"Jadi ke Vue gak, Ray?"
Tanyaku pada Raya melalui sambungan telepon,
"Jadi. Lo udah nyampe?"
"Masih ngeprint malakah gue"
"Yaudah, nanti lo langsung dateng aja ke Vue, Dira udah nungguin disana soalnya"
"Lah, sama siapa dia disana?"
"Sendiri, gada temen"
"Terus lo mau kemana dulu ini?"
"Gue udah on the way"
"Udah nyampe mana?"
"Kamar mandi"
"Kontol"
"HAHAHAHAAHA"
"Kasian cewe lo, bego"
"Tadi Dira ngajak gue ketemu, tapi gue baru banget bangun tidur, dianya udah duluan ke sana. Gue minta tolong temenin dia dulu, Vid, Ini gue sekalian mau ajak yang lain juga"
"Belom lo kasih tau?"
"Belom"
"Hadeh.. Iye dah"
Hari ini tepatnya pada pukul setengah 5 sore, kami mengadakan acara kumpul dadakan di sebuah Cafe tidak jauh dari Kampus. Karena tugas kuliahku juga sudah selesai dan tidak memiliki kegiatan lain alias Free, jadi aku bisa menyanggupi ajakan tersebut. Selesai membayar pada penjaga warnet, aku segera meluncur ke tempat tujuan, membelah kemacetan di jalanan sorr yang begitu padat.
Perjalanan yang kutempuh tidak memakan waktu terlalu lama, hanya berjarak beberapa meter dari warnet tempatku berasal. Sesampainya disana aku memesan satu minuman kemudian mengedar pandangan ke sekitar untuk mencari sosok Indira yang telah menunggu seperti kata Raya. Tidak menjumpai di dalam Cafe, aku pun mencarinya sampai keluar, dan akhirnya mendapati Indira sedang duduk sendiri di meja paling pojok sambil berfokus pada ponsel di genggaman.
Menghampiri Indira yang tidak menyadari kedatanganku, aku pun segera menyapanya...
"Hai""Eh, David. Haii!!"
"Nungguin lama?" Tanyaku sembari menarik kursi, duduk berhadapan dengannya.
"Ngga juga hehe.." Jawabnya dengan tawa kecil sembari menyipitkan mata.
"Kamu ke sini sama siapa?"
"Tadi naik Grab"
"Ohh.."
Selang beberapa menit berbincang, seorang barista perempuan datang menghampiri mejaku, memberikan pesanan lalu pergi begitu saja. Kembali mengalihkan pandang kepada Indira, aku seketika menjadi bingung mau membahas apa. Basa-basi sudah terlalu mainstream bagiku pribadi.
Melihat kejadian ini, aku jadi ingin bercerita sedikit. Semenjak kejadian malam itu, aku dan Indira tidak pernah bertemu lagi secara langsung, bahkan kita berdua tidak saling berinteraksi satu sama lain, baik melalui pesan sekalipun. Pertemuan mendadak ini menjadikan kali pertama bagi kita berdua bertemu kembali. Perasaan canggung tentu ada, dan itu yang sedang kurasakan saat ini. Namun entah bagaimana dengan Indira, apakah dia merasakan hal yang sama sepertiku atau tidak, karena pada dasarnya Indira itu adalah orang yang sangat pendiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET BETWEEN US PART 2
Fiksi PenggemarKukira, kehidupan yang kujalani ini tidak akan ada habisnya. Tapi nyatanya aku salah, semua yang kuharapkan sirna begitu saja, tidak sesuai dengan ekspetasiku. Semuanya hilang digantikan oleh kehidupan yang tidak pernah kuduga.