9.

1K 93 4
                                    

"Let's play to game" senyum yang berupa seringai itu tercetak diwajah tampan rakay membuatnya.....agak menakutkan

Sementara itu malam dikediaman Adelard terlihat sangat suram dan menegangkan dikarenakan tuan Adelard tak lain felix tidak lah mendapati rakay dimansion itu. Kawatir? Tentu bukan, tapi karena dia tidak bisa memberi pelajaran pada anak itu yang sudah kembali melukai putri kesayangan nya

"Papa tanya kemana anak itu" suara berat disertai aura intimidasi membuat suasana terasa kian mencemam

"Tsk kalaupun kita tau udah kita abisin tuh anak sialan, berani nya dia melukai cia" ucap dhaffi tak kalah geram

"Gegara anak sial dan benalu itu aku kena pukul. Pokok nya sampai anak itu pulang gak akan kulepaskan" mata itu berkilat marah dan penuh dendam, gigi nya berkemelatuk menahan kekesalan yang memuncah

"Abang jangan gitu, ini bukan salah b..bang nathan.. hiks...salah cia karena...hiks udah ganggu bang n...nathan...hiks" tangis buaya dari alicia

"Cia, sayang kamu jangan terlalu baik sama anak kayak dia, anak ga tau terima kasih sepertinya memang harus dikasih beberpa pelajaran biar jera, mengerti" vivian menekankan perkataan nya

"Emang begitu..hic"

"Tentu saja, lihat dia sudah kembali melukai adik manis abang" sungut dhaffi merasa geram dengan tingkah kekanakan abang keduanya dan merasa tersentuh dengan kebaikan alicia

Alicia mengangguk mengerti, lalu mereka menghabiskan waktu bercanda ria diruang keluarga hingga waktu tidur

'Sial rencana ku gagal, tapi tak apa ini juga bagus' batin seseorang ber-smirk

*

*

Esok nya di apartemen rakay kini pemuda itu sudah selesai bersiap dengan seragam sekolah yang dibalut oleh hoodie hitam.

Turun dengan lift menuju lantai satu apartemen kaki nya melangkah menghampiri taksi oneline yang sudah menunggu, Dibukanya pintu kursi penumpang dan langsung duduk.

Mobil melaju membelah jalanan yang masih sepi karena memang hari masihlah sangat pagi. Rakay menyender dikursi mobil dengan mata terpejam

'Memang harus membeli kendaraan sendiri' pikir rakay merasa merepotkan harus selalu memesan kendaraan

Setelah 30 menit dihabiskan dijalan sembari mencari sarapan rakay tiba disekolah dan langsung menuju kelasnya untuk melanjutkan tidur nya. Semalam setelah berkutat dengan rencana pembangunan perusahaan serta sekalian mencari informasi si bicth alicia dan orang-orang disekitar rakay yang selesai pada pukul 3 pagi.

Jadi sekarang saat nya dia mengganti waktu tidurnya yang hilang karena hal merepotkan, melelahkan dan pastinya membosankan itu. Jika ini bukan termasuk dalam rencana untuk hidup tenang dan bebas, dia tidak akan mau repot dengan semua masalah yang ditinggalkan rakay asli.

Seperti biasa pelajaran berlangsung dengan membosankan hingga bel istirahat berbunyi sorakan siswa/i terdengar disetiap ruang pengajaran.

Kris yang biasa nya mengoceh itu tetap diam tidak mengusiknya hanya sesekali melirik kearahnya. Anak itu bahkan kembali memesankan nya makanan, toh dirinya tak peduli anak itu yang berinisiatif. Semoga saja satu hari ini memang akan tenang sebelum badai dasyat menerjang.

"Em...misi bang boleh numpang duduk kgak, meja yang lain udah pada penuh soalnya" sampai beberapa adik kelas menghampiri meja nya

Rakay tesentak, tapi segera menormalkan sikapnya dilirik nya mereka dan berdehem kembali fokus pada hendphone nya

"Hehehe numpang ya bang" mereka bertiga pun duduk dihadapan rakay yang masih asik dengan ponsel nya

Tak lama kris kembali sambil membawa nampan makanan

Raymond Or RakayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang