BAB VIII (Healthy)

645 55 7
                                    


Sinar matahari masuk melalui cela kedalam ruangan yang bernuansa putih. Bau obat-obatan menyeruak keseluruh ruangan. Seorang laki-laki terbaring diatas bangkar dengan tangan yang di infus, dan kepala serta kaki yang di perban. Matanya perlahan terbuka berusaha membiasakan retinanya dengan cahaya, menoleh kesamping kearah sofa terdapat beberapa laki-laki lain yang sedang terlelap, dia merasakan ada yang menggenggam tangannya, beralih menatap seseorang yang tengah tidur dengan posisi yang kurang nyaman, duduk pada kursi dan menyenderkan kepalanya pada pinggir bangkar rumah sakit. Tersenyum dan mengelus kepala seseorang tersebut dengan lembut. Elusan yang dia berikan ternyata sedikit mengganggu, orang itu membuka matanya dan sedikit mengusapnya.

"Matanya jangan di kucek terus, nanti sakit Nat." Natael yang baru aja sadar dari tidurnya kaget mendengar suara yang yang selama 2 hari ini dia sedikit dia rindukan. Iya Gemian coma selama 2 hari, efek dari kecelakaan dia sedikit parah, Gemian mengalami patah di tulang kaki nya. Untungnya untuk benturan pada kepala Gemian nggak begitu parah karna ada perlindungan dari helm yang dia pakai. Kalo enggak kita nggak tau nasib Gemian sekarang masih inget atau nggak sama temen-temennya dan Natael juga.

"Kak Lu udah sadar? Ada yang sakit? Bentar gw panggilin dokter dulu!" Natael memencet tombol yang ada tepat di bagian samping kasur bangkar yang Gemian tiduri dengan heboh. Gemian yang liat Natael heboh kaya gitu cuma ketawa doang, akhir nya setelah sekian lama dia bisa liat raut khawatir dari wajah Natael buat dia. Tapi masa iya dia harus sakit terus biar Natael khawatir terus sama dia. Mati dia lama-lama.

Kehebohan Natael juga ngebuat temen-temen dia yang lagi tidur jadi ikut kebangun. Dengan keadaan yang masih setengah sadar mereka segera mendekat kearah Gemian.

"Gimana keadaan lu Gem? Anjir lu tidur selama 2 hari nggak bangun-bangun kebo banget si lu." Winar sedikit ngasih tepukan pelan ke bagian perut Gemian. Gemian yang digituin ngeringis pelan.

"Win lu mah, nanya kabar si nanya kabar tapi nggak di pukul juga gw nya sakit anjir."

"Hehehe maaf."

Ketukan pintu mengalihan fokus semua orang, seorang dokter masuk dengan setelan jas putih dan stethoscope yang mengalung di lehernya. Berjalan mendekat kearah Gemian dan teman-temannya.

"Semua minggir dulu ya, Gemian biar saya periksa dulu." Dokter itu mulai memeriksa keadaan Gemian, dimulai dari detak jantung, tensi, hingga keadaan tulang Gemian. Tersenyum setelahnya.

"Keadaan saudara Gemian sudah lebih normal, namun untuk kaki masih perlu perawatan lebih, jangan terlalu sering digunakan untuk jalan jauh dulu, latihan jalan beberapa langkah dulu untuk membiasakan kaki nya, istirahat yang cukup dan jangan lupa minum vitamin yang sudah diberikan."

"Iya dok." Jawab Gemian.

"Kalau begitu saya pamit dulu semua, jaga kesehatannya ya Gemian." Dokter itu berlalu keluar dari ruang rawat Gemian. Natael kembali mendekat kearah gemian.

"Lu laper nggak kak? mau makan apa?"

" Lu juga Nat mau makan apa? biar kita aja yang beli, Gem liat tuh Natael selama 2 hari lu coma kerjakan dia cuma duduk di samping kasur lu doang, belom makan itu dia selama 2 hari ini." Satria ini cepu banget emang orangnya, Natael dari tadi udah ngasih kode biar dia diem malah tambah nyerocos aja.

"Kenapa kamu belom makan Nat? nggak laper apa?" Gemian natap wajah Natael dengan ekspresi serius, Manis nya ini nakal banget kenapa dia nggak makan sampe 2 hari coba?

"Ya udah Gw, Winar, sama Satria pergi beli makan dulu, Ayo guys." Marvel menuntun Winar dan Satria untuk keluar dari ruangan.

Kini hanya ada Gemian dan Natael, hening beberapa saat sebelum Gemian bersuara lagi.

What Do You Want?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang