Part 33

49 9 0
                                    

Wanda dan Vernon kompak menghela napas panjang saat melihat berbagai macam bentuk kamera tersembunyi yang berhasil mereka kumpulkan di atas kasur. Ada belasan karena bukan hanya di dalam kamar, Vernon juga menemukan kamera itu di ruangan lain apartemennya--dan mungkin bertambah karena ia belum mengecek ke kamar anggota Seventeen lain yang satu asrama dengannya. Kamera itu sudah tidak aktif dan mereka akan mengambil kartu memorinya untuk dihancurkan.

"Mereka benar-benar tidak tahu privacy." Keluh Wanda sambil bersidekap dan menggeleng-gelengkan kepala.

"They don't even think about that I guess."

"Ya. Orang-orang bodoh." Kata Wanda tanpa segan, mengeluarkan uneg-uneg yang sempat tertahan selama ia berada dalam penyekapan.

Vernon tidak mengelak, setuju jika HPO berisi manusia-manusia bodoh yang hanya ingin mengeksklusifkan manusia-manusia berkekuatan super untuk tujuan--yang entah apa dengan mengurangi jumlah manusia super lainnya yang bahkan tidak pernah ingin memunculkan batang hidung mereka secara nyata di depan umum. Jika saja mereka bekerja untuk memerangi manusia super yang jahat, mungkin Vernon akan mengerti, tapi keluarga Maksten bahkan tidak melakukan apa-apa!

"Untung saja kau bisa diajak bertelepati denganku. Coba kau tidak bisa melakukannya? Kita mungkin tidak akan pernah bertemu lagi." Cerocos Wanda yang didengarkan Vernon dengan intens.

"Kau benar... aku juga tidak paham mengapa aku bisa melakukannya. Ku pikir selama ini aku hanya bisa terbang."

"You did. Aku memilihmu karena Waynne tidak sabaran dan Kak Jeonghan tidak memiliki kekuatan apapun, ujungnya Kak Jeonghan akan memberitahu Waynne dan perempuan itu akan berteleportasi sendirian mengejar penculikku tanpa meminta bantuan pada orang lain."

Vernon memandang Wanda dengan gamang. "Kau memilihku?"

"Sorry, I have no choice."

"Jadi sebenarnya aku tidak memiliki kekuatan telepati?" Tanya Vernon retoris sambil menunjuk dirinya sendiri, membuat Wanda tidak enak hati dan berpura-pura sibuk dengan mengambil satu kamera dan meneliti kamera itu seperti melihat barang antik.

"I haven't seen anything like this before... are they available on Amazon or should we check the black market?"

"Wanda," Vernon memanggilnya greget. "Aku tak punya kekuatan itu!?"

"Eh kalau aku tinggal di Norway, bagaimana caranya aku belanja online, ya? Haruskah aku meminta Waynne untuk bertelep--"

"Wanda, I won't meet you again if you ignore me."

"Ya, kau tidak memilikinya." Akhirnya Wanda berkata dengan lugas sebelum ia kembali melompat topik memikirkan e-commerce yang bisa ia gunakan selama tinggal di Nybergsund kelak, sengaja agar Vernon berhenti membahas kekuatan telepati yang hanya dimiliki oleh Wanda dan kepada orang yang ingin ia 'jajah' pikirannya.

"Jadi, semua orang bisa?" Tanya Vernon lirih, terduduk lemas di atas kasur hingga kamera-kamera yang telah tersusun jadi sedikir berhamburan, bergelinding ke arahnya.

"Technically, yes. Tapi tergantung, sih. Kalau mereka tidak ingin memperdulikannya, mereka jadi tidak bisa menerima pesan telepatiku dengan benar."

"How can?? How can you do thatt??"

Wanda mengedikkan bahu. "I don't know. It just happened when I try to knock your mind."

"Dan memori yang ku lihat?"

"I sent it to you."

"So, I just can fly??"

Fly High [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang