34

107 17 22
                                    

34. Bahagia - Pilu

Celaka. Agaknya saya memang bagian dari celaka yang tidak diharapkan. Dan saya adalah bagian dari celaka yang terpaksa dilahirkan.

 Dan saya adalah bagian dari celaka yang terpaksa dilahirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Selama dua minggu ini, Laura rasanya seperti memiliki banyak kegiatan baru setelah kakinya mulai membaik dan dirinya sudah bisa berjalan sendiri. Dokter Bagas bilang, kalau dirinya harus sering-sering melakukan banyak kegiatan yang positif. Mungkin sejak itu pula, Laura tidak henti-hentinya melakukan banyak hal.

Juno membelikannya banyak tanaman hias baru, membuat Laura kini punya kesibukan untuk merawat tanaman-tanaman itu. Harsa datang hampir setiap hari untuk membawakan banyak sekali jenis makanan, membuat Laura perlahan mulai kembali membenahi nafsu makannya yang sempat menurun drastis.

Naura dan Shafira selalu menemaninya olahraga di akhir pekan, sekedar berjalan santai di daerah komplek. Areska terkadang mengajaknya untuk mampir ke Cafe Ujung Kota, walau seringkali Laura menolak karena dirinya hanya akan melihat laki-laki itu bekerja atau bermesraan dengan Naura.

Laura pernah sekali ikut Aeri menghadiri kelas memasak, tapi Laura merasa tidak berbakat karena masakannya akan berakhir sangat asin. Kalau bosan, Laura terkadang mampir ke rumah Mas Dayan, sekedar duduk untuk kembali membaca berjili-jilid buku yang merangkum semua cerita tentang jiwa-jiwa manusia. Atau kalau tidak, Laura hanya akan mengekori Mas Dayan untuk menghadiri sebuah pertemuan dengan para penulis, membuat Laura tau kalau laki-laki itu rutin menghadiri pertemuan itu karena Mas Dayan menyukai seorang gadis di sana secara diam-diam.

Ada banyak hal yang berubah. Tapi, yang paling berubah adalah Papa, dan.. Ajinata.

Papa kini begitu peduli padanya. Sejak hari dimana Laura menolak untuk melakukan konsultasi dengan dokter psikiater, Papa sempat mengajaknya untuk berbicara serius. Itu jadi kali pertama Papa berbicara empat mata dengannya setelah sekian lama. Papa menceritakan banyak hal. Tentang dirinya, tentang Mama, tentang bagaimana mereka bisa bertemu, dan tentang bagaimana Laura bisa lahir.

Laura kembali menangis setelah mendengar segala rentetan cerita mereka. Terlebih saat kembali mendengar kalau dirinya adalah sosok yang tidak terduga kehadirannya, yang kemudian lahir dari sebuah bentuk kesalahan. Fakta itu cukup mengganggu Laura selama beberapa saat, namun saat Laura melihat Papanya meminta maaf dengan sungguh-sungguh, Laura tentu luluh. Karena mau bagaimanapun, Papa akan selalu jadi cinta pertamanya, laki-laki pertama yang dia sayang.

Semenjak itu Papa selalu menemani Laura selama masa penyembuhan. Papa juga sering pulang ke rumah sekarang, membuat Laura jadi tidak begitu kesepian karena Papa pasti akan selalu menyempatkan untuk sarapan atau makan malam bersama dengan Laura.

Laura bahagia, tapi, Laura juga kebingungan.

Ajinata itu, apa yang laki-laki itu pikirkan sampai-sampai dia juga ikut andil dalam hidupnya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang