Part 26

57 15 1
                                    

Seluruh keluarga Maksten kecuali Wanda berkumpul di kamar kecil itu, mendengar penjelasan Vernon tentang apa saja yang ia lihat dalam memori yang dibagikan Wanda kepadanya. Walaupun pada awalnya sulit untuk diterima, akhirnya Mark, Waylon dan Claude percaya jika keluarga Maksten memang spesial. Mereka tidak bisa berkilah lagi setelah melihat Vernon terbang, buktinya terlalu nyata--ditambah keadaan Jeonghan dan Waynne yang memang terlihat seperti baru bertikai dengan orang yang kuat.

"Wanda menyuruh saya ke sini." Kata Vernon lirih, menyelesaikan penjelasannya dengan sedikit berharap jika Wanda bisa mendengar suaranya dari kejauhan.

"Jadi Wanda di mana?" Tanya Mark super khawatir, keningnya berkerut cukup dalam dan sorot matanya meredup.

Vernon menggelengkan kepala. "Wanda tidak memberitahu saya soal itu. Terakhir kali, kami menemuinya di apartemen itu. Tapi, sepertinya... mereka berpindah lagi."

"Kita harus bergerak." Waynne menyahut, ia sedikit kesulitan untuk duduk tegap sampai Jeonghan menahan badannya. Kedua mata Jeonghan juga mendelik kepada Waynne, memberi kode agar perempuan itu tidak memaksa diri.

"Kau harus coba mencari posisi Wanda, Vernon." Kata Waynne tidak mengacuhkan Jeonghan walau pada akhirnya tetap bersandar pada kepala kasur. "Malam ini semuanya sudah harus diselesaikan atau kita akan mati."

"Mati!?" Claude memekik.

"Tidak... tidak akan sampai begitu." Kilah Jeonghan cepat yang setidaknya paham arti kata mati yang diucapkan Waynne dalam Bahasa Inggris, menenangkan Claude sambil mendelik kepada Waynne untuk kedua kalinya--tapi Perempuan itu masih tidak memperdulikannya.

"Mereka sudah memiliki data tentang kita semua, bahkan Jeonghan. Jika hari ini kita tidak bergerak, mereka pasti akan menangkap kita semua."

"Tunggu! Waynne! Coba jelaskan apa maksudmu!?" Mark bertanya dengan suaranya yang menggelegar kepada Waynne yang terlihat pucat--tapi tidak segan membalas tatapan Ayahnya itu.

"Kita dimata-matai, Yah! Organisasi gila itu memiliki semua data kita dan mereka juga menaruh banyak kamera di sekeliling kita. Jika kita tidak bergerak dari sekarang, kita semua bisa ditangkap atau mungkin akan mati karena sudah merusak rencana mereka."

"Dari mana kau tahu?" Tanya Waylon sedikit skeptis.

Napas Waynne terhela gusar. Ia sedikit lelah dengan keadaan keluarganya, tetapi tidak bisa mengeluh pula karena memori mereka telah dihapus Wanda. Lalu dengan sedikit bersusah payah ia merogoh kantong celananya, meraih sebuah ponsel yang layarnya retak.

"Ini ponsel salah satu penculik Wanda."

"Ponsel Declan?" Tanya Vernon dengan dua mata melebar yang dibalas Waynne dengan anggukan pelan.

"I've seen everything here and they tried to catch us now. So we have to move!"

"Bagaimana!?" Tanya Waylon frustasi, tampak masih kelimpungan.

Dan Waynne segera menatap Vernon dengan serius, tatapan yang membuat seluruh perhatian orang di ruangan itu tertuju kepada sang manusia terbang yang merasa kikuk sampai ia mengangkat kedua tangannya ke atas seperti orang yang ingin menyerah.

~~~

"Kau yakin bisa melakukannya, Waynne?" Claude bertanya lirih kepada Sang anak yang tengah mengenakan jaket berlapis di atas kasur. Kedua matanya memperhatikan Waynne dengan penuh kekhawatiran sambil memasukkan beberapa baju dan makanan instan ke dalam koper sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Waynne.

"Iya, Mom. Don't forget to bring all of our paddy jackets there. Pisau dan alat masak juga jangan lupa." Kata Waynne cepat, sangat buru-buru sampai Claude menghela napas panjang karena tidak bisa protes dengan arahan Waynne yang entah akan membawa mereka ke mana dengan segala peralatan hidup.

Fly High [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang