Part 18

61 13 0
                                    

Kepala Wanda tiba-tiba berdenyut saat ia sampai di apartemen, basecamp penculiknya setelah berjalan-jalan di HQ HPO untuk melihat dan berkenalan dengan beberapa anggota organisasi itu. Ia pun beringsut duduk di atas sofa sambil memijit kepalanya, ditatap heran oleh Declan dan Yoonam yang tengah berkacak pinggang di hadapannya.

"Kau kenapa? Pusing karena tidak terbiasa teleportasi?" Tanya Yoonam sinis hingga Wanda mendelik kepadanya.

"Kau butuh minum, Wanda?" Declan bertanya khawatir sambil berjalan ke dapur untuk mengambil air mineral. Pria itu sedikit lebih baik daripada Yoonam yang menyebalkan, tapi tidak membuat Wanda terhibur pula karena ia hanya ingin pulang dan melupakan HPO yang tetap tidak memberikannya kesan baik untuk bergabung.

"Makanya jangan coba mengirimkan telepatimu kepada artis itu. Kau hanya menguras tenaga untuk hal yang sia-sia." Kata Yoonam lagi membuat Wanda terkesiap. Jantung Wanda bergedup kencang, tidak menyangka pernyataan Yoonam barusan.

Telepati?

Dan tiba-tiba saja tubuh Wanda seperti terdorong dengan cukup kuat ke punggung sofa oleh sesuatu yang tak kasat mata. Dorongan yang seakan bisa mendorong jiwanya keluar dari tubuhnya, mendorong jiwanya untuk masuk ke dalam pikirannya yang memiliki ribuan cabang berisi memori-memori yang dikenalnya. Ya, Wanda benar-benar masuk ke dalam benaknya yang berbentuk seperti alam semesta itu.

Ia berada di sana, melihat memorinya satu per satu hingga ia menemukan sebuah memori asing yang berada di ujung pikirannya. Penasaran, Wanda pun mendekatinya dan melihat memori itu tanpa ragu.

~~~

Kedua mata Vernon terbuka lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata Vernon terbuka lebar. Keningnya berpeluh meski udara di kamarnya tidak panas. Dadanya sesak sekali sampai ia terengah-engah seakan baru saja selesai berlari kencang tanpa persiapan hingga ia berupaya menenangkan diri dengan duduk di atas kasur dan menegak air mineral yang ada di atas nakasnya. Ia seperti baru saja terbangun dari mimpi yang sangat buruk, padahal tadinya is berbaring untuk mencoba bertelepati dengan Wanda yang entah sedang berada di mana.

"Bagaimana? Kau bisa bertelepati dengannya?"

"Bagaimana? Kau bisa bertelepati dengannya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fly High [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang