21

152 26 9
                                    

21. Garis Takdir 4 Manusia

Bagaimana caranya tau rahasia semesta?

Bagaimana caranya tau rahasia semesta?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Nau?"

Laura baru saja masuk ke dalam kamar Naura setelah selesai membersihkan diri di kamar mandi bawah dan mengganti pakaian menggunakan baju Naura yang masih berada di ruang setrika. Tapi dia dibuat kebingungan saat sampai di kamar itu karena melihat Naura duduk di dekat pintu kamar mandi sambil menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan.

Laura langsung menghampiri Naura ketika sayup-sayup mendengar isakan kecil yang keluar. Laura ikut mendudukkan dirinya di depan gadis itu.

"Nau, kenapa?" tanyanya sambil mengusap bahu gadis didepannya.

Naura mengangkat wajahnya dan menatap Laura dengan tatapan menyesal saat menyadari keberadaan Laura di depannya. "Gue gak tau kenapa tapi gue merasa bersalah banget. Lau, gue nyusahin ya? Gue bodoh banget kan?"

Laura menangkup wajah bersedih itu dengan lembut. "Nau, dengerin gue. Rasa bersalah lo gak akan ngubah keadaan jadi lebih baik. Sekarang yang harus lo lakuin adalah gimana caranya kita bisa bantu masalah saat ini supaya cepat selesai. Lo gak sendiri, lo punya gue. Kita saudara sekarang kan?"

Naura yang mendengar itu langsung memeluk Laura dengan erat. "Kenapa sih Tuhan lakuin ini ke kita? Gue gak mau nyusahin orang lain, Lau. Gue mau minta maaf sama Shafira karena udah mengabaikan keadaan dia gitu aja selama ini. Tapi gue mau minta maaf sebagai Naura, sebagai diri gue sendiri."

Laura berusaha menenangkan gadis itu dengan mengusap punggung Naura. "Biar gue wakilkan oke?"

Naura menggeleng pelan. "Beda, Lau. Harusnya permintaan maaf itu jadi tanggung jawab gue kan? Gue gak mau terus-terusan nyusahin lo karena harus hidup sebagai gue. Gue gak mau. Maafin gue, Lau, lo pasti kesusahan kan selama ini?"

Laura dengan cepat melepaskan pelukan itu dan beralih menatap wajah Naura dengan serius. "Nau, inget kata Mas Dayan, kita itu takdir. Dan akan selalu ada pembelajaran dari takdir yang kita dapat. Gue gak menyesal ada di tubuh lo dan gue gak keberatan sama sekali."

"Kita pasti bakal balik ke raga kita masing-masing nanti. Jadi, please berhenti nangis karena gak ada yang perlu lo sesalin. Gue juga gak terbiasa lihat tubuh gue sendiri nangis kayak gini," ucap Laura sambil mengusap air mata yang mengalir dari wajah yang sebenarnya adalah miliknya.

Naura menatap Laura sendu, "maaf.." ucapnya sesal sekali lagi.

"It's okay. Kita jalanin semuanya bareng-bareng oke?"

Naura akhirnya mengangguk dengan yakin, membuat Laura tersenyum begitu saja.

"Eh!" Laura seakan tersadar sesuatu saat melihat keadaan kamar saat ini.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang