Part 32

45 10 2
                                    

Huma Karang itu bergoyang saat Waynne muncul di sana sendirian setelah mengantar keluarganya, juga Vernon, kembali ke Nybergsund. Ia sudah berkata kepada Ayahnya untuk ke Huma Karang untuk membawa Declan kembali, yang untungnya disetujui oleh pria itu tanpa banyak omong--yang tidak seperti biasanya. Tapi Waynne paham. Mark pasti mengerti dan bisa mempercayai dirinya dalam mengemban kekuatannya sekarang. Dulu ia tidak punya bukti untuk bisa dipercayai keluarganya, makanya ia sering dilarang ini-itu sampai dirinya membenci keluarganya sendiri kecuali Wanda yang selalu ada untuknya.

Waynne pun mengedarkan pandangan ke sekeliling Huma Karang yang terbuat dari kayu itu. Sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan kecuali ciret di atas kompor minyak tanah yang mengeluarkan uap. Perasaan Waynne jadi campur-aduk.

Apakah ada nelayan ke Huma Karang dan menemukan Declan lalu membawa pria itu ke daratan?

Padahal Waynne sudah memikirkan tempat terbaik untuk mengisolasi Declan. Ia tahu kondisi laut Sulawesi Tenggara di Indonesia itu sedang tidak cocok untuk berlaut sehingga Waynne membawanya ke Huma Karang yang pernah didatanginya beberapa tahun lalu saat mendokumentasikan kehidupan Suku Bajo. Seharusnya tidak ada nelayan yang bisa ke sana dan Declan akan terisolasi karena tidak punya akses untuk ke mana-mana kecuali ingin mencoba berenang mencari pulau yang letaknya sangat jauh dari Huma Karang.

Waynne pun mengelilingi Huma Karang, ia mengintip ke sela-sela bangunan kayu, melihat laut sepanjang mata memandang dengan ombak yang besar. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Seharusnya Declan masih berada di sini.

Kelegaan yang sempat menghampiri Waynne pun sirna. Ia hampir kembali berteleportasi ke Nybergsund, melaporkan penemuannya sebelum menemukan sebuah kertas kecil di atas tumpukan jala yang biasa digunakan para nelayan untuk mencari ikan.

Sorry, Waynne...

Declan & Yoonam

Napas Waynne terhela panjang. Kertas itu pun ia genggam dengan erat sampai kusut sebelum ia masukkan ke dalam kantong celana seragam HPO yang masih ia kenakan. Kedua orang itu sudah pergi, kabur entah ke mana dan hanya meninggalkan kertas berisi permintaan maaf.

Entah. Waynne tidak ingin menduga apa-apa. Yang jelas, hati Waynne tidak suka dengan kenyataan itu.

Yoonam dan Declan jelas bukan orang yang bisa ia percaya. Kepergian mereka bisa menjadi ancaman baginya, bagi keluarganya, juga bagi Vernon dan Jeonghan--yang semoga tidak akan pernah menjadi kenyataan.

~~~

Wanda menggigit bibirnya, memandang Waynne yang sedang meringis kesakitan di atas sofa karena kepalanya sedang di-'sembuhkan' oleh Ibu Vernon yang memiliki kekuatan penyembuhan. Ya, pada akhirnya mereka berkunjung ke kediaman orangtua Vernon untuk minta disembuhkan, terutama Waynne dan Jeonghan yang lukanya sangat parah, sambil menceritakan apa yang terjadi dan mencari kamera tersembunyi yang tersebar di kediaman orangtua Vernon.

"Dengan luka seperti ini, kau seharusnya sudah tidak sadarkan diri di rumah sakit." Kata Melody, nama Ibu Vernon, kepada Waynne yang masih meringis kesakitan sambil meremas lengan sofa.

"Dia memang nekat, Mom." Vernon menyahut dari bawah meja, sibuk mencari kamera tersembunyi di dekat ruang tengah.

"I can see that clearly, and... you also have several injuries on your body."

"Aku orang lapangan. Pekerjaanku membuat video dokumenter ke daerah-daerah terpencil." Aku Waynne yang sudah merasa sedikit lebih baik. "Mungkin luka itu muncul saat aku bekerja."

Fly High [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang