Syirik. Melihat video perpisahan milik orang lain. Ingin rasanya aku ada di dalam situ dan mengumbar semua topik basi. Sayangnya, cerita ini hanya milik mereka yang punya kawan dan perjalanan masing-masing. Dari sudut manapun aku tak pantas mencampur diriku dengan potret kenangan mereka.
Begitu pula dengan semua cerita yang tersaji disini. Aku bukanlah seorang pendaki yang suka mengutip motivasi dengan bingkai matahari terbenam, bukan juga penulis handal yang bisa merangkai puisi picisan yang bisa membuat wanita menangis. Karena nyatanya satu satunya wanita yang sudah saya buat menangis hanyalah ibu saya, bukan dengan puisi tapi dengan keberadaan saya.
Bejibun puisi yang ada disini datang dari isi kepala saya yang masih berantakan. Tolong maklumi sebuah penggunaan kata yang jika dikira salah atau tidak mengikuti standar kesusastraan kalian. Saya disini murni mengarang dan menuangkannya lewat kata, koma dan titik.
Ini baru permulaan, jika kalian kenal dengan saya lebih dekat mungkin akan jadi akhir yang baik. Ini baru permukaan, jangan memikirkan sesuatu yang tak penting terlalu dalam. Sama seperti video perpisahan yang saya tonton semalam.
Kuharap kita berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Bait Bangsat
Short StoryCompanion Piece atau sebuah Karya Pendamping. ditulis dan disusun oleh Nur Adianzah. Beberapa tulisan yang tidak terealisasikan sebagai lirik di mini album Mister Mejik oleh JAKA* (Moniker lain dari Nur Adianzah) digubah ulang menjadi puisi dan ju...