Chapter 13 : Apartemen
"Jadi ini nanti gue bakal presentasi, lo yang nyusun makalahnya?"
"Dom?"
"Dom?!"
Bella menatap kearah Dominic dengan tatapan kesal lantaran pria itu tidak menjawabnya sama sekali, kini mereka sedang duduk diruang santai apartemen Dominic didepan televisi dengan beralaskan karpet bulu yang lembut.
Ia bersandar dibagian kaki sofa dan menatap Dominic yang hanya menatap televisi tanpa mengeluarkan suara.
"Terserah." Suara pria itu sangat serak dan tak bertenaga.
"Ini materi yang udah gue catat, lo tinggal nyusun makalahnya." Bella mengeluarkan buku catatannya dari tas dan menyodorkannya kepada Dominic.
Pria itu mengambilnya dan hanya menaruh buku itu diatas meja lalu ikut menyandarkan kepalanya di bagian kaki sofa sembari menutup wajahnya dengan lengannya, ia menghembuskan nafas kasar.
Setelah beberapa saat diselimuti keheningan, akhirnya pria itu membuka suaranya. "Bella"
Bella yang tadinya menonton siaran televisi menolehkan kepalanya pada Dominic, dia menatap pria itu dengan bingung.
"Gue gila Bel."
Alis gadis itu mengerut dengan heran, dirinya semakin bingung.
"Lo udah periksa ke psikolog?"
Setelah mendengar pertanyaan Bella, Dominic tertawa pelan dan menurunkan lengannya dari wajahnya dan menatap gadis disebelahnya, gadis itu benar-benar... menggemaskan.
"Gue pengen ngurung lo disini, Bella."
Raut wajah Bella seketika berubah, ia menatap tajam pria disebelahnya ini.
"Lo... beneran gila."
Lagi-lagi pria itu tertawa, tetapi tawanya terdengar menyeramkan. Buru-buru Bella berdiri dan mengambil tasnya. Pria itu juga ikut berdiri dan menarik tangan Bella dengan sangat kencang hingga gadis itu jatuh kedalam dekapannya.
Nafas Dominic memberat, tatapan matanya menggelap lalu ia mencengkram pinggang gadis didekapannya dengan erat.
"Jangan main-main, kelinci kecil."
Tubuh Bella meremang, dalam hati ia mengumpat karena tubuhnya sangat lemah.
"Lo pikir gue ga tau lo berduaan sama cowo di perpustakaan?" Setelah mengatakan itu Dominic tertawa kecil dan mengeratkan pelukannya hingga gadis itu merasa sesak.
"Kenapa kelinci gue nakal? bukannya gue udah bilang lo cuma milik gue? gue udah berusaha nge-treat lo selembut mungkin, tapi kenapa lo ga ngehargain apa yang gue lakuin?"
Dominic mengeraskan rahangnya, jelas sekali pria itu sedang menahan emosinya. Pria itu menaruh kepalanya dibahu Bella dan menghirup aroma tubuh gadis itu dengan sangat kuat seperti sedang kecanduan.
Menghadapi Dominic yang seperti orang tidak waras, Bella berusaha tenang dan mencoba menenangkan pria itu dengan membalas pelukannya.
"Gue bukan hewan peliharaan Dom, gue ga suka dikekang." Sembari mengatakan hal itu, dia mengeratkan pelukannya dan mengelus punggung Dominic.
"Gue tau, tapi gue ga suka lo dekat sama cowo Bel."
"Kalau begitu buat gue suka sama lo, Dominic."
Setelah drama singkat itu, mereka melanjutkan mengerjakan tugas makalah dalam kondisi hening, tidak ada yang membuka suara.
Bella memeriksa waktu dan ternyata ini sudah sangat larut, segera ia membereskan barang-barangnya dan menatap Dominic yang masih mengetik di laptopnya.
"Udah malam, gue mau pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamland [On Going]
FantasíaStart :: 08 desember 2023 Finish :: 🔞warning!! (drugs, smoke, harass, adult, murder, etc.) _____ Bagaimana jika pria-pria yang ada di dalam mimpimu menjadi nyata?!! bahagia, takut, cemas dan berbagai reaksi lainnya, rasanya campur aduk! itu yang ku...