BAB XIII (Justice)

518 48 1
                                    

Pagi ini mereka semua berkumpul dalam satu ruangan, suasana tegang menyelimuti kedua kubu. Pertarungan antara jaksa dan pengacara, dengan hakim yang menjadi penentunya. Natael dari tadi udah gugup nunggu keputusan. Pihak lawan masih saja terus membela dirinya yang jelas-jelas udah terbukti bersalah.

Dari kejauhan Natael bisa liat bahwa sang paman sedang menatapnya intens begitupun dengan semua angota keluarga yang lain. Tapi itu nggak bisa buat Natael gentar, dia balas mereka dengan tatapan yang nggak kalah intens, seolah-olah di mau bilang, "Kalian nggak akan bisa lolos kali ini."

Bunda yang liat anaknya lagi di selimuti api amarah menggengam tangan sang buah hati untuk memberikan ketenangan. Natael natap kearah Bunda dan kembali menormalkan emosinya.

Keadaan semakin tegang Gemian pun mulai kepancing emosi di setiap perkataannya. Sang jaksa menyuruh Gemian untuk tetap tenang. Winar yang emang anaknya emosian dari tadi udah ngeluarin semua nama hewan yang ada di kebun binatang dan kata-kata mutiara lainnya.

Hakim mulai berduskusi mengambil keputusan. Semua orang disana menegang menunggu hasil dari keputusan Hakim. Mereka berharap hukuman yang di terima bisa setimpal dengan apa yang dirasakan oleh semua korban.

Hakim mulai mengatur mic nya untuk berbicara, seluruh pasang mata menatap ke satu titik. Dengan palu di tangan kanannya Hakim memutuskan.

"Dengan beberapa kasus yaitu, pembunuhan berencana terhadap keluarga Jirocthikul, kecurangan yang mengakibatkan cidera parah pada korban, kasus penyeludupan narkoba dan memperjual belikan barang-barang illegal, serta mengambil paksa dengan permainan kotor saham dari Gemawi Star Hotel, Dengan ini kami memutuskan bahwa seluruh keluarga dari Derasun dinyatakan akan melakukan hukuman penjara SEUMUR HIDUP." Diakhiri dengan ketukan palu tanda berakhirnya sidang, keputusan hakim sudah tidak bisa di ganggu gugat. Natael dan Bunda menangis haru semua beban yang mereka tangguh hilang semua kini. Ibu dan anak itu saling berpelukan menyalurkan rasa senangnya. Dengan disisi lain keluarga Daresun terus meraung tidak terima dengan semua ini, dengan beberapa petugas di sisi kanan kiri masing-masing dari mereka berusaha sekuat tenaga agar pegangan mereka tidak terlepas.

Winar dan Mavel tertawa kemenangan dan sesekali ngeledek kearah keluarga Daresun. Satria yang ada disebelah mereka juga ikut-ikutan ngeledekin Draken musuh dia dari dulu. Gemian yang ngeliat itu cuma bisa senyum aja, ngeliat temen-temen dan kesayangan dia bahagia sebegitunya bikin dia bahagia juga. Natael tiba-tiba dateng sambil ngerentangin tangan tanda dia ingin sebuah pelukan. Gemian jangan di Tanya, dia pasti bakal terima itu dengan senang hati. Bunda yang ngeliat anaknya bisa sebahagia ini jadi makin yakin kalau Gemian emang orang yang tepat untuk menggantikan sang Ayah dalam kehidupan Natael.

Mereka masih setia pelukan nggak ada yang mau ngelepas barang sedetikpun. Natael melihat kearah Satria mengintrupsi dia buat gabung dengan dia. Dan Gemian juga mengajak para teman-temannya untuk tenggelam dalam hangatnya pelukan persahabatan.

Mereka saling merengkuh satu sama lain, menghilangkan semua beban yang ada, saling menyemangati satu sama lain untuk kisah selanjutnya. Bersama-sama melepas peluk dan saling merangkul membuat lingkaran.

"Terimakasih atas semua usaha yang udah di keluarin guys." Gemian berterimakasih dengan tulus kepada semua teman-temannya yang udah selalu ngebantu dia dalam keadaan apapun.

"Gw juga mau ngucapin makasih buat kak Gemian, kak Winar, Kak Marvel, Satria yang udah ngebantu Gw buat nyelesain masalah ini. Kalau nggak ada kalian mungkin Gw masih nggak bakalan bisa buat nyelesaiin ini semua."

Mereka saling menguatkan satu sama lain, dan tertawa bersama-sama setelahnya.

"Gimana kalu kita ngerayain ini semua? Gemian yang traktir!" Gemian yang denger ucapan Winar langsung mukul belakang kepalanya.

What Do You Want?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang