8

944 82 0
                                    

Tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak. Kebahagiaan itu tidak bertahan lama begitu Jeno mendapat kabar jika renjun telah pergi meninggalkannya ke daratan China.

Seharusnya Jeno tak usah pergi mengecek tambangnya jika harus kehilangan renjun. Pria itu buru buru memerintah Jisung agar bisa menyusul renjun.

Namun disayangkan jika penerbangan menuju china sudah habis hingga satu bulan ke depan. Jisung sampai kewalahan mengurus Jeno yang mengamuk karena hal tersebut.

Berhari hari hidup Jeno seakan kosong. Ia sedikit menyesal karena tak memenuhi keinginan renjun yang begitu ingin pulang padahal Jeno tau jika itu adalah impian besar renjun namun ia acuhkan hingga renjun senekat ini untuk pulang.

Tubuhnya sampai kurus dan terus menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Hingga akhirnya tiba dimana Jeno akan menyusul renjun ke China. Ia pun sudah mempunyai alamat rumah renjun disana.

Tunggu lah renjun. Ia akan membawamu kembali.

Tapi perjuangan Jeno tak sampai disitu. Ternyata rumah renjun sudah hancur lembur karena pemerintah China mengusir klan Huang. Mendapatkan hal itu Jeno cemas luar biasa, ia takut terjadi sesuatu pada renjun.

Berminggu-minggu ia terus mencari renjun yang jejaknya sama sekali tidak tercium. Hingga akhirnya Jisung melaporkan jika renjun berada di pengungsian bersama orangtuanya.

Tanpa berlama lama Jeno segera pergi ke tempat itu, di sana banyak sekali orang-orang yang terluka. Kecemasan semakin membesar takut jika renjun pun ikut terluka.

"Jeno?" Pria itu berhenti. Berbalik mendapat renjun dengan tatapan tak percaya. Jeno langsung memeluk renjun.

"Akhirnya. Aku menemukan renjun."

"Apa yang kau lakukan disini Jen?" Lirih renjun. Ia tak mengira jika Jeno akan sejauh ini menyusul nya, perasaan bersalah membuncah melihat Jeno yang kurus dan kantung mata hitam.

"Aku mencari mu, aku sungguh tidak mengerti kenapa kau ingin kemari dan meninggalkan ku"

"Maafkan aku Jen, aku kira hanya akan sebentar disini namun aku tidak bisa meninggalkan orang tua ku."

"Tidak apa, aku sudah menemukan mu jadi ayo kembali renjun." Kedua tangan renjun yang dingin ia kecup. "Tapi—"

"Aku bisa membawa orang tuamu juga, aku akan memberikan mereka tempat ternyaman disini dan kau ikut dengan ku." Jeno sama sekali tidak memberi kesempatan renjun untuk kembali kabur. Dengan keras kepala nya ia berhasil membawa renjun ke penginapan nya disini.

"Jen, bagaimana dengan orang tua ku?"

"Mereka sudah aman, kita akan pulang malam ini juga" renjun sangat tidak nyaman dengan sikap Jeno yang seperti enggan untuk renjun kembali bersama orang tua nya. Terlebih ia tidak bisa melakukan apapun karena Jeno mengunci segala pergerakan nya.

 Terlebih ia tidak bisa melakukan apapun karena Jeno mengunci segala pergerakan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Opera; The Golden Sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang