kakak ..."

"Oh, Zewu-Jun!"

"Tuan Muda Wei, keluarga Lan akan segera datang ke Yunmeng untuk mengurus pernikahan. Sekarang ini kami sibuk mencari dokumen, kuharap keluarga di sana bisa mengerti," ucap Lan Xichen dengan lembut.

"Tidak apa-apa, Zewu-Jun. Kuyakin Jiang Cheng juga tidak terlalu memikirkan ini. Dia hanya sibuk dengan tugasnya sebagai kepala klan," jelas Wei Wuxian.

"Haha, kuyakin tidak begitu."

Lan Xichen menatap adiknya. "Wangji, antarlah Tuan Muda Wei. Aku khawatir jika sampai terjadi sesuatu."

"Baik, Kak," repons Lan Wangji.

Wei Wuxian menggeleng-geleng. "Ah, tidak perlu sampai meminta Lan Zhan untuk mengantarku. Punggungnya pasti masih sakit, aku tidak boleh membebaninya lagi."

"Punggungku tidak sakit," Lan Wangji menjeda, "aku akan mengantarmu."

"Haaah, Lan Zhan keras kepala," ucap Wei Wuxian.

"Perjalanan akan panjang, kuharap kalian sampai dengan selamat." Lan Xichen memegang pundak keduanya.

"Baik! Terima kasih karena mengizinkanku tinggal di sini, Zewu-Jun." Wei Wuxian memberi hormat.

"Sama-sama."

***

Wei Wuxian dan Lan Wangji berangkat pukul sembilan pagi. Sebelumnya, mereka izin kepada Lan Qiren. Kagetnya, pria tua itu tidak berkomentar apa-apa dan langsung mengizinkan.

Wei Wuxian tahu Lan Qiren tidak menyukai dirinya, tapi sepertinya kini Lan Wangji juga tidak disukai. Pemuda berpita merah hanya bisa menghela napas berat, jalan yang diambil benar-benar susah. Namun, menurut Wei Wuxian, ini adalah cara terbaik. Dia seharusnya memberitahu Lan Wangji sebelumnya tentang menjadikan pemuda itu sebagai ayah bayinya. Mulut Wei Wuxian memang harus dipaku sekali-sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blessing 🔞 (Wangxian Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang