2. Matahari yang Tenggelam

818 82 1
                                    

Setelah rencana dioperasikan, Klan Wen semakin lemah dan terpojok. Ini sudah seminggu semenjak Jiang Cheng dan Lan Wangji mulai melakukan penyerangan di Yiling, tetapi mereka masih belum menemukan tanda-tanda Wei Wuxian. Namun, mereka menemukan beberapa hal aneh, seperti; Klan Wen yang mati dengan cara-cara misterius dan kertas-kertas pengusir arwah yang berada dimana-mana.

"Kepala Klan! Kepala Klan!" salah satu pengawal Jiang Cheng berlari dengan wajah yang tidak sabar untuk mengatakan sesuatu.

Lan Wangji menatap pengawal itu untuk menunggu informasi yang akan diberikan, dia sangat berharap bahwa itu tentang Wei Wuxian.

Jiang Cheng melirik dari ekor matanya. "Apa?"

"Kami menemukan jejak Wen Chao dan Wen Zhuliu!" ucap pengawal itu.

Jiang Cheng tersentak. "Dimana?!"

"Mereka ada di Yunmeng," pengawal itu menjeda sebentar, "sebaiknya kita cepat ke sana sebelum mereka berpindah tempat!"

Lan Wangji dan Jiang Cheng langsung menyiapkan pasukan untuk pergi ke Yunmeng. Waktu semakin gelap, tetapi itu tidak memadamkan semangat mereka untuk melawan.

Setelah beberapa saat, mereka sampai di sebuah rumah yang gelap. Pengawal itu yakin bahwa Wen Chao dan bawahannya bersembunyi di sana. Jiang Cheng dan Lan Wangji menahan keinginannya untuk mendobrak masuk karena ingin memata-matai dari luar dahulu.

"Itu Wen Zhuliu!" bisik pengawal Jiang Cheng.

"Cih ... Bagaimana kalau kita buntuti dari atap saja? Sepertinya tidak akan ketahuan jika ingin langsung serang," ucap Jiang Cheng pada Lan Wangji.

"Mn." Lan Wangji bergegas mengatur posisi.

"AAAAAH! HANTU! WEN ZHULIU, ADA HANTU!"

Suara teriakan itu berasal dari dalam rumah. Tidak salah lagi, itu adalah suara Wen Chao.

Jiang Cheng membongkar satu atapnya dengan hati-hati, melihat keadaan di dalam rumah yang amburadul; Wen Chao melempar-lempar barang ke segala arah, seperti ingin mengusir sesuatu.

Wen Zhuliu hanya diam, lalu mengambil isi dari bingkisan yang dia bawa.

"Tuan Muda, makanlah dulu," ucap Wen Zhuliu sambil menyodorkan makanan di depan Wen Chao.

Jiang Cheng dan Lan Wangji merasa ada yang aneh dari Wen Chao, laki-laki itu biasanya tidak menutup tubuhnya dengan tudung hitam dari kepala hingga kaki.

"Tidak! Bisa-bisanya kau tenang di saat seperti ini, Wen Zhuliu! Bunuh hantu itu! Lindungi aku!" suruh Wen Chao sembari menepis tangan bawahannya hingga makanan itu berserakan di lantai.

"Tuan Muda, hantu memang sudah mati, bagaimana bisa aku membunuhnya ...?"

"Kau konyol!"

Tiba-tiba, lilin-lilin yang menyala di ruangan itu padam, aura gelap semakin pekat, dan angin semakin besar. Wen Chao kembali berteriak ketakutan sembari memeluk bawahannya.

"Itu dia! Itu dia! Lindungi aku, Wen Zhuliu!"

"Aku tidak tahu kalau kau suka pilih-pilih makanan, Wen Chao."

Seorang pemuda dengan pakaian hitam dan pita merah muncul tiba-tiba, di sekitarnya penuh aura gelap. Pemuda itu membawa sebuah seruling hitam dengan hiasan giok.

"Suara ini ... terasa familiar," bisik Jiang Cheng.

"HANTU! HANTU! WEN ZHULIU, BUNUH DIA!" jerit Wen Chao.

"Huadan Shou, kau pikir bisa melindunginya dariku?" tanya pemuda berpakaian hitam itu dengan nada meremehkan.

"Tidak tahu bila tidak dicoba!" Wen Zhuliu dengan cepat berlari ke arah lawannya.

Blessing 🔞 (Wangxian Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang