Chapter 8

308 32 1
                                    

Jangan lupa like and comment!
Sangkyuu

.

©Masashi Kishimoto

.

.

.

.

.

Sakura POV

Aku bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan Sasori?

Saat kami tak sengaja berpapasan dikoridor dia langsung berbalik arah. Saat aku melontarkan senyum padanya, dia justru membuang muka. Begitu pun saat aku mencoba menghubunginya dan bertanya mengenai kabarnya, telepon ku sama sekali tidak diangkat. Begitu pula dengan puluhan pesanku yang tak satupun ia balas.

Dari situ, aku pun sadar kalau dia menghindariku. Dan itu sangat menyiksaku.

Memangnya aku ada salah apa hingga dia menjauhiku seperti itu, hah?

Ditambah pria pantat ayam menyebalkan yang terus mengawasi setiap gerak-gerikku membuatku merasa semakin tertekan. Dan yang membuatku merasa jengkel adalah... Bibirku ini sudah seperti makanan sehari-harinya.

Shannarou! Dia memperlakukanku seperti Jalang, sialan.

Bagian yang paling menyebalkan dari semua itu, adalah aku yang tidak pernah bisa menolak setiap ciumannya. Aku membenci diriku sendiri!

Tapi, bukankah itu terasa normal untuk seorang wanita untuk terpesona oleh seorang pria yang errr... Kuakui dia itu memang tampan. Untuk hal ini aku tidak bisa membohongi diriku sendiri.

Tapi, haahhhh... Rasanya begitu frustrasi.

"Ada apa, Forhead?"

Perkataan Ino menyadarku, segera saja aku menghentikan kegiatanku sebelumnya—mengacak-acak rambutku frustasi. Aku belum menceritakan semua yang terjadi antara Aku, Sasori dan si pantat ayam itu. Jadi wajar saja jika Ino bertanya.

"Ah, tidak apa-apa." Kataku mencoba untuk mengelak.

Akan tetapi, melihat Ino yang justru melipat tangannya didepan dada dan memandangku dengan tajam membuatku yakin jika Ino tidak percaya dengan perkataanku.

"Kau tidak bisa berbohong padaku, Forhead. Kita ini bukan teman baru kemarin yang baru kenal beberapa hari atapun beberapa bulan. Tapi bertahun-tahun." Tekan Ino membuatku bungkam.

Aku menarik nafas pelan. "Aku memang tidak bisa berbohong padamu, Ino-Pig. Jujur saja aku memang sedang bingung, dan... sedikit frustasi." Kataku lemah.

Ino mengambil kedua tanganku dan menggenggamnya erat. "Kau ada masalah? Bagi denganku, Forhead." Ino menatap dalam pada mataku. Ia sungguh-sungguh. "Jika kau tidak membaginya denganku, aku merasa sangat gagal menjadi sahabatmu."

Perlahan Ino menundukkan kepalanya, helaan nafas pelan terdengar dari mulutnya. "Aku tidak ingin menjadi sahabat yang hanya ada saat kau senang. Aku juga ingin menjadi sahabat yang ada saat kau sulit."

"Persetan untukku, Pig! Sejak kapan kau bisa bicara sebijak itu? Aku jadi terharu dengan ucapanmu." Ucapku seraya menghapus air mata yang telah menumpuk dipelupuk mataku. Bahkan, beberapa ada yang sudah jatuh melalui sudut pandangku.

Untung saja semua orang sedang beristirahat. Yeah, kecuali si Nanas ketua kelas yang sedang menjelajahi alam mimpi.

Trik

AKUMA [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang