DUA PULUH ENAM

6.5K 405 8
                                    

Vote, komen and happy reading 🧡
.
.

Emosional.

Suasana yang menggambarkan pesta perpisahan bagi kelas XII di Neocity Highschool, bermacam-macam rangkaian acara yang telah disusun sempurna oleh penerus OSIS, terbukti sukses malam ini.

Bagi mereka perayaan tahun ini adalah yang paling istimewa. Bertahun-tahun lamanya mereka melewati generasi perang dingin ataupun perang ugal-ugalan antara senior mereka, maka hari ini batas itu sudah hilang entah kemana.

Tahun-tahun sebelumnya, prom night adalah acara yang sangat dihindari. Bagaimana tidak, selain adanya perdebatan masalah tema dan kubu yang tak mau hadir, juga ada acara yang pengunjungnya terpaksa. Akan ada barisan khusus kelas IPA dan IPS yang akan dipisahkan berdasarkan jurusan mereka.

Dan terkadang acara prom night menjadi tragedi putusnya hubungan backstreet antara kelas IPA dan IPS, dengan adanya acara couple dansa, yang pastinya IPA harus dengan IPA begitupun dengan kelas IPS.

Namun kali ini semuanya sudah berlalu. Mereka semua berterima kasih pada angkatan Hages dan Millo. Perpisahan malam ini menjadi hal yang emosional dan juga mengharukan. Pelukan hangat tercipta antar kelas, tanpa persaingan, tanpa perbandingan.

"Selamat malam, maaf mengganggu." Suara Lagos yang tiba-tiba terdengar membuat atensi orang-orang teralihkan. Berbagai macam tanda tanya muncul dibenak mereka, dan semakin bertambah ketika melihat Haje, Felix, Levi, juga ikut naik ke atas panggung.

"Itu mereka mau ngapain?" tanya Reva pada Hages.

"Mau stand up komedi mungkin," balas Hages asal. Dan geplakan manja mendarat dipunggungnya. Millo yang disamping pemuda itu hanya terkekeh pelan, bahkan ketika Hages tampak merengek karena mengadu kesakitan padanya.

"Gue disini bukan lagi mau ngelawak, tapi ada beberapa hal yang mau gue sampaikan."Hages menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Padahal jarak mereka jauh, kenapa seakan-akan Lagos menjawab pernyataannya.

"Gue mewakili teman-teman ingin minta maaf soal tragedi pensi pada kalian semua. Kesalahan, mulai dari sabotase sampai kejadian lampu gantung panggung itu ulah kami." Perkataan Lagos yang terjeda membuat kericuhan, terlebih rombongan Hages dan yang lain, mereka tak menyangka bahwa Lagos akan mengungkap disini.

"Mil, temen lo ngapain anjir??!" Hages menyikut lengan Millo, sedangkan Millo yang tak tahu apa-apa pun hanya mampu melongo.

"Gue ngaku salah dan minta maaf atas semuanya. Kalian boleh anggap itu kelakuan bodoh, jahat, ataupun kriminal, tapi dengan segenap hati, gue tulus meminta maaf. Pada Millo, Hages dan teman-teman semuanya." Lagos sedikit menarik napas, memejamkan matanya sejenak, lalu membuka mata untuk melihat respon mereka.

"Kita maafin lo! Let's begin again, tanpa persaingan, tanpa permusuhan. Lagian temen lo pacaran tuh sama kelas kita!!" Suara cempreng Ningsih membuat orang-orang menoleh ke gadis itu. Jika sudah kelas IPS memaafkan mereka, tak ada salahnya juga yang lain juga ikut memaafkan.

"Maksud lo siapa nih?" Hansa berceletuk pada Ningsih.

"ELO! Eh si pendek ngerasa dominan juga," cibir Welly setelahnya. Hansa mendengus sedangkan Rendra tak peduli, ia memilih menikmati makanan di pesta prom night malam ini.

"Makasih atas maafnya, makasih." Terdengar iringan tepukan tangan menyambut permintaan maaf dari mereka yang berdiri di panggung. Semua orang mulai melupakan kejadian, dan kilas balik soal permusuhan antar jurusan.

Mereka memilih menata masa yang akan datang dipenuhi dengan hubungan erat pertemanan. Malam yang cerah, bersama pesta soda dan juga pool party yang mana kolam sekolah disulap sedemikian rupa. Semuanya penuh kejutan, dengan kejadian yang penuh kejutan juga.

Backstreet | Markhyuck Au (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang