BAB 4 : Si Peramal

71 8 2
                                    

“Vote aku aja rek.”
Kata Yusuf dengan senyuman. Calista menggeleng kan kepala nya tidak setuju. “Gak, maksud mu apa suf!?” Yusuf masih diam, ia menghela nafas untuk menahan air matanya. “Selama ini kalian udah baik sama aku. Aku cuma pengen tenang rek. Jadi aku minta tolong buat yang terakhir kali nya. Aku udah capek sama keadaan ku ditambah kayak gini.”

“.... Gak yuf. Kita pasti bisa, kita pasti selamat kok.” Yusuf menggeleng kan kepala nya ribut. “Aku cuma mau tenang Ca. Aku udah capek. Tolong lah. Vote aku. Aku gak mau kalian mati duluan, aku bersedia kok. Lagian aku juga udah capek, dari pada aku sakit terus.. mending...” Yusuf meneteskan air mata nya.

Rasya terdiam, ia menatap Alim dan Devan. Mereka seperti sedang memberi isyarat satu sama lain.

Rasya memilih Yusuf untuk di eliminasi

Calista mengambil handphone Rasya dan membanting nya. “Gendeng a kon hah!?” emosi nya meluap kali ini. Tubuhnya bergetar hebat, Ghea menggenggam tangan nya agar Calista tenang.

“Selagi orang nya mau, kenapa gak? Semua yang ada disini juga gak mau mati ca. Kalau kamu mau gantiin Yusuf, ya silahkan.” Jawab Rasya dengan santai. Bagus tersenyum mendengar hal itu, rasa ego disini semakin besar dan tersebar.

Calista tak bisa menjawab. Ia hanya bisa menangis karena tak bisa menepati janji nya pada wali kelas mereka untuk menjaga murid yang harus benar-benar dijaga.

Devan, dan Alim memilih Yusuf untuk di eliminasi

“Dari pada vote orang yang gak bersalah. Mending vote orang yang mencurigakan.” Farit buka suara.

“Vote aja yang menurut kalian mencurigakan. Suf, kamu juga berhak hidup. Jangan gitu lah, aku jadi terharu.” Bagus menambah kan dengan ekspresi wajah sok sedih. Digo tak paham dengan maksud kedua teman nya itu.

“Gus. Kamu kan benci aku, tolong vote aku. Aku gak pengen hidup lagi. Aku pengen tidur aja.” Bagus terdiam mendengar hal itu. Ia memegang handphone nya, menekan foto dan nama Yusuf, namun beralih ke foto Putri dan memberikan vote pada perempuan itu.

Bagus memilih Putri untuk di eliminasi

Tentu Putri terkejut dengan hal tak terduga itu. Ia merasa tak melakukan apa-apa. “... Terakhir kali awamu sok tau tentang kematian Reza. Aku jadi curiga”

Yusuf sedikit kecewa dengan pilihan Bagus. Bagus berjongkok di depan Yusuf yang terduduk dibawah nya. “Bukan berarti aku ganggu awamu iku sama dengan aku benci awamu. Aku ya masih punya hati nurani.” Jawab nya dengan senyuman sambil menepuk pipi Yusuf dua kali. Ia berdiri dan berjalan mundur beberapa langkah. 

Farit memilih Rasya untuk di eliminasi

Digo berdecik malas. Ia bingung harus mengikuti Farit atau Bagus. Rasya menghela nafas frustasi saat nama nya di pilih. “Oh curiga sama aku kah?” Tanya nya memastikan. Farit tertawa “Pakek nanyak~”

Digo bingung diantara memilih Rasya atau Putri. Akhirnya ia mengikuti Bagus.

Digo memilih Putri untuk di eliminasi

Lea memilih Rasya untuk di eliminasi

Rey memilih Rasya untuk di eliminasi

“Rek!! Plis! Pilih aku. Hiks.. aku mohon.. aku beneran, ini gak demi siapapun. Tolong lakuin ini demi aku. Aku udah capek! Kalau aku terus hidup, aku malah bakal ngerasa semakin sengsara hiks..” Teriak Yusuf. Calista mengambil handphone nya.

Calista memilih Yusuf untuk di eliminasi

Dzaky memilih Yusuf untuk di eliminasi

Among Us (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang