Chapter 4

485 52 2
                                    

Jangan lupa tinggalkan like dan komen
Sangkyuu

.

.

.

©Masashi Kishimoto

.

.

.

.

.


Naruto menatap bosan Taman Rumah sakit. Dia benar-benar telah seperti setrikaan yang tak terus berjalan dan kembali ke tempat semula dan terus seperti itu.

Setelah kejadian di UKS, Naruto terus menunggui Sakura. Dia tidak masuk kedalam ruangan Sakura dan hanya menungguinya diluar. Dan kini, bocah kuning itu benar-benar kesepian atau lebih tepatnya ia merasa bosan.

Karena menjaga Sakura pun, Sakuranya tidak bisa diajak bicara karena gadis itu masih belum sadar dari pingsan nya.

Mengenai Sakura sendiri, Naruto dengar muntah darah yang sempat gadis itu alami disebabkan oleh Gastroesophageal reflux disease (GERD) nya yang kambuh akibat stress berlebihan.

Naruto sih mengertinya begitu, sisanya ia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Dokter. Lagi pula, itu pun ia mengerti setelah Sasuke mengatakannya kembali padanya dengan cara lebih sederhana lagi. Tentunya dengan sedikit paksaan, sebelum akhirnya Sasuke mengatakannya dengan malas.

Berbicara tentang Sasuke, pria itu selalu saja menghilang tanpa jejak. Seperti Jailangkung—Hantu dari film yang pernah Naruto tonton bersama Hinata—Datang dan pergi begitu saja.

Sedangkan Ino, gadis itu sedang pergi membeli makan untuk mengisi perut mereka, mengingat mereka belum makan apapun sejak tadi siang.

Begitulah mengapa Naruto bisa berakhir mati kebosanan dengan hanya ditemani oleh perut yang bergejolak minta untuk segera diisi.

Sejenak Naruto terdiam saat sebuah pertanyaan yang terasa janggal, tiba-tiba hinggap diotaknya yang lemot.

"Kenapa si Teme peduli dengan si Pingky?" Tanya Naruto pada dirinya sendiri sambil memiringkan kepalanya bingung. Kenapa ia baru memikirkannya sekarang?

"Kau ini seperti orang idiot saja."

Mendengar ucapan itu, Naruto yang semula berpikir dengan kalem, langsung dibuat siap untuk meledak-ledak karenanya. Hei, siapa yang berani mengatai seorang Uzumaki Naruto seperti itu? Bahkan kekasihnya sendiri saja—Hinata—tak pernah berkata seperti itu padanya.

"Apa kau bilang?" Darah Naruto benar-benar telah mendidih diujung kepalanya.

"Kubilang kau Idiot. I-D-I-O-T!" Sahut gadis yang menjadi lawan bicara Naruto sambil menekankan kata idiot dan mengejanya secara perhuruf, jelas jika sedang meledek Naruto.

Bagai menabur bensin diatas api, emosi Naruto langsung tersulut bersamaan dengan sikap pede tingkat dewanya yang ikut terbawa keluar.

"Kau ini tidak tahu aku, hah? Aku ini orang paling disegani oleh seisi Konoha High School." Naruto bangkit dan membusungkan dadanya dengan bangga, menunjukan betapa terhormatnya ia. "Jadi, kau jangan berkata sembarangan pada orang Uzumaki Naruto ini!" Shappire nya menyorot gadis tidak dikenal itu dengan tajam.

Gadis itu mendelek dan menatap pada Naruto dengan bosan. Tak lama, ia pun mendudukan bokongnya dikursi Taman yang barusan diduduki oleh Naruto.

"Siapa?" Tanya gadis itu tanpa menatap pada Naruto."

AKUMA [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang