Bugghh
Buugh
Prangg
Brrakk
"DASAR ANAK SIALAN TAK TAU DIRI"
Suara pukulan dan benda pecah menggema didalam ruang tamu mansion besar tersebut. pukulan dan tendangan diterima seorang remaja yang kini terduduk dilantai dengan kepala tertunduk diam tanpa perlawanan pada pemukulan sepihak yang terjadi.
Sedangkan pelaku pemukulan adalah seorang pria paruh baya yang kini tengah mengatur napas menahan amarah, wajah tampan nya meski diusia yang sudah hampir menginjak kepala lima itu merah padam dengan urat dipelipis menonjol dan napas yang masih memburu menandakan seberapa besar kemarahan yang ditahannya.Felix Barram Adelard
Terdapat beberapa orang yang berkumpul disamping menyaksikan dengan tatapan dingin dan benci pada apa yang terjadi kepada remaja dihadapan mereka. Terlihat juga seorang gadis yang tengah menangis tersedu-sedu dipelukan seorang wanita.
"Hiks...sakit...hiks...bunda...hic..tangan aku...sakit..hiks" adu gadis itu dengan sedih seolah dirinya yang paling dianiyaya
"Cup..cup..udah jangan menangis sayang, sebentar lagi sakitnya hilang tunggu papa menghukum anak sial itu dulu" bujuk wanita cantik yang dipanggil bunda itu sembari mengusap rambut dan punggung sempit putrinya dengan lembut mencoba menenangkan, tapi dengan mata menatap dingin dan benci pada remaja yang telah dipukuli oleh sang suami dan sialnya adalah anak yang lahir dari rahimnya itu tanpa ada belas kasih atau peduli sebagai seorang ibu. Vivian Amber Pramata
"HEH DASAR ORANG GA BERGUNA, seharusnya lo itu sadar diri masih mau ditampung disini ga malah ngelunjak" ucap sarkas dari pemuda yang lebih muda disamping wanita tadi,
Daffa kenzio Adelard"Kenapa ga mati aja sih. Benalu kayak lo itu cuma bisa jadi beban dan merusak pandangan tsk" sambung sang kembaran tak kalah sarkas dengan pandangan jijik pada remaja yang tetap diam terduduk dilantai. Dhaffi Keenan Adelard
Sedangkan dibelakang kedua kembar pemuda yang terlihat lebih tua dari keduanya hanya dengan wajah datarnya menatap dingin kejadian didepan nya tanpa ada keinginan untuk melerai. Diri nya tidak peduli bahkan jika remaja yang adalah adik yang tak pernah dia perhatikan ataupun pedulikan itu mati didepan nya. Gibran Matheo Adelard
Remaja yang menjadi objek hinaan itu Raymond ralat Rakay masih diam dengan kepala tertunduk hanya melirik pada drama yang terjadi dihadapannya dengan malas dan lelah. Dapat dirinya lihat jika gadis yang masih menangis itu juga ikut melirik pada nya tanpa diketahui yang lain, sudut bibir tipis itu tersenyum miring seolah mengejek nya bahwa dia kembali kalah dan gadis itu menang. Alicia Hanasta Adelard
*
Remaja yang sedari tadi duduk dilantai itu mulai berdiri mengabaikan luka ditubuhnya bahkan kepalanya masih mengeluarkan darah akibat vas bunga yang dihancurkan dikepala nya saat aksi pemukulan sepihak itu terjadi seolah-olah tidak ada luka dan rasa sakit dengan luka yang didapat.
Menatap para Adelard dengan dingin dan mata gelap yang seakan dapat menenggelamkan seseorang kedalam jurang kegelapan tanpa akhir dan mencekik nya hingga mati lemas.
"Sudah"
Suara berat nan dingin itu keluar dari mulut remaja yang sedari tadi bungkam. Membuat para keluarga Adelard tertegun dan agak linglung
"Tsk menyebalkan"
Setelah mengatakan itu Raymond berbalik menuju arah tangga lantai dua karena kamarnya atau Rakay berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raymond Or Rakay
DiversosDeskripsi : Raymond Elard Agatama adalah anak pertama dari pasangan Agatama keluarga terkaya dan berpengaruh diseluruh asia. Raymond selalu dituntut untuk menjadi sempurna tanpa kekurangan ataupun celah. hingga akhirnya ia menyerah tepat dihari usia...