'kabur..? tapi kenapa' batin tok aba dengan muka memelas.
" saya akan bertanya kepada yang lain jikalau mereka ada yang melihat tuan". ucap kaizo. tok aba hanya menganguk, kaizo pun pergi ke luar kamar dan mulai mananyai yang lain.
.
.
.
" tok kenapa kok kaya' gelisah gitu?" tanya taufan.
tok aba kini sedang menenangkan diri nya di ruang kerja nya, sampai taufan tiba dengan membawakan sebuah kue yang ia buat sendiri.
tok aba menghela nafas sebentar sambil memakan kue dari taufan.
" huh.... gempa kabur. dan atok gak tau kenapa dia kabur" ucap tok aba dengan nada sedih. taufan yang mendengar nya terkejut.
"pantas saja di luar para pembantu bergegas gegas. tapi aneh kenapa dia kabur.."-taufan.
" atok juga gak tau. padahal kemaren dia terlihat oke oke saja saat sampai disini."- tok aba.
" tenang aja tok, aku dan yang lain akan ikut mencari nya." ucap taufan tersenyum, dan menunjuk diri nya dengan ibu jari nya. tok aba tersenyum melihat nya.
" terima kasih taufan." taufan hanya mengangguk ,tak lupa dengan ssnyuman khas miliknya. lalu ia pun berjalan ke luar ruangan kerja atok nya.
"WAA....!!!"
baru saja taufan keluar dan menutup pintu, ia di kagetkn oleh blaze dan thron yang sudah ada di depan nya.
"waa...!!iss..!!? kalian ini..!! mau copot lah jantung ku.." ucap taufan sambil memegangi dadanya. sedangkan ke dua orang itu menertawai nya.
" eh btw kalian liat gempa gak?." tanya taufan.
" tumben banget otak lu gak di pake bang. udah jelas jelas dari tadi kita bareng terus lhoo. ya gak liat lah, gimana sii." ucap blaze smbil memegangi jidat nya.
" tumben juga lu bener."- taufan.
" eh emang kita punya otak ya?" dengan polosnya thron bertanya. taufan dan blaze menatap thron tajam karena heran dengan nya. ke dua nya menepuk jidat masing masing.
" udah lh gue coba tanya alin aj dah." ucap taufan sambil mengambil ponsel nya di saku celana nya. dan menelfon halilintar.
"hm... kenapa nelfon?."- halilintar.
"lo lagi dimana..?"- taufan.
" tempat biasa".- halilintar.
"em itu lo liat gempa gak..? emm dia kabur... kita juga gak tau kenapa dia kabur. lo liat gak?"- taufan.
"gak!.. gue gak liat. biarin aja dia kabur. nyusahin juga."- halilintar.
"isshh... gak baik lu ngomong gitu. udah lah lu bantuin gih cari gempa, mumpung lu lagi di luar."- taufan.
"ogah..."- halilintar.
" lo gak kasian sama tok aba apa lin. dia kayaknya khawatir banget sama gempa. bantuin cari gih ih!!..."- taufan.
"ck... iya iya." ucap halilintar lalu langsung mematikan telfon nya.
taufan menatap telfon yang sudah mati itu kesal. ia lalu menyimpan nya di saku nya.
beralih ke dua adik nya blaze dan thron yang sedang manatap nya bingung. kemudian taufan pun menyuruh mereka untuk ikut mencari gempa.
skip time....
kini hari sudah siang, dan gempa masih belum di temukan. tok aba benar benar bingung harus berbuat apa. apakah dia salah untuk gempa tinggal disini. pasal nya gempa ke sini juga karena di paksa oleh diri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga ??
General Fiction" aku pernah kehilangan keluarga ku dulu. tapi tidak kali ini, aku tidak akan pernah kehilangan keluarga lagi". ●●● "ku rasa tidak ada salahnya aku memulai dari awal." maaf jika ada yang mengesan cerita ini agak familiar. tapi 100% ini benar benar c...