Sesaat setelah pernikahan, renjun menjadi sedikit sibuk karena diajak Jeno untuk menemui beberapa kerabat dan pesta bisnis yang membosankan. Kini renjun dengan balutan blouse putih serasi dengan Jeno yang memakai jas putih.
Keduanya kini akan pergi ke suatu pesta keluarga Harry. Salah satu teman Jeno yang mendapat kesuksesan dari bisnis yang ia bangun. Jeno yang mendapat undangan tentu dengan senang hati menerima dan membawa renjun kesana.
"Terimakasih" senyum renjun ketika Jeno membuka pintu mobilnya. Keduanya bergandengan masuk kedalam mansion yang terletak di tengah ibu kota.
Baru saja masuk, ia sudah ditarik Jeno untuk menemui temannya yang lain. "Sudah berapa lama kita tidak bertemu?"
"Ya cukup lama, kau sih sibuk dengan pernikahan ya?" Pria itu menatapnya, mau tidak mau renjun hanya tersenyum.
"Bagaimana rasanya menikah?" Pria lainnya datang. Meja yang semulanya hanya berisi tiga orang kini dikerubungi beberapa pria lain yang beberapa nya membawa istri.
"Kau renjun ya? Kemari kita berkumpul di sana saja" seorang wanita cantik dengan gaun biru menyapanya, sekilas renjun melirik Jeno yang sibuk bercengkrama. Renjun mengangguk lalu mengikuti wanita itu ke meja lainnya.
"Wah kau renjun ya? Penari Opera itu" baru saja duduk ia langsung dilempar pertanyaan oleh seorang pria Tan. Renjun tersenyum dan mengangguk. "Jangan malu kita bisa berteman, kau tau Jeno juga teman ku dulu"
"Benarkah?" Tanya nya penasaran.
"Iya, dia yang mempertemukan ku dengan Mark" pria itu atau Haechan menunjuk seorang pria bule di sebelah Jeno. "Senang rasanya mendengar pernikahan Jeno"
"Iya hahaha" obrolan itu berlanjut dengan lancar, untung saja pesta ini tidak membosankan karena ada Haechan yang terus mengajaknya mengobrol.
"Cape?" Jeno mengelus rambut renjun, keduanya kini menuju perjalanan pulang. Renjun mengangguk, tiba tiba ia mengecup pipi Jeno.
"Cape, tapi yang ini sepertinya cocok denganku" Jeno terkekeh dan balik mencium renjun di bibirnya. "Kau tau renjun, mereka sudah menanyakan bayi padaku"
"Ah Jen, kau ingin mempunyai bayi?" Renjun menatap Jeno. Pria itu langsung mengangguk semangat.
"Aku sangat ingin menjadi seorang ayah, tentu dari bayi mu." Jeno menggesekkan hidungnya pada leher renjun.
"Berdoa saja ya?" Jeno mengangguk. Sementara renjun tenggelam dalam pikiran nya hingga sampai dimansion.
"Nyonya ada surat dari tuan Yangyang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Opera; The Golden Sun
FanfictionLee Jeno, seorang pembisnis tambang yang kini tengah naik daun. Banyak sekali bangsawan yang ingin menjodohkan nya dengan putri putri mereka. Namun Jeno menolak semua nya karena ia telah menemukan sosok yang sudah lama ia cari. Noren.