11.

867 75 2
                                    

Kris yang pertama sadar segera mengajukan pertanyaan "jadi artinya lo ga ada niat dorong cia? Apa lo cuma kepleset dan ada alicia babi disana? Atau lo mau dorong tapi malah lo yg jatuh sendiri? Jadi mana yang bener?" Tanya kris beruntun tidak menyia-nyiakan saat balok es seratus lapis buka suara

"Hm, mn jadi gimana kejadian sebenarnya?" liam tak kalah penasaran

Rakay membuaka sidikit mulutnya, liam dan kris yang melihat itu segera merapatkan tubuh pada rakay ingin mendengar lebih jelas

'Cepetan..'

'Cepat Ngomong? Apa?'

'Berita hot pasti ini mah'

"Buruan ngomong kenapa capek gue nungguin lo ngebisu"

Mata dingin rakay terasa lebih dingin dengan cepat

Kris yang merasakan penurunan suhu segera menjaga jarak dari sepasang kulkas seratus pintu di sebelah nya mengumpati liam babi yang menjadi tersangka

Liam yang juga merasakan hawa tak enak itu menutup mulutnya dengan tangan 'mulut o2n' batin nya memaki mulut ceplas ceplos nya

Semenit yang tersasa seperti setahun itu berjalan dengan lambat masih dengan suasana suram apalagi mata gelap dan dingin itu masih menatap liam dalam diam.

Sampai rakay memutus kontak mata dan berdiri dari duduknya
Berjalan menuju pintu keluar roof top

Gerakan membuka pintu itu terhenti tanpa menoleh kebelakang mengatakan sesuatu

"___

*~°¤°~*

Rakay membelah jalan dengan lihai mengunakan motor sport hitam seperti citah di kawanan rusa, sangat lincah

Dari mana rakay mendapatkan motor itu?

Tentu dia membelinya dengan uang 'kompensasi' dari sang ayah

Sebelumnya jam sekolah yang belumlah habis membuat rakay memilih keluar melewati tembok belakang gedung ips yang tinggi tapi bukan masalah untuknya sebagai raymond yang pernah melewati segala hal berbau bahaya dan maut

Rakay juga tak perlu kawatir ketahuan atau yang lain karena baginya keamanan sekolah ini tak sebanding dengan sekolah yang dirinya dulu masuki sebagai sekolah elit dari yang terelit karena dibangun khusus bagi keturunan orang penting dan berkuasa. Ditambah sistem sekolah yang sangat keras membuat persaingan dan tingkat merusak sangat tinggi sehingga keamanan yang dibuat pun sangatlah ketat

Setelah rakay keluar dari kawasan shs dia langsung pergi membeli kendaraan pribadi dipusat kota

Dan begitulah rakay yang saat ini membelah jalanan yang lumayan lenggang karna jam kerja yang belum selesai.

Matanya mengawasi jalanan dan sekitarnya seperti sebuah scan yang memindai sekitarnya Hingga mata gelap itu menangkap sesuatu diujung matanya

menghentikan laju motornya karena lampu merah tepat didepan mata. taman kota yang sedang ramai dengan pengunjung terutama pekerja kantor dan pasangan yang tengah menghabiskan waktu makan siang tepat disamping jalan.

Tinn

Mendengar suara klakson dari pengendara dibelakangnya rakay mengalihkan pandangan dari taman dan kembali melajukan motor sport nya

*

*

*

"Huh...huh...akhirnya lepas juga dari kejaran tuh orang-orang" ucap seorang pria dengan napas tersengkal

"Masih licin seperti biasa juga, za" seorang pria lain menyahuti dari arah belakang

"Heh iyalah bang kalau ga gitu kita mau makan apa coba kan, lagian yang buat rencana tiap kita beraksi kan lo" ucapnya tersenyum mengejek

Pria tampan berpenampilan kalem yang dipanggil abang itu mendengus kesal tapi tak ayal ikut tersenyum pada perkataan sang adik

"Wih bang dapat jekpot banyak nih kita hari ini" seru sang adik kala melihat hasil rampasan yang diperoleh

Benar, mereka berdua adalah sepasang copet kelas kakap merah (emang ikan) yang baru saja menjalankan aksinya

"Haha..makan besar kita hari ini, kan bang Rain"

"Ba..hstt"

Sang abang menghentikan ucapannya dan mengkode sang adik agar diam. Pria yang dipanggil za itu segera diam dan memasang sikap waspada pada sekitar

Tap

Tap

Tap

"Siapa!!!?"

Sang abang, Rain bertanya ketika seorang pemuda dengan hoodie dan topi hitam menutupi wajah hanya menyisakan bagian mulut dan dagu putih yang terlihat.

cahaya remang-remang di gang kecil dan sempit menambah kesan dingin dan menyendiri ribuan mil jauhnya pada orang didepan mereka.

"Rain Sega dan Zain Febiano, 25 dan 24 tahun dua pecopet, satu sebagai otak dengan satu lainnya sebagai pelaksana. Kerja sama yang sempurna bukan begitu"

Tepat dua meter jarak diantara mereka, pria misterius itu bicara

Rain dan zain yang mendengar perkataan itu tersentak kaget tapi sedetik kemuadian mereka memasang sikap waspada pada pria aneh didepan mereka.

"Siapa anda? Kami tidak ada hubungan atau masalah dengan mu"

Dengan sikap waspada rain mengamati pemuda didepanya.

"..."

"Alah bang habisin aja nanti juga tutup mulut"

"Tung..."

Tak sempat menghentikan adik nya, zain lebih dulu melangkah maju menyerang pemuda misterius itu

Buk

Aghh

Dalam satu gerakan yang singkat itu terdengar erangan kesakitan, bukan dari pemuda ber hoodie tapi dari zain yang tinjunya ditangkap dengan mudah lalu dikunci kebelakang.

"Ugh..sialan! Lepas"

Rain tertegun melihat zain yang mahir bertarung dengan mudah dikalahkan

Insting nya memperingati bahwa orang didepannya berbahaya jadi sepertinya mereka hanya bisa menyerah

"Lepaskan, apa yang kamu inginkan dari kami" rain mencoba berkompromi

"BANG"

Rain memberi kode dengan mata nya agar dia yang menyelesaikan masalah.

Zain menggertakan gigi

"Pekerjaan" singkat, padat dan jelas

"..."

*
*
*
o0o

17.20

Hah~

Rakay tiba di apartemen nya saat matahari sudah tenggelam.
Saat ini dia baru saja selesai mandi terlihat dari handuk kecil yang masih menggantung dikepala dengan rambut basah.

Melangkah menuju meja belajar dengan laptop usang yang tertutup

Menghidupkan leptop jari-jarinya dengan cepat menari diatas keybord. Layar terus berkedip dengan satu-satunya suara mengetik diruangan itu

Mata gelap itu sekilas memancarkan kilatan tajam yang dingin

"Tertangkap" seringai iblis tercipta

###

TBC

Hei guys maaf udh lama ga up pendek lagi

Huhuhu bingung mau buat alur nya + ga mood ngetik😭😭😭

Makasih yg udh ga ninggalin lapak mumu 😘😘💕💕💞

Sampai jumpa di chp selanjutnya

Next.....

Raymond Or RakayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang