Acara

60 11 0
                                    

Chanyeol tiba didepan rumah mewah nan megah seperti istana. Ada satu mobil yang terparkir di depan garasi rumahnya. Ia berpikir jika mobil itu adalah milik sang ayah yang baru saja di beli. Merasa penasaran ia segera masuk untuk bertanya pada orang tuanya.

Akan tetapi langkahnya terhenti ketika ada seorang pria dan wanita paruh baya keluar dari dalam rumahnya. Namun meraka bukanlah orang tua Chanyeol, melainkan rekan kerja sang ayah.

"Ah... Itu dia putraku sudah datang." semua mata tertuju pada Chanyeol yang berdiri dengan santai di depan mereka. "Wah... Anakmu sangat tampan sekali, ku harap kita bisa besanan." celetuk rekan kerja sang ayah. Mendengar hal itu Chanyeol tidak perduli ia memilih masuk meninggalkan mereka semua.

"Besok aku kalian datanglah ke rumahku untuk makan malam, dan juga ajak putramu siapa tau bisa berjodoh dengan putriku." sebuah ajakan dari rekan kerja kyuhyun tidak bisa di tolak. Semua karena mereka sudah baik, untuk Chanyeol mungkin bisa di paksa sedikit agar mau ikut. "Ya baiklah, tunggu besok kami akan datang." jawab Kyuhyun santai.

Pertemuan mereka berakhir malam ini. melihat kepergian mereka kedua orang tua Chanyeol masuk untuk beristirahat. Merasa lelah, mungkin besok mereka baru akan memberi tahu putra keduanya itu. Tidak mungkin mereka menolak ajakan itu, sedangkan rekan kerjanya sudah baik selama ini. Mungkin dengan hal ini persahabatan mereka akan semakin erat, dan bisa menolong satu sama lain.

♡~~~~~♡

Hari menjelang pagi Seungwan bangun lebih awal, ia semangat untuk menempati tempat barunya. Setelah sekian purnama akhirnya ia tinggal sendiri tidak di tempat ini. Tidak perduli jika nantinya akan di awasi yang terpenting ia bisa bebas untuk jalan-jalan atau kemana pun tanpa ijin.

Semua pakaian Seungwan sudah tertata rapi di koper beserta mak up dan gaun untuk bekerja. Merasa sudah bersih tidak ada lagi yang tertinggal, ia segera keluar menemui pemilik club ini untuk mengantarkan ke rumah barunya.

Salah satu pengawal mengantarkan Seungwan menuju rumah kecil yang tak jauh dari tempat kerjanya. Awalnya ia sempat di tawar i apartemen, tetapi Seungwan menolak lebih memilih tinggal di rumah kecil.

"Masuklah Nona," perintah pengawal bosnya. Tidak ingin terlalu lama berdiri Seungwan segera masuk kedalam sesuai perintah.

Hanya 15 menit mereka menempuh perjalanan, terlihat rumah sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya 15 menit mereka menempuh perjalanan, terlihat rumah sederhana. Namun begitu mempesona membuat Seungwan terpukau, kedua matanya tidak bisa berkedip menatap kagum tak henti pada rumah pemberian bosnya. Niat awal yang ingin kabur, hari ini ia urungkan dimana dirinya teringat rumah lama yang pernah ia tinggal bersama sang ibu.

"Wah... rumah ini sungguh bagus, sederhana."ucap Seungwan masih terpukau. "Ini kuncinya nona, jangan lupa area rumah ini awasi jangan coba-coba pergi dari sini." balasnya. "Iya kau tenang saja aku tidak akan kemana-mana. Lagi pula rumah ini sudah cukup dan aku bisa melakukan apapun." jelas Seungwan. Membawa koper masuk tanpa memedulikan orang yang sudah mengantarnya.

Melihat seisi rumah barunya cukup bagus dan sederhana seperti dirinya. Banyak debu bertebaran mengingat jika rumah barunya ini sudah sangat lama tidak berpenghuni. Semua perabotan dan peralatan di rumah ini tertutup rapi dengan kain putih. Ada meja, sofa, lemari,tv dan barang elektronik lainya.

Hari ini ia akan di buat lelah membersihkan tempat tinggal barunya ini. Seungwan berjalan menuju kamar miliknya tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia segera masuk untuk meletakkan koper miliknya segera membersihkan semua agar bisa beristirahat sebelum bekerja.

Melihat jam dinding yang bertengger di atas sudah menunjukkan pukul 10 pagi, masih ada banyak waktu untuk merapikan lalu membeli kebutuhan selama satu bulan.

♡~~~~~~♡

Di lain tempat pria bertubuh tinggi, kulit putih yang tak lain adalah Chanyeol sedang melihat kearah jendela sambil memegang handphone mendekatkan pada telinga kanan, untuk mendengarkan seseorang berbicara. Entahlah ada rasa bosan terlihat dari raut wajah Chanyeol, mendengar orang itu terus berbicara.

"Kau harus bisa datang malam ini, karena Ayah tidak ingin mengecewakan teman Ayah." ucap orang dari seberang yang tak lain Kyuhyun Ayah kandung dari Chanyeol. "Entahlah, jika pekerjaanku sudah selesai akan ku usahakan datang. Tetapi jika aku masih sibuk, Ayah harus bisa mengerti." jawab Chanyeol.

Merasa sudah malas ia segera mematikan panggilan tersebut. Sehingga membuat sang Ayah marah melihat perilaku sang putra, tidak biasanya Chanyeol akan melawan dan malas jika orang tuanya sudah menyuruh atau meminta. Tapi kali ini ia justru tidak ada minat untuk acara yang di adakan oleh teman ayahnya.

Mungkin ia tahu tujuan apa mengadakan makan malam jika bukan untuk sebuah perjodohan. Mungkin karena dirinya yang sudah lama belum memiliki kekasih. Chanyeol merebahkan tubuhnya di sofa ruangan, memijat kepala perlahan untuk menghilangkan rasa pusing yang mendadak menyerang dirinya.

Belum 5 menit Chanyeol memejamkan mata suara ketukan mengganggu dirinya saat sedang beristirahat. "Maaf Tuan, ada tamu bolehkah kami masuk?" ucap Doyoung sekretaris pribadinya. "Masuklah,"jawabnya.

Belum juga pintu terbuka seorang pria masuk lebih dulu membuat Doyoung menggelengkan kepala. "Chan aku bosan, Seulgi sibuk aku tidak punya teman." Suara rengekan dari sahabatnya membuat Chanyeol terduduk diam sambil menahan pusing. "Astaga, kau itu bukan anak kecil lagi, jika Seulgi sibuk itu memang tugas seorang model. Bukankah setelah menikah kau menyuruhnya berhenti, jadi biarkan saja dia sibuk sebelum menikah denganmu bayi besar."kesal Chanyeol melihat tingkah Sehun.

"Hah...kenapa kau jadi membela Seulgi, harusnya aku yang kau bela." ucap Sehun. "Kalau Seulgi sibuk biasanya kau akan pergi ke tempat dugem, kenapa tidak ke sana?" tanya Chanyeol. "Benar juga, kalau begitu malam ini kita ke sana." ucap Sehun tersenyum gembira mendengar jawaban yang di idamkan.

Dengan rasa penyesalan teramat panjang dan lebar Chanyeol merutuki ucapannya itu. Mengingat sahabatnya jika sudah datang ke tempat favorit pasti akan larut malam pulangnya. Sedangkan dirinya baru saja menimbang kan ajakan sang ayah, mana mungkin ia pergi.

"Tapi sepertinya malam ini aku tidak bisa pergi bersamamu Hun, aku ada acara makan malam yang sebenarnya malas untuk ku datangi." ucap Chanyeol melas. Mendengar tolakkan itu Sehun merasa kesal, tetapi ia bisa apa tidak mungkin memaksa sahabatnya itu.

"Memang makam malam dimana? Boleh aku ikut?" tanya Sehun. "Tidak bisa itu acara Ayahku yang pasti akan ada perjodohan lagi seperti Suho dulu." jawab Chanyeol malas. "Astaga harus kah perjodohan lagi, kita hidup di jaman modern Chan bukan jama dulu masih saja ada hal seperti itu." ucap Sehun sambil meneguk kopi yang ada di meja.

"Entahlah sebenarnya aku tidak mau, tetapi jika aku menolak pasti Ayahku kecewa dan itu akan membuatku sedikit terluka." lirih Chanyeol. "Astaga, sudah ku bilang lebih baik malam ini kau ikut aku, katakan saja pada mereka jika kau lembur dan banyak tugas, mereka pasti akan mengerti." rencana Sehun agar sahabatnya tidak seperti Suho yang harus menerima perjodohan walaupun pada akhirnya mereka saling mencintai.

Mendengar hal itu Chanyeol kembali berpikir, apakah cara itu bisa membuat kedua orang tuanya membatalkan rencana makan malam itu.

Long Night With MR ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang