1. Muara dari Segala

1.4K 91 0
                                    

"Itu Wei Wuxian! Tangkap dia!"

Suara-suara gaduh memenuhi restoran, membuat orang-orang menjadikan Wei Wuxian sebagai pusat perhatian. Laki-laki berpita merah itu berlari keluar, tetapi tubuhnya terlalu lemas setelah pemindahan inti emas ke tubuh saudara seperguruannya. Alhasil, Wei Wuxian ditarik kembali dan dibawa kehadapan tuan muda Klan Wen, Wen Chao.

"Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini, Wei Wuxian," ucap Wen Chao dengan wajah senang, seperti telah menemukan harta langka.

"Enyahlah," balas Wei Wuxian sembari menahan rasa sakit di tubuhnya.

"Apa yang terjadi padamu? Mengapa tidak melawan kami?" tanya Wen Chao dengan heran sembari memegang wajah Wei Wuxian agar tetap menatapnya.

Lawan bicara Wen Chao menatap benci, rasanya dia ingin merobek-robek mulut orang di depannya dan membabi buta seluruh Klan Wen yang sudah menghancurkan rumahnya. Namun, tubuh laki-laki itu sangat sakit.

"Ayo pergi dan bawa dia," suruh Wen Chao pada bawahannya.

Para bawahan Wen Chao dengan sigap mengikat tubuh Wei Wuxian, lalu membawanya keluar dari restoran. Mereka menuju bukit yang sangat tandus serta dipenuhi energi gelap, yaitu bukit pemakaman. Tidak ada yang subur di tempat itu, rasanya makhluk hidup tidak akan bisa bertahan di sana.

Wei Wuxian melihat ke segala arah, memikirkan hal yang akan dilakukan Wen Chao kepadanya. Kemungkinan hidupnya akan berakhir sangat besar. Di saat seperti ini, dia memikirkan Jiang Cheng, dia takut saudara seperguruannya itu juga ditangkap oleh Klan Wen.

"Lihat saja nanti, Wen Chao. Aku akan kembali untuk membalas dendam! Walau mati pun, aku akan tetap membalas dendam sebagai hantu!" ucap Wei Wuxian dengan lantang dan berhasil membuat Klan Wen tertawa.

"Kau lucu sekali Wei Wuxian. Apa yang membuatmu begitu marah? Kami tidak membunuh orang tuamu, kami juga tidak menghancurkan rumahmu. Itu adalah orang tua anak-anak Klan Jiang dan rumah Klan Jiang. Untuk apa kau begitu marah?" tanya Wen Chao dengan nada merendahkan.

Wei Wuxian terdiam, lalu dia bicara, "Mereka bukan orang tua asliku dan umah itu juga bukan tempat tinggalku yang semestinya. Namun, aku bisa merasakan bahwa mereka menganggapku bagian dari mereka! Entah apa yang mereka pikirkan tentangku, mereka menganggapku!"

"Oh ... jadi selama ini bingung mencari keluarga dan rumahmu, ya?" tanya Wen Chao sembari menarik rambut Wei Wuxian agar kepalanya tidak menunduk.

Wen Chao melirik ke bawah, di sana ada pusaran awan hitam pekat yang terlihat siap untuk menghisap apa pun di dekatnya. Orang-orang mengatakan bahwa tidak ada yang bisa keluar setelah jatuh ke sana, sebab itulah pusaran hitam membuat bukit pemakaman begitu terkenal.

"Akan kuberikan kau rumah dan keluarga baru yang cocok denganmu, Wei Wuxian, di alam baka." Setelah mengatakan itu, Wen Chao menghempaskan Wei Wuxian ke dalam pusaran hitam.

"HAHAHAHAHA!" Tawa Wen Chao memenuhi bukit tandus itu.

"Sekarang tinggal mencari sisa-sisa Klan Jiang yang lain."

***

"Wei Wuxian ..."

"SIAPA ITU?" Wei Wuxian telentang diantara rumput-rumput layu, segalanya gelap.

"Wei Wuxian ... kemarilah ..."

Laki-laki itu merubah posisinya menjadi bangun, lalu melihat ke segala arah. Semuanya sama, gelap. Wei Wuxian mendengar banyak jeritan-jeritan siksaan yang mungkin bisa membuatnya gila.

"Wei Wuxian ... kau ingin balas dendam, kan? ... kemarilah ..."

Wei Wuxian mencari empunya suara mistis itu, tetapi tidak ada orang lain selain dirinya di sini. Laki-laki itu berjalan terengah-engah sesuai nalurinya. Di dalam kegelapan, dia masih bisa melihat gumpalan awan hitam pekat yang sama seperti yang dia lihat tadi.

"Aku di sini ... aku ingin balas dendam ... AKU DI SINI!" jerit Wei Wuxian.

"Aku tahu kau sangat marah, Wei Wuxian ... Karena itu, aku ingin menawarkan kekuatan yang akan membuatmu bisa menghancurkan mereka."

"BERIKAN PADAKU! AKAN KUBUNUH WEN CHAO BAJINGAN ITU DAN SEMUA WEN JAHAT YANG DI DUNIA INI!" jerit Wei Wuxian sembari tertunduk di hadapan awan hitam itu.

"Tentu saja aku akan memberikanmu, Wei Wuxian .... Namun ... kau harus mengabulkan permintaanku ..."

"Apa itu? Kau ingin jiwaku? Tubuhku? Selagi kau memberiku kekuatan untuk membunuh para Wen, akan kuberikan semuanya!" ucap Wei Wuxian dengan wajah pasrah.

"Aku ingin kau ... untuk ... membawa anak ini bersamamu ..."

Wei Wuxian menatap cahaya putih yang datang menembus awan hitam itu. Seperti kunang-kunang, dia menyinari kegelapan yang ada di dekat Wei Wuxian.

"Anak ...? Kau ingin aku membawa cahaya ini?" tanya Wei Wuxian.

"Itu bukan cahaya biasa .... Karena cahaya itu akan menjadi anakmu, bersamaan dengan kekuatan yang akan kau miliki ..."

Wei Wuxian mendekap cahaya itu dengan tangannya, lalu tiba-tiba tubuhnya terasa hangat. Rasanya seperti memeluk musim semi setelah musim dingin yang panjang.

"Aku akan mengabulkan permintaanmu." Wei Wuxian menatap serius.

"Kalau begitu ... jagalah semua yang kuberikan dengan baik, Wei Wuxian ..."

Cahaya putih itu masuk ke dalam tubuhnya, lalu pandangan Wei Wuxian pun menjadi hitam.


***

Tiga bulan kemudian ...

Di daratan Qinghe, semua kepala klan berkumpul untuk membahas perburuan para Wen. Lan Wangji terlihat sangat antusias, bukan karena akhirnya bisa melawan balik Klan Wen, tetapi karena ingin mencari Wei Wuxian yang sudah hilang selama tiga bulan ini.

Dia merindukan orang itu.

Lan Wangji menggenggam erat pedangnya dan pedang Wei Wuxian. Dia marah pada Klan Wen, sangat marah. Setelah mendengar bawahan Wen Chao mengatakan bahwa Wei Wuxian dijatuhkan dari bukit pemakaman di Yiling, hati Lan Wangji seperti tertusuk seribu pedang.

"Baik, semuanya ... kita akan menyerang Qishan dan sekitarnya dalam waktu dekat, karena itu, aku akan membagi tim untuk menyerang para Wen." Nie Mingjue, kepala Klan Nie, melihat peta yang sudah ditandai bintik merah yang melambangkan pusat-pusat penyerangan.

Secara tiba-tiba, Lan Wangji mengeluarkan suara sembari memberi hormat, "Aku ingin melakukannya di Yiling."

Baru Nie Mingjue ingin membalas ucapan Lan Wangji, seorang laki-laki dengan pakaian ungu bak teratai bicara, "Aku juga ingin melakukannya di Yiling."

Jiang Cheng juga tidak kalah khawatir dengan keadaan Wei Wuxian. Semenjak turun dari gunung untuk memperbaiki inti emasnya, Jiang Cheng tidak pernah bertemu dengan Wei Wuxian. Saat itu Jiang Cheng berpikir bahwa Wei Wuxian ditangkap oleh Klan Wen dan ternyata itu benar. Wei Wuxian dijatuhkan dari bukit pemakaman dan sampai sengkarang Jiang Cheng tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak.

Nie Mingjue menatap keduanya. "Jika itu keinginan Hanguang-Jun dan Kepala Klan Jiang, aku akan menyerahkan perburuan di Yiling."

"Terima kasih Chifeng-Zun," ucap Lan Wangji dan Jiang Cheng.

Wei Ying ... tunggu aku, batin Lan Wangji.

"Aku tidak menyangka kau mengatakannya lebih dulu, Hanguang-Jun," ucap Jiang Cheng.

-TBC

Blessing 🔞 (Wangxian Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang