Part 29

56 12 0
                                    

Vernon bukan orang yang invisible, ia tidak memiliki kekuatan itu, tapi pergerakannya jarang diperhatikan orang banyak sehingga penyamarannya di HPO cukup berhasil, apalagi selama mengikuti Wanda yang dibawa oleh pria bernama Yoonam yang sudah menculik perempuan itu sejak beberapa minggu ini. Vernon sudah terlatih pula untuk menyamar karena kebiasaannya yang suka pergi ke tempat umum sebagai seorang idol. He kinda confidence this time and he nailed his assignment.

Selama membuntuti Wanda, Vernon juga berusaha menghubungkan pikirannya dengan perempuan itu. Mereka berkomunikasi lewat pikiran seakan keduanya tengah menggunakan airpods untuk saling berteleponan.

Setelah Waylon dan Mark ketahuan, Vernon dan Wanda kali ini lebih berhati-hati. Bahkan jarak Vernon dan Wanda terpantau sangat jauh hingga perempuan itu masuk ke dalam sebuah koridor yang memiliki sistem pengaman berupa pintu pengecekan ID.

"Don't blame me after this. You are the causes of this madness, Wanda." Kata Yoonam mulai bermisuh-misuh lagi memasuki koridor itu menggunakan kartu ID-nya. Wanda tidak membalas. Ia tahu, membalas Yoonam hanya akan membuatnya semakin kesal dan emosi sehingga ia memilih untuk diam sekalian mendengarkan Vernon di kepalanya.

"I lost you, Wanda. But I'm going to wait anyone to enter the corridor."

Wanda hampir berbalik untuk mengecek keberadaan Vernon. Untungnya Yoonam menarik tangannya dengan kencang untuk berbelok ke koridor lain sehingga ia tidak ketahuan tengah 'berbicara' dengan Vernon daritadi.

"Turn right on the first T-junction. The area is quite dark. Be careful."

"I'm in." Balas Vernon yang akhirnya bisa menyelinap masuk dalam koridor itu setelah membuntuti seorang petugas HPO yang masuk lebih dulu menggunakan ID-nya. Ia pun berjalan sesantai mungkin lalu berbelok ke koridor yang dimaksud Wanda.

Koridor yang temaram dengan dinding didominasi warna putih dan abu gelap. Vernon tidak ragu, tetapi jauh di dalam hati kecilnya, ia merasa gugup luar biasa karena koridor itu terasa lebih mencekam daripada koridor luar yang membuatnya gampang berbaur dengan anggota lain untuk penyamarannya. Dengan sepinya koridor itu, ia harus berusaha sebaik mungkin untuk tidak ketahuan.

"Go straight until--wait! Vernon! No! They--"

"Wanda! Wanda!?"

Otomatis langkah Vernon terhenti karena suara Wanda tiba-tiba menghilang dari kepalanya. Seluruh inderanya jadi lebih sensitif dan ia merasakan punggungnya terasa lebih hangat seperti ada orang yang berada di belakangnya sehingga ia segera melayang menjauh sambil membalikkan badan.

"Damn." Vernon menggumam dengan dua mata melebar melihat beberapa anggota HPO tengah melemparkan jala besi yang jatuh ke atas lantai karena dirinya terbang lebih cepat dari perhitungan orang-orang itu. Vernon gugup bukan main, lebih merasa takut hingga ia kabur secepat mungkin.

"Where are you going, Fly Boy?" Tanya seorang petugas keamanan HPO dengan retoris. Tubuhnya cukup besar, berlari mendekati Vernon yang melayang mengikuti jalur koridor yang tidak diketahui ujungnya itu.

"Wanda! Kau di mana!? Wanda!!"

Dengan khawatir Vernon memanggil Wanda di dalam pikirannya. Ia tidak tahu ke mana Wanda dibawa dan suara perempuan itu menghilang pula, memutuskan telepati mereka. Keadaan sangat mengkhawatirkan sampai degup jantung Vernon berdetak sangat kencang. Ia tidak pernah membayangkan akan berada di posisi ini dan ia benar-benar merasa takut hingga keningnya penuh dengan peluh.

"Kau tahu kau tak bisa lari ke mana-mana, kan?"

Sontak Vernon menghentikan pergerakannya di udara. Napasnya tersenggal saat menyadari jika kini posisinya terhimpit oleh anggota HPO di segala sisi karena kehadiran Yoonam yang muncul bersama beberapa anggota HPO membawa tongkat panjang berjala dari arah koridor yang ia tuju. Kini Vernon tidak bisa lari ke mana-mana. Ia mengangkat kedua tangannya di sisi kepala, tanda menyerah.

Fly High [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang