14_Pemakaman Pangeran Varel

621 54 2
                                    

Awan gelap menghiasi langit tanpa menyisahkan cahaya mentari, serta beberapa tetes hujan turun membasahi bumi seolah ikut menangis.

Cuaca ini serupa dengan emosi Raja Cesar, sekarang Cesar telah kehilangan satu putranya, Pangeran Ketiga Varel Frederick.

Hari ini adalah hari salam terakhir untuk Pangeran Ketiga Varel Frederick. Semua orang termasuk keluarga Pangeran Varel akan memberikan setangkai bunga untuknya.

"Kenapa kamu disini?"tanya Raja Cesar sinis, Elmira mendongakkan kepalanya dan melihat Raja Cesar yang mengawasinya memberi setangkai bunga untuk Putranya yang telah tiada.

Elmira mungkin mengerti jika sekarang Raja Cesar sedang marah padanya atau mungkin sangat membencinya karena dia yang mendorong Cesar kemedan perang.

"Aku disini hanya untuk formalitas"jelas Elmira santai.

"Apa kamu senang?"ejek Raja Cesar yang hanya bisa didengar mereka berdua saja.

"Iya, saya senang"

"Kamu?!"Raja Cesar tidak percaya jika Elmira begitu blak-blakan dihari penuh duka ini.

"Apa yang anda harapkan Yang Mulia Cesar? Apa anda ingin saya munafik dan mengatakan kata-kata yang indah? Anda sendiri tau jika saya pasti akan berdiri disisi Richard. Jadi jika musuh Richard menghilang, maka aku tidak masalah dibenci oleh mu. Richard telah mengalami ketidak-adilan sedari kecil, anda tidak bisa membelanya karena anda Raja. Tapi saya berbeda, saya akan selalu disisinya dan tidak segan-segan membiarkan tangan saya berlumuran darah untuknya"jelas Elmira dalam satu tarikan napas dan meninggalkan pria paruh baya yang kesepian itu.

"Hah"Cesar menghembuskan napas kasarnya, Cesar tentu tau jika yang dilakukan Elmira bukan sesuatu yang salah dari sudut pandang ingin melindungi orang yang dicintai. Tapi Cesar sebagai seorang ayah, apa dia akan menerimanya?

Apa dia bisa memerima kehilangan anak-anaknya?

"Selama ini sepertinya aku terlalu lembek, aku harus menghentikan perang saudara yang bodoh ini. Aku tidak akan kehilangan lagi"bisik Cesar sambil menatap langit gelap.

💐💐💐

"Apa yang dikatakan pria tua itu pada mu?"tanya Richard khawatir jika kata-kata Raja Cesar menyakiti hatinya.

"Bukan masalah, ayo pulang!"Elmira merangkul tangan Richard dan menariknya untuk pulang bersama-sama.

"Akhir-akhir ini kamu harus dirumah. Aku khawatir jika Raja Cesar akan menyimpan dendam pada mu"

"Dia tidak akan menyakiti ku"ujar Elmira yakin.

"Kenapa kamu yakin?"Richard mengerutkan keningnya, tidak setuju.

"Karena dia akan kehilangan satu putranya lagi, jika dia menyentuh ku"ungkapan Elmira memang benar adanya. Raja Cesar menyayangi semua anak-anaknya, sifatnya yang acuh tak acuh di dunia luar hanya tameng dan Elmira mengetahui sifat asli Raja Cesar larena dia telah memperhatikan tingkah lakunya akhir-akhir ini.

Jadi karena Raja Cesar juga menyayangi anaknya Richard, maka dia tidak akan menyentuh Elmira yang sangat dicintai Richard. Jika tidak mungkin saja Cesar akan kehilangan putranya dan malah membuat Richard menjadi musuhnya.

Hal ini tentuny tidak akan Cesar inginkan, Elmira mungkin menebk jika Cesar hanya akan menelan keluhannya. Elmira sangat santai dan yakin, tapi tidak dengan Richard. Ricjard sangat takut jika hal buruk terjadi pada Elmira.

"Tidak ada salahnya untuk berhati-hati"tegur Richard pada Elmira dengan eksperesi wajah tidak boleh ditolak. Elmira hanya mengangguk setuju, Elmira tidak ingin membuat Richard khawatir berlebihan.

"Bagus"ucap Richard puas karena Elmira patuh.

💐💐💐

"Saya tidak percaya. Pangeran Varel yang awalnya sedang tertawa bersama kami sekarang telah tiada"sesal Lilly sendu.

Jika Lilly sedang bersedih, maka Arion hanya diam saja. Arion tau jika dalam sisi politik hal ini akan menguntungkan kubu-nya/kelompoknya. Tapi meskipun begitu, Arion masih sangat muda dan tetap merasa tidak nyaman jika orang yang awalnya suka berdebat dan saling mengejek dengannya tiba-tiba telah tergeletak di peti kematian.

"Lilly, apa kamu pernah merasa kosong?"tanya Arion dengan perasaan aneh di dadanya. Mungkin karena kematian tiba-tiba Pangeran Varel, agak merangsang Arion yang masih muda. Karena meskipun Pangeran Varel adalah musuhnya tetapi tidak dipungkiri jika Pangeran Varel juga teman masa kecilnya dahulu. Tetapi karena mereka berdua beda kubu, maka lambat laun mereka berdiri disisi berlawanan.

"Itu pernah terjadi. Tapi semuanya menghilang setelah aku makan diam-diam coklat yang ku sembunyikan. Meskipun ibu ku melarang banyak makan coklat sih. Apa kamu mau?"tanya Lilly menyodorkan permen coklat pada Arion.

Arion menatap permen coklat itu dan wajah polos Lilly secara bergantian. Lalu setelah itu senyum tipis muncul diwajahnya.

"Makan atau tidak? Tangan ku pegal sekarang"keluh Lilly tidak puas.

"Hehehe"Arion tertawa sebentar, lalu membuka mulutnya untuk menerima suapan permen dari tangan Lilly.

"Perasaan mu sudah mendingan?"tanya Lilly khawatir.

"Iya, ini manis"ucap Arion dengan senyum tipisnya.

"Lilly Jasmine"batin Arion.

💐💐💐

Bersambung~

Salam Manis
~Wuwu~

Menghalangi Cinta Protagonis (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang