4. Berantem

2 0 0
                                    

06.20

Dara baru saja menyelesaikan sarapannya, hari ini dia tidak berangkat pagi pagi sekali, karena tidak ada acara apapun, termasuk di osis. Jadi Dara lumayan santai berangkatnya. Seperti biasa, Dara selalu memesan grab untuk berangkat ataupun pulang sekolah, karena orangtuanya tidak bisa mengantar, dan Dara juga memilih untuk itu.

Sesampainya disekolah, Dara segera berjalan menuju kelasnya, sungguh, dia sangat merindukan kelasnya dan teman teman kelasnya, kemarin dia sangat sibuk di osis hingga sulit untuk bertemu teman kelasnya.

   “AAA! DARA! kangen banget gueeeee.” histeris Rahas.

   “Hahaha, gue juga kangen, Has.” sahut Dara, mereka berpelukan selama beberapa detik.

   “Sibuk amat lu, Dar.” sambung Fathur sembari fokus bermain game. Dara tersenyum, “Biasalah, babu sekolah selalu begini.”

   “Anak osis emang beda tampangnya.” sambung Geo sembari bertepuk tangan.

   “Aduh terimakasih, tampang gue emang sangat cantik dan manis.”

   “Huek! Narsis!” sahut Geo. Dara hanya tertawa lalu duduk di bangkunya bersama Rahas.

   “AAAAAA! DARA KUUU!” Sonya, selaku teman sekelas Dara yang baru datang itupun segera berlari menghampiri Dara.

   “ANJIR sonya! suara lu kayak tikus kejepit!” ucap Fathur.

   “Bodo!” sahut Sonya.

Sonya memeluk Dara selama beberapa detik, “Kita nggak ketemu kemarin doang kali, Nya. Bukan setahun.” ucap Dara.

   “Tetep aja, gue mah di omelin terus sama Rahas sama Nada.” jawab Sonya sembari cemberut.

   “Hahaha, btw Nada kemana?”

   “Biasa, anak itu udah ngacir ke kantin.” jawab Sonya.

   “Yaudah ke kantin yuk, laper nih.” ajak Rahas yang disetujui oleh Dara dan Sonya.

   “Eh nitip gua! sprite satu!” ucap Fathur yang sedang bermain game.

   “Punya kaki punya tangan lo!” sahut Sonya.

   “Kalo nggak dibeliin liat aja, ilang pulpen lu pada!”

   “Y bacot.” sahut Rahas.

Mereka bertiga berjalan menuju kantin, ketika memasuki area kantin, sangat terkejut karena kantin lumayan ramai siswa siswi berkumpul. Mereka bertiga menyerobot orang-orang disana, ternyata ada yang berantem.

   “Anjir lah, Dar, Has, itu Aksa sama Gian kan yang berantem?” tanya Sonya. Rahas mengangguk sembari fokus menyaksikan.

Terlihat disana mereka berantem secara ugal-ugalan, bangku dan meja kantin yang biasanya rapi kini sangat berantakan.

   “Aksa anjing!” umpat Gian.

   “Lu yang anjing, bangsat!” sahut Aksa sembari melempar satu kursi kantin.

BRUK!

Gian tersungkur lemah, sudah tak melawan lagi, hingga satu guru pun datang untuk mengecek keadaan disana. Aksa dibawa oleh guru itu, sementara Gian dibawa memakai tandu oleh anggota Pmr.

   “Aduh, ngeri banget gue. Hobi banget Aksa berantem, mana orangnya ganti-ganti mulu lagi.” ucap Sonya meringis.

   “Udah lah, gue laper. Yuk.” ajak Rahas, mereka segera berjalan menuju tempat bu Darmi. Tawa Sonya seketika pecah ketika mendapatkan Nada berada di dalam kantin bu Darmi.

Maaf, Dara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang