DUA

13.3K 686 36
                                    

Seperti biasa Johnten family always di lapak aing

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

"Hages bangun, sekolah."

Seorang pria cantik mengguncang tubuh Hages yang masih bergelung dengan selimut. Hanya ada respon gumaman kecil dibalik selimut, karena setelah itu Hages berbalik memunggunginya seraya menarik selimut lebih tinggi. Tennya terkekeh pelan melihat buntelan gembul itu, memang kebiasaan Hages susah bangun.

Tennya menarik selimut Hages dan melemparnya ke lantai, namun bukannya bangun karena hilang selimut, Hages justru menarik guling disampingnya.

"Hages bangun dong, ntar telat loh."

"10 menit lagi mom." Tennya mendengus pelan mendengar jawaban Hages.

"Emillnya mom suruh pacaran sama si cowok manis itu aja deh, yang ini susah bangun soalnya. Oh siapa namanya Navis ya?" tutur Tennya.

"Enggak anjing! Eh! Hampura mom! Gak maksud sumpah." Hages segera bangkit dari ranjang meraih handuk dan buru-buru ke kamar mandi. Tennya tertawa puas melihat putranya itu buru-buru. Dasar tsundere.

"Ini anak tidur udah kaya babi, berantakan banget, eh kalau dia babi gue juga dong? Enggak enggak!" Tennya mulai membereskan tempat tidur Hages yang berantakan. Setelahnya pria itu beranjak menuju meja makan, karena sudah ditunggu oleh Jovan dan si sulung, Henley.

Beberapa menit kemudian Hages sudah rapi-tidak Hages mana mungkin rapi untuk pergi sekolah. Pemuda itu memakai seragam mengeluarkan baju, dan tidak memakai lencana, jaket denim melapisi seragamnya dan Hages sudah rapi, menurutnya.

"Pagi mbul, udah mandi belum sih, ilernya masih ada tuh." Henley menyapa membuat Hages buru-buru mengusap area bibirnya.

"Mana ada, lagian gue gak pernah ileran ya!" protes Hages.

"Papi, good pagi." Hages menyusul Jovan yang sudah duduk di meja makan, mengecup pipi sang ayah sekilas membuat Tennya mendengus kesal.

"Apa sayang? Kamu gak bikin masalah kan? Biasanya kalau mode imut begini buat nutupin skandal di sekolah," sahut Jovan.

"Skandal, emangnya Hages idol. Hehe mau minta sponsor pa, buat latihan futsal ntar sore." Jovan geleng-geleng kepala. Anaknya ini memang suka olahraga daripada belajar, bertolak belakang dengan anaknya Taella, si Emillo yang emang pintar akademik, tak apa dua orang itu saling melengkapi.

"Minta mom, kan keuangan dipegang ibu negara," suruh Jovan.

"Yah daddy gak asik. Ibu negara mana mau mensponsori kegiatan Hages." Hages cemberut, kemudian mengambil posisi duduk di depan Henley yang menikmati sarapannya.

"Nanti mom kasih, asal pulang nanti gak babak belur lagi," ujar Tennya.

"Bener nih mom, janji ya?"

"Iya, cepetan sarapan ntar telat." Hages buru-buru menyantap sarapannya.

"Bang anterin gue, jangan sampai gue telat, ini hari senin si Millo jaga di depan nih." Henley geleng geleng kepala, masih heran kenapa tetangga mereka itu mau pacaran dengan adiknya ini.

Backstreet | Markhyuck Au (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang