PROLOG

173 9 0
                                    

SMK 2 BDR

Minggu ini kelas akan terisi jam kosong, karena para murid hanya perlu persiapan untuk ujian. Tidak berlaku bagi Kelas 10 DKV 2. Kelas yang di bilang terlihat elit dan solid. Bagaimana tidak? Ada dua sultan didalam kelas itu, banyak juga yang punya handphone impian para murid, belum lagi PS 5 yang sering mereka main kan jika jam kosong, dan sering nya ada acara yang diadakan di kelas.

Meski begitu banyak juga yang susah bayar kas. Seperti biasa kelas itu tak pernah tenang. Dan akan diramaikan oleh beberapa circle. Meski terlihat solid, nyatanya kelas ini terbagi menjadi enam circle. Tiga circle siswi dan tiga circle siswa.

Tiga circle siswi, siswa punya perbedaan. Ada circle pendiam, circle netral, dan circle famous.

Di jam kosong begini, kelas seketika akan ada di genggaman Bagas, karena ia akan mulai bermain PS bersama Dzaky dan Otniel. Jangan lupakan teriakan-teriakan yang selalu membuat telinga sakit. Sementara setengah dari circle mereka sudah menguasai sebagian kantin. Tentu untuk mencari target pembullyan, mereka gemar mengganggu murid-murid pendiam demi kesenangan. "Oy!! Yusuf!" Panggil Bagus. Yusuf menoleh, ia merasa ini berbahaya bagi nya. Dengan ragu ia berjalan mendekati teman-teman kelas nya. "Gak makan suf? Sini makan bareng." Yusuf tak menjawab pertanyaan dari Bagus. "Aku gak bakal ngapa-ngapain. C*k! Bisu hah!?" Bagus menaik kan nada bicara nya. Mendengar itu Yusuf sedikit terkejut ia menunduk tak berani menatap wajah Bagus sama sekali.

"Wahh bisu bener seh.. Gus, bukan nya harus di kasih paham ya biar gak buat orang kesel?" Kompor Farit yang duduk di sebelahnya sambil minum es garbis. "Kasih paham, kasih paham.." Reza ikut mengompori diikuti dengan tepukan tangan. Bagus berdiri dari duduknya. Teman-teman lainnya langsung bersorak. Mereka ikut berdiri dan keadaan kantin pun kini menyoroti mereka.

Enggan memukul wajah Yusuf teriakan Najma mampu menghentikan itu semua. "OMG!! Bagus!!?~" Kata nya dengan nada tak percaya. Reza dan yang lainnya langsung kecewa dengan kedatangan para circle famous itu, karena mereka pasti akan menyelamatkan Yusuf kali ini. Livvi berjalan ke arah kejadian di ikuti tujuh siswi lainnya. Tatapannya kini menatap Rey dengan tajam. "Ini kantin bukan kebun binatang." Bagus tak terima saat Livvi mengatakan hal itu.

"Gak usah mulai. Selama ini aku sabar-sabari buat gak mukul kamu lho, soal nya aku tau perempuan pasti bakal nyari kesalahan laki-laki." Jawab Bagus dengan nada lembut dan penuh tekanan. Livvi hanya membuang muka dan menghela nafas panjang. "Itu gak ada hubungan nya sama masalah ini. Stop ganggu murid lain, atau kalian semua terpaksa bakal aku laporin ke wali kelas. Terutama Rey."

"Wahh ketua kelas mana yang biarin temen sekelasnya dirundung? Di kantin pula." Chika berusaha menyindir Rey yang sedari tadi masih diam pura-pura tak merasa.

"Ketua kelas nya 10 DKV 2 lah~ pakek nanyak~" Lanjut Zizah di belakang Livvi. Keadaan seketika jadi perang dingin. Bagaimana tidak, dua circle yang terlihat menonjol dari kelas 10 DKV 2 tengah beradu mulut di kantin sekarang. Tentu semua yang ada di kantin melihat kejadian unik yang hampir belum pernah terjadi sama sekali.

Zizah menyuruh Yusuf agar segera pergi dari situ. Yusuf yang menurut langsung pergi menuju ke kelas. "Eh inget ya. Jangan berani bully-bully lagi kalau kas kalian aja belum pada lunas!" Ancam Chika. "Kas ku udah. Berarti boleh kan?" Jawab yang lainnya. "Eh!! Gak gitu maksudnya! Ih! Gak tau ah! Sebel! Kalian tuh ya! Dibilangin malah nyolot aja! Bubar-bubar!! Tempat nya gantian!! Sana sana!" Usir Chika. Yah~ sembilan laki-laki itu menuruti Chika untuk pergi meski mereka pergi dengan suara sorakan tak berarti.

Di sisi lain. Tepat nya di perpustakaan. Amel tertidur di sana lantaran menemani tiga temannya yang tak kenal lelah dalam urusan belajar. Dari luar, mereka melihat segerombolan murid laki-laki melewati perpustakaan. Kebisingan sempat terjadi sebentar saat mereka lewat. "Mereka rame banget gila. Buat gak fokus kalau di kelas." Kata Calista tiba-tiba. "Iya ngeselin banget anjir! Kan aku jadi gak fokus belajarnya." Lanjut Hani dengan nada bicara andalan nya. Sementara Ghea hanya menyimak dan mendengar keluhan dari dua teman nya itu.

"Hai guys~ Hari ini kita lagi ada di kantin. Sambil nonton drama. Itu yang lain pada ngantri. Najma, Najma say Hai.." Cece memberikan ipad nya pada Najma begitu saja.

"Hai~ Aku Najma. Hallo guys~ barusan ada perundungan masal yang dilakukan di sini, di kantin dan di bintangi oleh Bagus beserta kawan-kawan nya~ untung kita tadi dateng tepat waktu, Yusuf gak jadi dipukuli deh. Au~ berasa jadi super hero~ Tadi mbak Livvi keren banget~ sempat terjadi adu bachot diantara Kakak Livvi, Kakak Chika dan Bagus namun akhirnya kita yang menang yeyy~" Najma memanggil Lea yang ada disebelahnya sambil menunjukkan kamera depan pada Lea.

"Kak Lea. Apa tanggapan kak Lea terhadap perundungan yang terjadi disini tadi?" Lea mengerutkan keningnya berfikir sebentar. "... Lu pikir keren jadi tukang bully? Keren sih, tapi tidak mencerminkan sila ke-dua. Dari pada bully mending turu." Najma tertawa mendengar tanggapan dari Lea. Zizah ikut bergabung dalam video. Ia membuat banyak pose pada kamera.

Seperti perempuan pada umumnya. Mereka duduk, makan, sambil membicarakan banyak hal. Entah itu berita lagi panas-panasnya atau sesuatu yang seru atau sebuah agenda kecil. "Eh kalau dipikir-pikir, kok Nadya mau ya sama Rey? Jomplang banget gak seh? Nadya kalem lemah lembut, lah Rey? Ngerti dewe kan barang e." Kata Zizah memulai pembicaraan. "Cinta itu buta Zah." Zizah hanya berdecik mendengar jawaban dari Chika.

Namira sibuk chattingan dengan Virgie, sampai senyum-senyum sendiri sedari tadi. "Iya-iya mir, udah punya pacar." Kata Cece mendadak. Tentu hal itu membuat Namira bingung dengan Cece. "Hah? Apa Ce?" Livvi yang paham hanya menahan tawa nya. "Ooh~ Cece cemburu rek. Soal nya dia kan NT. Hahaha.." Kata Winda, semua jadi paham apa maksud tersirat dari Cece barusan.

"Lagian kamu sih gak cepet-cepet confest. Jadi keduluan kan." Livvi menambahkan. Chika setuju dengan teman sebangku nya. Bagi mereka Cece terlalu lama menyimpan perasaan. "Cinta itu bisu rek." Jawab Lea, mendengar itu mereka tertawa bersama. "Cinta lagi ada di kelas." Lanjut Najma dengan nada masih tertawa.

Cinta bersin-bersin sedari tadi. Ia curiga ada yang sedang membicarakan diri nya. "Ahg!! Sapa yang ngibahin aku?" Nadya tersenyum jahil. "Hmmm.. Raffi seh Raffi~" Mendengar itu Rani dan Sheila ikut menggoda Cinta. Sementara Cinta membuat ekspresi wajah seperti tak tau apa-apa. "A-apa sih apa sih? gak banget. Aku sih tetap sama ayang Kim Taehyung" mendengar hal itu raut wajah Nadya langsung masam.

Kelas terasa sepi lantaran yang lain keluar. "Woy anjeng anjeng anjeng!!! Wohggg!!!!!" teriak Bagas yang dibuat emosi karena game. Dari tadi pagi ia main PS. Dzaky dan Otniel tetap menemani nya sambil makan pecel. "Sepi banget. Anak-anak kemana ya?" Tanya Dzaky. "Halah paling kantin. Kalau gak lapangan basket." Jawab Otniel. Bagas mematikan PS nya. Ia mengajak Dzaky dan Otniel ke lapangan basket karena yang lain juga sedang berada disana.

Among Us (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang