Akhirnya hari yang menyenangkan telah tiba. Hari ini Wonyoung akan pergi study tour yang di adakan oleh sekolahnya. Gadis itu sekarang terlihat sangat rapi dengan ransel biru di punggungnya. Rambut panjangnya terikat rapi di belakang. Tidak lupa juga membawa kamera kecil kesayangannya yang sudah tergantung di lehernya. Dan sekarang ia sedang berbaris rapi di lapangan sekolahnya, menunggu giliran untuk masuk ke dalam bus.
Wonyoung dapat melihat barisan murid kelas lain dari jauh yang juga memilih tempat study tour yang sama. Salah satu murid laki-laki di sana ada yang tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Wonyoung. Itu Park Sunghoon.
Wonyoung balas tersenyum, juga melambaikan tangannya. Tetapi tiba-tiba Wonyoung merasa sedikit sedih. Sepertinya ia tidak akan berangkat di bus yang sama dengan Sunghoon. Ini pertama kalinya ia merasa tidak ingin berpisah dengan laki-laki yang ia anggap sangat menyebalkan, sejak kemarin.
Sekarang, giliran Wonyoung yang masuk ke dalam bus. Gadis itu selalu memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela. Ia duduk di kursi penumpang paling kiri, karena di bagian kanan sudah penuh dengan murid-murid yang lainnya.
Wonyoung sedikit merasa nyaman ketika ia memasuki bus tersebut. Hal itu di sebabkan oleh beberapa banyak pasang mata yang sedang melihat ke arahnya, sambil berbisik-bisik satu sama lain, membicarakan Wonyoung seorang. Apakah Wonyoung ada berbuat salah? Ia rasa tidak ada.
“Permisi, Kak.”
Wonyoung menoleh ketika merasa ada seseorang yang memanggilnya.
Wonyoung mengenalinya. Wajah murid laki-laki yang baru saja memanggilnya tidak asing, tetapi Wonyoung tidak mengetahui namanya. Mereka sering kali berpapasan di koridor sekolah.
“Ya?” tanya Wonyoung kepada adik kelasnya.
“Aku boleh duduk di samping Kakak? Soalnya hanya di sini kursi yang tersisa.”
Wonyoung mengangguk mengizinkan. Tidak masalah.
Murid itu tersenyum, lalu duduk di samping kanan Wonyoung. “Terima kasih, Kak.” ucapnya.
Wonyoung hanya mengangguk kecil, lalu kembali menatap lapangan sekolah dari dalam jendela. Jauh di sana, Wonyoung dapat melihat bahwa Sunghoon baru saja naik ke dalam bus yang berbeda dengannya setelah mengantre lama.
Gadis itu menghela napasnya. Ia merasa bosan. Sekali lagi, ia tidak ingin berpisah dengan Sunghoon. Ia ingin berangkat menggunakan bus yang sama, duduk berdua, membahas hal-hal yang seru. Karena bersamanya Wonyoung sadar, ia akan bisa melupakan kesedihan-kesedihannya sekarang untuk beberapa saat.
“Kakak suka sama Kakak Sunghoon ya?” tanya adik kelas yang duduk di samping kanan Wonyoung.
“Eh?” Wonyoung sedikit terkejut saat tiba-tiba ada yang menanyakan pertanyaan yang seperti itu kepadanya. Bahkan, Yujin teman dekatnya pun tidak pernah. Yang Yujin tahu, Wonyoung tidak menyukai Sunghoon karena laki-laki itu sungguh menyebalkan. Dan bahkan, Yujin masih belum tahu tentang mereka yang bermain bersama di dufan kemarin. Padahal setiap ada sesuatu yang terjadi di antara Wonyoung dan Sunghoon, Wonyoung selalu melapornya kepada Yujin.
“Eh, maaf, Kak. Aku tidak bermaksud menyinggung. Aku hanya penasaran.” ujar adik kelas itu.
“Penasaran? Kenapa bisa penasaran? Memangnya kamu siapa?” tanya Wonyoung yang juga penasaran kenapa adik kelas di sampingnya sekarang merasa penasaran terhadap perasaannya dengan Sunghoon.
“Eh, maaf, Kak. Namaku Yang Jungwon, dari kelas 10A. Teman Kakak Sunghoon.” ucap adik kelas itu yang bernama Jungwon.
“Aku tidak tahu Sunghoon memiliki teman adik kelas.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweater Weather - Jangkku
FanfictionJangkku (Sunghoon X Wonyoung) Sinopsis: Kisah tentang seorang gadis berusia 16 tahun yang terus bermimpi hal yang sama. Hingga sesuatu saat, gadis itu bertemu dengan seorang laki-laki yang seusia dengannya. Bertemu dengan orang baru itu adalah hal b...