Part 30

43 10 3
                                    

Napas Waynne terhela panjang mendengar perdebatan Waylon dan Mark tentang dunia IT yang tidak diketahuinya sehingga ia memilih untuk diam sembari memperhatikan kawasan sekitar mereka yang sangat gelap, tetapi ribut oleh bunyi mesin yang menjadi sumber data HPO. Ya, mereka berhasil masuk ke dalam ruangan berisi server HPO setelah Waynne menculik dua anggota HPO yang salah satunya memiliki akses ke ruangan server organisasi itu.

Penculikan yang cukup memakan waktu karena Waynne harus berteleportasi ke ruang server dengan perempuan itu sebelum mengasingkannya ke sebuah tempat dan kembali ke Nybergsund untuk menjemput Kakak serta Ayahnya--sebagaimana ia tidak mengerti bagaimana cara meng-hack jaringan HPO.

Untungnya Waylon tahu dan Ayahnya memaksa ingin ikut sebagai penjegal keamanan HPO menggunakan potongan kayu yang diambilnya dari halaman rumah darurat mereka.

"Bisa memakan waktu berapa lama?" Bisik Waynne memotong pembicaraan Waylon yang menjelaskan kepada Ayahnya bagaimana sebuah sistem komputer bekerja.

"Depends on its system."

"Hapus data kita dulu, juga Jeonghan dan keluarga Vernon." Kata Waynne dengan tegas, seperti titah dan Waylon mengangguk dengan patuh.

Setelah mendapati kehidupan mereka yang aneh bin ajaib, terutama ketika menemui kejadian yang membuat Waynne hampir bertemu dengan maut, Waylon jadi tidak berani menginterupsi adik pertamanya itu. Mereka masih mengharapkan kekuatan Waynne pula sehingga mau tak mau ia manut untuk mempermudah tugas mereka. Lagipula, apa yang disarankan Waynne ada benarnya pula.

"Organisasi seperti ini tidak hanya menyimpan data di satu tempat. Kalau bisa kita harus menghancurkan ini semua." Kata Mark dengan serius, memandang sekeliling yang penuh dengan server besar yang suara mesinnya cukup mengganggu telinga.

"Tidak bisa, yah. Tidak semudah itu." Elak Waylon dengan dua mata fokus ke layar laptop yang didapatkan Waynne entah dari mana setelah Waylon berkata jika salah satu cara membobol database HPO menggunakan laptop lain.

"Kita harus menghancurkan prosesor utama yang digunakan HPO. Kalau hanya menghancurkan tapi tidak tahu yang mana, ya sama saja. Paling aman memang harus menanamkan virus ke server mereka dan--"

TET TET TET

"SH*T! Sistem keamanan mereka mendeteksi sambungan laptopku!" Seru Waylon ditengah bunyi alarm yang memekakkan telinga.

Waynne tidak memahami hal itu dan bingung saat Waylon membereskan laptopnya dengan buru-buru.

"Jadi kita harus apa, Waylon!?"

"Destroy this place!"

"HAH!?"

"Like father said! DESTROY THEM!"

~~~

Waynne berlari kencang bersama Waylon dan Mark keluar dari ruang server, berbaur dengan anggota HPO yang kalang-kabut karena munculnya api dari dalam ruangan tersebut hingga membunyikan alarm tanda kebakaran di Headquarters HPO sebelum listrik padam. Api itu disebabkan oleh anggota keluarga Maksten yang menghancurkan beberapa server, memantik korsleting listrik hingga seluruh area HPO padam. Sebuah cara pengrusakan yang tidak diekspetasikan oleh ketiganya akan berakibat fatal--tapi cukup menguntungkan hingga mereka bisa bergerak bebas di dalam HPO mencari Wanda dan Vernon.

Dengan gelapnya tempat itu, ketiganya bergandengan tangan, mencari dengan cepat meski harus menabrak orang-orang. Mereka bukan hanya kesulitan melihat jalan, tapi juga buta arah.

"Kita harus mencari petugas keamanan." Mark menyahut, sedikit terengah-engah.

"Ayah benar. Kita bisa membawanya ke Nybergsund dan menerornya untuk memberitahukan keberadaan Wanda dan Vernon."

"Tapi kita harus cepat! Bagaimana kalau mereka tertangkap dan dibawa ke tempat lain sebelum kita berhasil membebaskannya?"

"Looking for the Fly Boy?"

Langkah ketiganya segera terhenti mendapati seorang perempuan berdaster putih--seperti seragam pasien rumah sakit--menghadang mereka dengan dua mata melotot yang bersinar seperti lampu senter. Sontak jantung mereka pun kalang-kabut, gugup karena tahu jelas yang menghadang mereka bukanlah manusia biasa, melainkan manusia super yang bisa memancarkan sinar lewat matanya.

"W--"

"Kita tak punya banyak waktu. Ayo, ikut aku!" Seru perempuan itu lalu berbalik, berjalan memasuki koridor yang kini terlihat jelas oleh Waynne, Waylon dan Mark karena sinar dari mata perempuan itu. Tetapi, ketiganya tidak segera menurut. Mereka tetap diam, ragu karena tidak mengetahui tujuan perempuan itu.

"Ayo cepat! Kalian mau menyelamatkan orang yang bisa terbang itu, kan!?" Tanya perempuan itu retoris, berbalik memandang ketiganya yang kesilauan karena sinar matanya.

"W-why?? K-kenapa kau tahu tujuan kami? Dan ken--"

"No time! Come'n! We are in the same side!" Seru perempuan itu lagi tanpa basa-basi, memaksa keluarga Maksten untuk mengikutinya meski masih penuh dengan keraguan.

"Aku juga korban seperti kalian. Dan selain aku ada banyak korban lainnya yang masih tertahan di sini." Jelas perempuan itu sambil berjalan cepat mengikuti arah koridor tanpa berbalik sama sekali untuk memandang lawan bicaranya.

"One of us can see the future. Dia melihat kalian datang menyelamatkan kami."

"Kami ingin menyelamatkan anggota keluarga kami! Bukan kalian!" Seru Waynne hampir menghentikan langkah jika Waylon tidak menariknya dengan kencang untuk terus berjalan. Perempuan itu jelas khawatir jika manusia super di depannya membawa mereka ke tempat yang jauh dari Wanda dan Vernon.

"Kami tahu! Makanya kami datang membantu kalian!" Seru perempuan itu balik, menyipitkan mata pada Waynne yang sudah kesilauan karena sorotan sinar matanya.

"The one who helps us is your sister! So, please! Be fast!"

~~~

Wanda melenguh saat suara alarm kebakaran memenuhi indera pendengarannya. Sangat kencang sampai ia menggeram karena telinganya kesakitan. Ia tidak bisa menutupi telinganya seperti pria menyebalkan yang mencoba berteriak di tengah ributnya alarm itu, menyuruh bawahannya untuk segera mengecek keadaan headquarters HPO yang tampaknya sedang kebakaran. Kedua tangan serta tubuh Wanda masih terikat di kursi meski listrik padam dan begitu pula yang terjadi pada Vernon di sisinya.

"APA YANG SEBENARNYA TERJAD--"

BUK!!

Jantung Wanda berdegup kencang saat suara pukulan menghentikan pekikan pria menyebalkan itu. Karena suasana yang gelap, baik dirinya dan Vernon tidak bisa melihat siapa yang telah memukul pria itu. Mereka hanya bisa berharap orang yang memukul itu adalah Waylon atau Mark yang memang seharusnya membantu mereka untuk kabur.

"Wanda? Fly Boy?"

Suara itu sangat asing, memanggil Wanda dan Vernon dengan sebutan Fly Boy. Wanda dan Vernon pun kompak tidak menjawab. Keduanya sangat gugup, mengunci mulut mereka dengan rapat bahkan merasa suara degup jantung mereka bisa terdengar sangking sepinya lokasi itu setelah si pria menyebalkan tumbang.

"Steel Man!"

Tiba-tiba sebuah sinar menyinari ruangan itu. Sinar yang temaram hingga Wanda dan Vernon bisa melihat ke sekeliling ruangan, mendapati pria berjas yang sudah terkapar di atas lantai--tidak sadarkan diri bersama anggota HPO lainnya. Kemudian pria yang dipanggil Steel Man yang berbalik menghadap perempuan yang matanya bersinar seperti lampu dan--

"WAYNNE!!"

Thank you for reading! If you like it don't forget to like and comment ^^

Fly High [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang