Bab 5&6

465 37 6
                                    


gracio alias zean sudah ada di depan rumah shani barengan di saat itu juga shani dan juga papanya keluar, Shani tampak gelisah saat itu karna ia takut papany tau kalo sebenarnya hubungan dia dengan zean masih hanya sebatas teman saja, tetapi sepertinya hari ini waktu berpihak pada shani karna barusan papanya mendapatkan telepon dari teman kerja kantornya

"sebentar papa harus angkat telepon teman papa dulu ya" ucap rama di angguki shani

"sayang, sebaiknya kamu undang pacar kamu itu untuk makan malam di rumah ya, sekarang papa harus ke dalam karna papa harus ngecek laptop papa dulu ya" ucap rama lagi

shani bernafas lega di saat rama papanya tidak jadi untuk menemui gracio yaitu zean karena ada urusan yang lebih penting, tapi selang dari beberapa menit zean datang untuk menghampiri shani yang sudah di depan gerbang rumahnya

"hey" ucap zean

"oh haii"

"haii, jalan sekarang?"

"i-iya buruann" ucap shani menggandeng tangan zean untuk segera pergi dari rumahnya

"ayoo" ucap shani tertawa pelan

"pelan pelan" zean membukakan pintu mobil untuk shani

"kamu kenapa sih lega banget kayanya"

"E-engga, aku seneng aja jalan sama kamu, mmm sekarang kita mau kemana?" excited shani pada gracio alias zean

"kejutann" ucap zean membuat shani tersenyum salting

zean mendekat ke arah Shani berniat untuk memasangkan sitbel membuat shani sedikit terkejut niatnya hanya ingin memasangkan seatbelt mobil untuk shani

"emmm?"

"aku cuma mau masang sitbel" ucap zean menatap lekat wajah shani lalu memasangkan seatbeltny membuat shani tersenyum salting begitupun dengan zean kemudian mobilnya pun berjalan pergi meninggalkan pekarangan rumah shani

skippp

zean menuntun shani menuju suatu tempat

"ini dia kejutannyaa" ucap zean, Shani menginjak-injak lantai yang sedang ia tempati berusaha membuat suara mengunakan sepatunya

"tempat ini...." pelan shani dan zean berjalan memutari shani

"iyaa ini tempat biasa kamu nari kan?" Shani berbalik arah berniat untuk pergi dari tempat itu namun dengan cepat zean menahannya agar shani tidak pergi

"kamu mau ke mana shani..."

"aku udah bukan penari lagi" ucap shani melepaskan tangan zean yang menahan tangannya

"kata siapa....?

"aku udah g bisa melihat cio" lirih shani meneteskan air mata

"ya mungkin memang kamu udah g bisa nari lagi kaya dulu tapi menari  untuk orang lain kan? sekarang, kamu bisa nari buat diri kamu sendiri sama kaya aku. aku juga suka musik dan aku sering mainin musik untuk diri aku sendiri karna menurut aku menari dan musik bisa bikin kita bahagia hah peduli apa kata orang?"

"tapi aku takut nanti jatuh"

"g akan. ini batasnya aku bakal pasang pita di sini biar kamu g jatuh, dan aku bakal di sini jadi penonton setia kamu aku bakal duduk di sini dan kamu nari di sana"

zean memasang pita berwarna biru lalu menyalakan musik. shani melepaskan tas dan juga tongkatnga dia mulai menari mengikuti iringan musik yang sedang berlangsung sementara zean menonton di kursi penonton tentunya, shani menari dengan begitu tenang dan juga air mata sedangkan zean duduk tersenyum melihat shani yang menarik menurutnya shani sangat cantik ketika seperti itu, namun tiba tiba shani terduduk menangis, zean yang melihat langsung naik ke atas dan mengambil tongkat shani dan membalikkan posisi badan shani untuk mengahadap ke arahnya, dia menghapus air mata di wajah shani

BLIND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang