ARC 01: Antagonis 12

2.9K 206 1
                                    

Chapter 12 : Selingkuh?

"Selamat pagi, sebelumnya saya ingin mengucapkan terimakasih pada kalian semua karena sudah mendaftar di ekstrakurikuler Cheerleader ini. Sebelumnya kami sudah memberitahu bahwa mereka yang mengumpulkan piagam penghargaan ekskul ini akan mendapatkan 'sesuatu', maka dari itu saya akan menjelaskan apa saja manfaat dari mengumpulkan piagam. Pertama, dengan piagam itu kami dapat mengukur bakat dan kemampuan kalian dibidang ini. Kedua, kami dapat mengevaluasi posisi apa yang cocok untuk kalian. Dan yang terakhir, kami juga bisa menentukan jabatan yang akan kalian dapatkan nantinya."

Setelah mendengar penjelasan dari Ketua Cheerleader itu, kerumunan menjadi heboh dan tidak menyangka bahwa piagam memiliki kegunaan yang sangat banyak.

Bella menatap ke depan dengan senyuman tipis dibibirnya, walaupun dia tidak menciptakan terlalu banyak detail dalam plot mimpinya, tetapi tentu saja dia harus memiliki alasan untuk menjadikan dirinya Ketua walau baru kelas 10.

Dia melipat tangannya didepan dada lalu menyilangkan kakinya, pandangannya masih tertuju didepan.

"Dan dari evaluasi kami, kami sudah mendapatkan calon ketua Cheers yang baru, selamat untuk Arabella Vyorix dipersilahkan untuk maju kedepan."

Mendengar namanya dipanggil, senyumnya semakin melebar lalu ia berjalan kedepan diiringi dengan tatapan iri orang-orang disekitarnya.

"Arabella sering memimpin timnya hingga menjadi juara, dia sering mendapatkan berbagai penghargaan dalam bidang Cheerleader. Jadi kami memutuskan untuk menjadikannya ketua Cheerleader selanjutnya."

"Saya berterimakasih untuk evaluasi yang diberikan oleh pengurus Cheerleader sehingga memberikan kepercayaan yang besar kepada saya, sebenarnya kemenangan yang saya dapatkan adalah hasil dari kerja sama dan usaha keras dari tim. Saya berjanji akan berusaha keras untuk meningkatkan kerja sama hingga kekompakan dalam tim ini, jadi mohon kerja samanya teman-teman semua!"

Setelah pidatonya yang panjang lebar, Bella membungkukkan tubuhnya 90 derajat lalu tersenyum disusul dengan suara tepukan tangan yang meriah.

"Gue denger lo jadi ketua Cheers? Oh My God! Lo keren banget Bel!" Rebecca menjadi heboh sendiri dan terus-menerus mengucapkan kata 'keren'.

"Anyways mana anak bebek lo? tumben ga ngikutin." Gadis itu memperhatikan sekeliling Bella dengan bingung. Kini mereka sedang berada di kantin.

"Tadi dia dipanggil sama ketua Taekwondo, ga tau mau ngapain." Rebecca hanya mengangguk saja, tidak terlalu peduli.

"Eh Bel, kemaren di perpus gue ngeliat cowo ganteng banget. Pakai kacamata gitu, keren deh."

Bella tersenyum tipis, "Lo lupa sama yang main piano waktu MPLS?"

"Oh iya, namanya vernon? ver apa dah itu." Gadis itu menepuk dahinya pelan, sedangkan Bella hanya bisa menggelengkan kepalanya karna selain reaksinya yang lambat serta tidak peka, Rebecca juga seorang pelupa.

"Vernandes."

"Saya?"

Mendengar suara dingin itu membuat mereka berdua sontak menatap kearah suara, Rebecca membolakan matanya terkejut sedangkan Bella hanya tersenyum canggung.

"Ah maaf, kami ga bermaksud membicarakanmu tapi kami cuman kagum sama permainan piano kamu waktu MPLS, sangat hebat."

Bella menatap pria yang berdiri di sebelah mejanya dan tersenyum sopan. Vernandes mengangguk danmengucapkan terimakasih lalu pergi dengan membawa nampan makanan ditangannya.

"Gila gila! dilihat dari dekat ternyata lebih ganteng!"

Tatapan Bella terus tertuju pada punggung pria itu lalu menundukkan kepalanya sembari berpikir keras, tak lama kemudian sekelebat ide brilian muncul dikepalanya membuat dirinya tersenyum licik.

Orang gila harus memiliki obat penenang kan?

***

Bella membaca bukunya sesekali menatap kearah meja pojok di perpustakaan, jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat duduknya saat ini.

Vernandes, pria itu juga sedang membaca buku diperpustakaan ini. Sudah dia tebak bahwa pria ini akan berada di perpustakaan selama jam istirahat kedua.

Saat ini Dominic juga tidak bisa mengikutinya karena pria itu sedang sibuk dengan urusannya di ekskul Taekwondo.

Bella bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Vernandes dengan membawa bukunya, ia berhenti didepan pria itu lalu mengetuk pinggiran meja dengan pelan.

"Boleh saya minta tolong?"

Vernandes mendongak dan menatap Bella dengan dingin tetapi tetap mengangguk.

"Saya mau nanya tentang topik ini, saya kurang ngerti sama penjelasannya padahal saya sudah cari di google tapi saya tetap ga paham, bahasanya terlalu susah dipahami."

Saat melihat bagian yang ditunjuk oleh Bella, Vernandes mengerutkan alisnya sebentar lalu kembali menatap gadis didepannya, diarahkannya dagunya ke kursi disebelahnya seolah menyuruh Bella untuk duduk.

Bella duduk dengan sedikit menjaga jarak dan mendengarkan penjelasan dari pria itu, sesekali ia menganggukkan kepalanya serta menanyakan beberapa pertanyaan saat ada beberapa hal yang tidak ia pahami.

Setelah berbincang begitu lama mereka bahkan mengubah panggilan menjadi non-formal.

"Makasih ya udah ngejelasin, gue jadi paham."

Vernandes mengangguk pelan, suaranya tidak sedingin tadi. "Sama-sama."

Bella pun pamit menuju kelasnya dengan mata dipunuhi dengan perhitungan serta senyuman.

Ting!

'Lo dimana?'

'Di kayangan"

Setelah menjawab pesan dari Dominic, Bella tertawa pelan dan kembali berjalan menuju kelasnya.

Saat Bella baru saja duduk, dia sudah dicerca oleh pertanyaan Dominic.

"Lo darimana?"

"Kayangan"

Dominic memajukan wajahnya kedepan Bella, mengendus-endus aroma Bella lalu matanya menajam.

"Bau parfum cowo, lo selingkuh?"

"Selingkuh dari siapa? gue kan ga punya pacar."

Dominic menggertakkan giginya, terlihat jelas dari raut wajahnya pria itu sedang kesal dan marah.

"Trus gue apa?"

"Temen"

Jleb!

Ingin rasanya Dominic mengumpat dengan keras, gadis didepannya ini benar-benar memancing emosinya. Tatapannya semakin menajam saat senyuman aneh dan menyeramkan muncul diwajahnya.

"Lo punya gue Bella, lo ga bisa lari dari gue."

Mendengar perkataan Dominic, Bella menaikkan satu alisnya dan tersenyum, didekatkannya wajahnya pada wajah pria itu lalu mengelus rahangnya.

Senyum sinis tersungging dibibirnya saat mendapati pria itu menikmati elusannya, Bella mendekatkan bibirnya ditelinga Dominic lalu berbisik. "Tapi gue terbang, Dom."

Prok! Prok! Prok!

"Bravo! Bravo! Mulai hari ini gue bakal jadi fans berat lo Bel!"

Rebecca ini kembali berulah, tidak tahukah dia bahwa raja iblis didepannya ini sedang menahan amarah?!

So fucking stupid, girl.

Dreamland [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang