"Masuk"
Bianca memasuki ruangan ayahnya, dan menyapa dengan sopan. Setelah itu Bianca duduk disofa sambil menunggu ayahnya selesai mengerjakan dokumen yang menumpuk.
"Putri Bianca"panggil Raja.
"Iya, ada apa anda memanggil saya?"tanya Bianca sopan.
"Bukan hal penting, hanya saja aku ingin kamu menduduki kursi kosong itu dan menjadi Putri Mahkota baru kekaisaran ini"ucap Raja santai.
"..."Bianca sudah menduga jika kedatangannya disini pastinya akan membahas tentang posisi yang selama ini dipertengkarkan oleh Kubu Pangeran Pertama dan Kubu Pangeran Ketiga. Hanya saja Bianca tidak percaya jika dia yang akan memenangkan posisi itu pada akhirnya. Bahkan jenis menang tanpa usaha, hanya mengandalkan keberuntungan.
Tapi Apa Bianca senang mendapat posisi yang di idam-idamkan oleh sekelompok orang gila?
Tentu saja Bianca tidak menerima.
Sangat merepotkan untuk mengrus wilayah dan berperang politik setiap hari.
Bianca sudah senang menjalani hidup sebagai Tuan Putri yang elegan. Bianca hanya perlu berpura-pura elegan, lalu kehidupannya yang lainnya sangat menyenangkan. Bianca hanya perlu khawatir tentang gaun, perhiasan, pria tampan, calon nikah yang populer dan berbagai kegiatan yang menyenangkan."Aku menolak!"tegas Bianca.
Bianca tentu menolak karena dirinya tidak tahan dengan pekerjaan dokumen menumpuk. Bianca merasa jika dia menjadi Putri Mahkota, maka matanya akan berubah menjadi panda.
"Apa kamu pikir bisa menolak?! Jangan lupa, aku adalah Raja mu. Kamu harus patuh!"Bianca mengerucutkan bibir tidak puas. Selalu saja seperti ini, ayahnya selalu memintanya melakukan sesuatu yang tidak disukainya.
"Kenapa kita tidak membujuk Richard saja? Anak itu memiliki beberapa kebencian pada Ratu dan Pangeran Ketiga. Jadi Richard pasti senang membuat orang-orang itu menderita"usul Bianca.
"Jadi kamu tau jika dia duduk dikursi Putra Mahkota hanya untuk membuat mereka jijik?"tanya Raja heran, karena setaunya Bianca tidak pernah dekat dengan kakak-kakaknya. Bianca selalu menarik diri dan menjadi anak transparan.
"Bukankah itu sudah jelas? Richard pasti membenci Ratu, dan semua orang yang melecehkannya dari kecil. Jujur saja, jika aku bukan seorang wanita. Maka aku pasti juga diganggu"jelas Bianca.
"Sepertinya hanya aku yang tidak mengenalnya"bisik Raja sendu.
"Apa gunanya menyesal? Kamu adalah seorang Raja. Lalu kamu sudah benar untuk mendidik penerus mu dan berperilaku tidak berpihak. Tapi jujur saja, kamu mungkin Raja yang baik, tapi kamu Ayah yang buruk"jelas Bianca enteng tanpa peduli perkataannya akan menyakiti hati pria tua yang merupakan ayahnya.
"Kamu benar, aku ayah buruk untuk kalian semua"bisik Raja dengan lelah.
"Menyerahlah.... kamu selalu memiliki harapan palsu bahwa aku, Richard, Kemzi dan Varel bisa hidup berdampingan. Itu sangat sulit, kami sudah ditakdirkan saling membunuh dan waspada satu sama lain, itu adalah takdir kami. Hanya saja aku tidak terlalu tertarik pada kekuasaan, dan mencoba untuk keluar dari pusaran. Tetapi ayah malah menarik ku lagi"
"Aku tidak punya pilihan, hanya kamu dan Richard yang bisa memimpin kekaisaran ini. Awalnya aku memilih Richard karena dirinya lebih kuat dari mu. Tetapi sekarang anak itu mundur, hanya kamu yang tersisa"jelas Raja dengan tatapan maaf.
"Heh... Kamu memang Raja yang baik, selalu memikirkan kekaisaran. Lalu apakah nyawa putri mu dalam bahaya atau tidak. Kamu tidak peduli"ejek Bianca dan segera keluar dari ruangan menyesakkan itu sambil membanting pintu dengan keras.
Brak
Pintu terbanting keras tetapi hal itu tidak membuat Raja marah. Raja malah sedih karena mengecewakan Bianca. Tetapi Raja tidak punya pilihan lain. Kekaisaran ini tidak boleh jatuh ditangan orang tidak
Kompeten. Seperti Pangeran Ketiga (Varel Frederick) yang tamak, atau Pangeran Pertama (Kemzi Frederick) yang dikendalikan sebagai boneka Ratu."Apa aku salah lagi?"Raja menghembuskan napas gusar.
Awalnya Raja ingin putra dan putrinya hidup rukun tetapi sepertinya apa pun usahanya tidak membuahkan hasil.Alasannya sangat sederhana yaitu karena mereka lahir sebagai anggota kekaisaran. Mereka ditakdirkan saling membunuh untuk menjadi penguasa.
Saat masih muda Raja juga melakukan hal yang serupa, dia membunuh saudara-saudaranya dengan tegas tanpa ampun. Tetapi saat hal serupa terjadi pada putra-purinya. Raja merasa kedinginan dan ketakutan tak berujung.
Bagaimana pun mereka adalah anak-anaknya. Bahkan binatang pun akan lembut pada anaknya. Raja selalu mengalami mimpi buruk akhir-akhir ini, yang di impikannya adalah saudara-saudara yang telah dibunuhnya datang dan mengutuk kematian anak-anaknya.
"Aku bisa gila"bisik Raja dengan lelah.
💐💐💐
"Pesta akan di adakan minggu ini. Aku menduga Raja akan membahas tentang siapa yang akan duduk diposisi Putra Mahkota!"seru Selir Karin, yang merupakan ibu dari Pangeran Ketiga Varel Frederick.
"Ini sanga bagus. Pasti akulah yang duduk disana. Lagi pula Pangeran Pertama masih koma"ejek Varel.
Kepercayaan diri Varel bukanlah tanpa alasan. Raja memiliki empat anak, lalu Pangeran Pertama sedang koma, Pangeran Kedua menolak posisi itu, sedangkan Adik bungsunya hanya seorang wanita. Jadi tentunya posisi ini hanya akan menjadi miliknya.
"Posisi itu hanya milik ku!"ucap Varel bangga.
Sayangnya Varel tidak menduga jika yang akan menepati itu adalah orang yang tak disangkanya yaitu Bianca Frederick.
💐💐💐
"Apa yang harus ku lakukan? Putra ku masih koma dan Raja akan mengumumkan orang sialan itu sebagai Putra Mahkota?!"geram Ratu Natalie kesal. Kenapa anak itu sangat beruntung?
Ratu Natalie memiliki dugaan yang serupa dengan Pangeran Ketiga, bahwa yang akan menjadi Putra Mahkota adalah Pangeran Ketiga. Sayangnya, dugaan mereka semua salah.
Kali ini yang menjadi keinginan mereka akan jatuh pada Tuan Putri yang mereka remehkan.
💐💐💐
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Menghalangi Cinta Protagonis (END)
FantasyApa yang kamu rasakan saat membaca sebuah Novel? Mungkinkah kamu akan bermimpi menjadi Protagonis cerita itu? Atau menjadi Antagonis yang lahir dengan sendok emas? Yah, mimpi memang sangat indah~ Sayang sekali, hal ini tidak berlaku untuk Elmira. El...