Bulan-bulan telah berlalu. Sekitar tiga atau empat minggu lagi akan memasuki ulangan semester akhir. Gadis yang bernama Jang Wonyoung itu sudah berumur 17 tahun, yang tidak lama lagi akan menginjak kelas 12. Waktu terasa cepat sekali berjalan, sampai-sampai gadis itu tidak sadar bahwa rambutnya sudah tumbuh panjang hingga pinggangnya. Ia sedikit merasa tidak nyaman dengan rambut panjangnya, dan selalu mengikat rambutnya dengan gaya kuncir kuda ke mana-mana.
Masih dengan An Yujin, yang beberapa bulan lalu menjadi murid baru di SMA ENHA—juga menjadi teman barunya Wonyoung. Kehadiran Yujin di hidup Wonyoung membuat gadis itu selalu pergi ke mana-mana, entah ke kantin, ke taman belakang sekolah, bolos pelajaran, dan masih banyak lagi. Yang awalnya Wonyoung di pandang lumayan baik oleh guru-guru dan murid-murid yang lainnya, menjadi berubah ketika sudah bertemu dengan Yujin.
Sampai sekarang mereka berdua selalu bersama. Hampir semua murid-murid di sana hapal dengan keberadaan mereka. Jika ada Wonyoung, pasti ada Yujin di dekatnya. Begitu juga sebaliknya, jika ada Yujin, pasti ada Wonyoung di dekatnya. Mereka jarang sekali berpisah, kecuali saat pulang sekolah. Wonyoung selalu pulang bersama Sunghoon sejak hari itu.
Omong-omong soal Sunghoon, laki-laki tinggi itu sampai sekarang masih setia berada di dekat Wonyoung. Contohnya seperti saat ingin pulang sekolah. Mereka berdua selalu pulang naik bus yang sama. Wonyoung mulai terbiasa dengan kehadiran laki-laki itu, mengabaikan keanehan-keanehan yang terkadang Sunghoon tunjukkan.
Lalu, soal mimpi Wonyoung, gadis itu tidak pernah bermimpi tentang anak laki-laki itu lagi. Bahkan gadis itu cenderung tidak mengingat semalam ia memimpikan apa saja di tidurnya. Dan akhir-akhir ini hidupnya berjalan normal. Perempuan yang bernama Gaeul itu tidak mengganggunya saat mereka bertemu. Lama-kelamaan hal itu membuat Wonyoung bosan.
Wonyoung menghela napasnya untuk kesekian kalinya.
Yujin yang mulai jengkel dengan Wonyoung yang sedari tadi menghela napasnya mulai membuka suara. “Kamu kenapa sih dari tadi mengeluh terus?” tanyanya.
“Akhir-akhir ini bosan sekali, Jin. Aku tidak sanggup, rasanya ingin melakukan sesuatu. Apakah kamu merasakan hal yang sama juga?”
Giliran Yujin yang menghela napasnya. Murid berandalan itu mengangguk.
“Coba saja sekolah kita mengadakan study tour—” ucapan Yujin terhenti ketika telinganya tidak sengaja mendengar pembahasan beberapa teman sekelas mereka.
“Dengar-dengar, kepala sekolah mau mengadakan study tour untuk semua kelas.”
“Katanya kita bakalan pergi ke beberapa tempat bersejarah, nanti masing-masing murid harus memilih salah satu tempat yang sudah di sediakan sama sekolah tahu!”
Wonyoung dan Yujin saling ber-sitatap mata, lalu mengangguk. Mereka sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata apa pun, tetapi dua murid nakal itu seakan-akan telah mengerti apa yang di maksud hanya dengan bertatap mata.
Dan benar saja, yang di katakan oleh murid-murid itu betulan terbukti di keesokan harinya. Wonyoung dan Yujin melihat banyak murid yang berdiri di depan mading sekolah. Mereka sedang memperhatikan pengumuman tentang study tour tersebut. Dengan rasa penasaran yang meningkat, Wonyoung dan Yujin melangkahkan kaki mereka menghampiri mading sekolah.
Study tour tersebut akan diadakan 3 hari lagi. Terdapat 2 tempat bersejarah yang dapat di pilih oleh masing-masing murid. Dan sekarang semua murid di sekolah sedang mengantre masuk ke dalam ruangan osis untuk menyerahkan formulir masing-masing. Ada Wonyoung dan Yujin di antara murid-murid yang sedang mengantre.
“Kamu ikut?” tanya Yujin yang berdiri di belakang tubuh Wonyoung.
“Ikut. Kamu?” tanya Wonyoung balik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweater Weather - Jangkku
Fiksi PenggemarJangkku (Sunghoon X Wonyoung) Sinopsis: Kisah tentang seorang gadis berusia 16 tahun yang terus bermimpi hal yang sama. Hingga sesuatu saat, gadis itu bertemu dengan seorang laki-laki yang seusia dengannya. Bertemu dengan orang baru itu adalah hal b...