aku terlalu seni rupa, buat kamu yang iya-iya aja.

1 0 0
                                    

Elegan. Tebal kanvas yang terbalut warna biru terang. Dicampur dengan goresan-goresan tipis warna lain membuat latar belakang lukisan itu semakin jelas. Ujung sebelah kiri dari karya itu membentuk barisan kotak yang lebih mirip karikatur daripada pagar. Terdapat jelas gambar tengkorak dengan mata segitiga diantara kotak-kotak itu.

Bisa diterjemahkan dengan bahasaku sebagai penikmat seni garis keras waktu itu. Rindu rumah.

Kanvas biru pekat yang dicampur dengan mini karikatur jelas menambah aksen kangen pada lukisan itu. Saat kulihat judulnya sendiri sudah jelas lukisan ini ingin menampilkan apa tanpa perlu dijelaskan oleh seseorang yang ulung dalam seni sepertku.

Judul mahakarya yang kulihat di pameran nomor tiga adalah : Beranda.

Aku menoleh ke arah pacarku. Saat itu melihat hubungan kami berdua yang terancam bubar akibat tuntutan yang tak menentu. Akhirnya, ku ajak dia ke pameran seni yang sudah biasa kudatangi ketika aku sedih. Tapi melihat ekspresi bingung sayangku, sepertinya dia tidak paham apa-apa. Entah tidak paham atau masih kesal dengan argumen kami semalam di mobil.

Aku tidak tahu.

Sebelum beranjak ke lukisan kedua. Melihat masamnya ekpresi pacarku membuatku bertanya kepadanya.

"Kamu ngerasa ga?, lukisan ini mirip aku pas jaman kuliah dulu. Uang masih sedikit terus baru seminggu di Malang aku udah kangen ibu bapak. Manja banget ya aku dulu hahaha" ucapku disambung ketawa.

"Iya" jawabnya ambigu.

Tak jauh dari Beranda ada lukisan yang sangat menarik perhatian ku semenjak aku datang kesini, kira ku mungkin baru dipajang dua atau tiga minggu lalu. Nama pelukisnya tidak begitu familiar di kepalaku. Tetapi sebagai penikmat seni paling handal di muka bumi lukisan ini yang paling mudah diterka diantara semuanya.

Cat merah yang sangat kuat serasa seperti menusuk mataku, terlihat coretan hitam menggumpal yang mengotori seisi kanvas. Diatas semua coretan terdapat kata-kata kurang jelas yang digambarkan dengan phonemic latin tapi masih menggunakan Bahasa Indonesia.

Objek paling jelas dalam lukisan ini adalah sebongkah mulut yang menganga. Lingkaran hitam membentuk mulut yang terasa jelas akan menelan kami berdua jika menatapnya terlalu lama.

"Angker ya" ucap ku berkomentar.

"Iya"

"Pasti pelukisnya antara tukang ngomel atau ga kurang perhatian nih hahaha"

"Iya" balasnya.

Berusaha mengembalikan senyumnya, aku kembali ke lantai dasar untuk melihat karya favoritku. Disana lukisan itu sudah terpampang dari jaman ku belum bisa menilai seni. Walau simple tetapi lukisan ini yang paling berkesan dihatiku.

Lukisan ketiga ini : potret seorang wanita. Kanvasnya penuh dengan wajah perempuan ini. Tak begitu banyak ornament atau warna pendukung lain selain bercak oranye. Wanita ini tersenyum bak ratu yang bebas, dibalut kebaya rapih dengan motif seadanya dan kontur muka mirip Maud Gonne.

Walau pelukisnya memberi judul Bude.

Aku tetap menamai lukisan ini perempuan paling cantik.

"Nih, yang ini mirip kamu" ucap ku sambil menunjuk lukisan perempuan paling cantik.

"Iya" ucap pacar ku, senyumnya sedikit rekah.

"Tapi masih cantikan kamu kok saying" balasku gombal.

"Iya" balasnya kembali dingin.

Percaya tidak percaya aku sudah menjalani hubungan ini selama tiga tahun, dan yang kurasa argumen semalam harusnya tidak membuat hatinya segaduh ini.

Apa selama ini aku memang tidak bisa memahami perasaan wanita ?

Sama seperti purwarupa didepanku, benda pahatan yang tidak bisa dibilang patung dan juga bukan sebuah karya. Cuma pahatan biasa yang lebih mirip siwak raksasa. Berdiri diam menunggu untuk diperhatikan. Siapaun yang membuatnya pasti hanya orang tolol yang tidak mengerti seni sepertiku.

Aku menggerutu disamping pacarku soal benda raksasa yang berdiri tegak disudut kiri ruangan. Sesaat aku mengoceh panjang lebar soal benda itu dan juga seni yang hilang tiba tiba dia memotong kalimatku.

"Jadi kapan kita menikah?" ucapnya

"Aku tidak tahu" balasku bengong.

Judul purwarupa itu adalah"Kepastian".  

Bait Bait BangsatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang