Pagi ini Gempa akan pindah ke tempat tiggal kakek nya, ya walaupun ia tidak menginginkan nya. barang barang gempa sudah di kemas oleh pembantu pembantu nya dari tadi malam. mereka akan berangkat jam 8.
Diperjalanan menuju ke rumah sang kakek mereka menggunakan 4 mobil pribadi dan 2 truk yg berisi barang barang Lauren dan para pembantu nya. ke 4 mobil itu juga hanya berisi para pembantu nya. sendangkan gempa dan tok aba naik kendaraan umum (bus).
sebenarnya gempa sudah di ajak tok aba nya untuk naik mobil saja, tapi gempa menolaknya. Tok aba memaksanya juga tidak akan mempan, ia tau bahwa cucunya itu tidak suka dengan kendaraan pribadi, tetapi ia tidak tau kenapa gempa tidak suka dengan kendaraan pribadi. gempa tidak menyukai kendaraan pribadi semenjak ia kecil umur 3 tahunan.
Rute untuk perjalanan dengan naik bus lebih jauh dari pada naik kendaraan pribadi. Gempa dan tok aba duduk di kursi belakang bus. ke-duanya hanya diam tidak berbicara satu kata pun, sampai dang kakek mulai berbicara.....
" Gem atok akan mengambil alih perusahan ayah mu untuk sementara. mungkin 3 tahun sebelum kau lulus sekolah."
" hn..." ucap gempa tanpa menoleh ke sang kakek nya. tok aba hanya menghela nafasnya sebentar.
" oh dan juga mungkin kamu akan mendapat sedikit teman di rumah atok~." ucap tok aba tersenyum.
" apa maksud mu?.." ucap gempa sambil menoleh ke arah kakek nya dengan raut wajah tanda tanya.
" kamu akan tau nanti...". gempa sedikit masih bingung dengan apa yang di ucap kan kakeknya itu.
" emm kita tidak akan langsung ke rumah atok." pertanyaan itu membuat gempa memandang kakek nya tambah bingung.
" ya... sudah setengan bulan kamu tidak sadarkan diri. semua teman teman mu banyak yang khawatir pada mu. ternyata kau punya banyak teman yang peduli pada mu ya gem."
Lauren sedikit membelakak mendengar apa yang baru saja di katakan kakek nya. ia lupa akan teman teman nya di SMP. bagaimana bisa gempa yang terkenal sulit melupakan sesuatu tiba tiba ia lupa akan leh yang penting bagi nya.
" aku lupa untuk mengabari mereka..." lirihnya.
" tumben sekali seorang gempa bisa lupa." ucap Hendra sambil tersenyum meledek.
Lauren tidak memperdulikan nya, ia terus mangalihkan pandangan nya keluar jendela bus.
" hahaha... terus kamu mau ngabarin mereka gak??" tawar Hendra.
" gua gak punya hp." tegas Lauren dengan nada bicara yang berbeda. Handra langsung saja kaget. asal nya kenapa, sudah jaman moderen kaya gini dia gak punya hp. apa lagi dia orang kaya.
"hah?.. kamu beneran gak punya hp? serius?.. di jaman moderen kek gini?.. what?..".
" gua benci benda itu. dulu ayah pernah membelikan nya berkali kali. gua hancurin semua."
" what?... serius ni gak becanda."
" hm..."
tok aba masih tidak menduga dengan apa yang di katakan cucunya itu. ia tidak bisa mengerti apa yang di pikirkan oleh cucunya.padahal dia dulu ketos di SMP nya, bagaimana caranya untuk menghububgi teman teman nya saat ada hal penting. benar benar agak lain cucunya yang satu ini.
" lupa kan lah barusan. seperti kata kakek tadi, kita tidak akan langsung pulang. melaikan ke sekolah, atok akan mendaftar kan mu ke sekolah itu."
" terserah..." tok aba hanya menghela nafas.
setelah berjam jam perjalanan akhirnya sampai juga di kota yang di tempati tok aba. tetapi seperti kata tok aba mereka tidak langsung ke rumah tok aba. melaikan ke sekolahan. cuma butuh waktu 30 menit lagi untuk sampai ke sekolahan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga ??
General Fiction" aku pernah kehilangan keluarga ku dulu. tapi tidak kali ini, aku tidak akan pernah kehilangan keluarga lagi". ●●● "ku rasa tidak ada salahnya aku memulai dari awal." maaf jika ada yang mengesan cerita ini agak familiar. tapi 100% ini benar benar c...