22.

5.4K 347 11
                                        

Lami melihat Yura yang akan menaiki kursi bagian depan, namun ditahan oleh Lami.

"Duduk belakang lah, gak enak sama Jisung udah punya istri yangada lu duduk depan kaya istrinya aja." Lami menyuruh Yura untuk duduk di belakang bersamanya.

"Jisung jadi kaya supir dong?" Tanya Yura bingung, ia kan sudah biasa diantar jemput oleh Jisung jadi kenapa tidak boleh duduk disampingnya.

Jisung yang sudah berada didalam mobil melihat mereka berdua malah berantem diluar menyuruh mereka berdua sama-sama duduk dibelakang saja.

"Nih pertama gw anterin Lami dulu ya, baru lu ra."

"Ya, yang searah duluan kan gw."

Tanpa berlama-lama ia menancap gas keluar dari komplek rumah nya.

"Ngomong-ngomong yang aparemen itu juga punya lu ji?" Tanya Yura penasaran.

"Iya, gw beliin buat Chenle. Abis gw lulus kaya nya si mau pindah rumah soalnya tinggal di Apartemen kekecilan."

"Owh ada rencana punya baby?" Candaan Lami lontarkan pada Jisung.

"Masih lama itu mah, udah mikirin anak aje lu."

"Gw kan mu jadi aunty rich, anti kalo udah ada rencana bilang dong biar gw mikirin kado. Apa gw pikirin dari sekarang ya."

Mendengar ucapan Lami membuat Jisung tidak habis pikir, "Lu tau kata masih lama ga sih?, Gw sama Chenle masih muda banget gila."

"Kan bercanda."

Walaupun niatnya bercanda, tapi Jisung mengerti untuk siapa Lami berkata seperti itu.

Sesampainya di rumah Lami, yang hanya memakan waktu 25 mnit itu. Lami langsung turun dan mengucapkan terima kasih pada Jisung karena sudah mengantarnya.

"Bye Ji, kapan-kapan ajak gw main lagi sama kak Chenle. Besok gw mau bawa album sama posternya dia nanti minta ttdnya lagi."

"Jangan memonopoli punya gw dong."

"Ini namanya kesempatan dalam keberuntungan, kapan lagi bias gw ternyata nikah sama temen gw. Untung nikahnya sama lu bukan sama Gyuvin."

Dibalas oleh tawaan dari Jisung, teman-temannya ini memang suka sekali meledek Gyuvin.

Begitu Lami masuk ke dalam rumah, Yura meminta untuk pindah ke depan karena tidak enak menolak akirnya Jisung membiarkan Yura duduk disebelahnya.

Untungnya rumah Lami dan Yura lumayan dekat hanya memakan waktu 10 menit kurang lebih.

"Ji." Panggil Yura.

"Kenapa ra?" Jisung mengangkat sebelah alisnya, matanya masih fokus melihat ke arah jalan.

"Lu sama Chenle itu beneran nikah gak ada paksaan?"

"Mau ditanya berapa kalipun jawaban gw tetep gak ada, gw sama dia pure ngejalanin ini tanpa paksaan lagi. Walaupun awalnya kita sama-sama gamau tapi pas udah ketemu ya cocok aja si."
"Emang kenapa si ra?"

"Gw cemburu, Ji. Gw tau lu pernah suka sama gw kan?"

"Hah? Gila lu ya ngomong gitu? Kita udah temenan dari SMP ra, gw nganggap lu tuh sahabat gw." Jisung mendecak kesal, akhirnya pembahasan seperti ini tiba. "Ini udah sampe rumah lu nih, turun gih gw mau cepet-cepet balik."

"Ji! Jawab gw Ji, lu juga sebenarnya dari awal suka sama gw kan?"

Helaan nafas kasar keluar, "Jujur gw gatau darimana pernyataan aneh itu datang, tapi gw sama sekali gaada perasaan sama lu ra."

"Tapi lu kalo di pasang-pasangin sama gw gitu lu gak nolak, bahkan komen sosmed lu yang menyangkut gw juga gak pernah lu protes."

"Ngapain gw protes sama gituan, komenan orang mah gak usah ditanggepin." Lagi-lagi Jisung menghela nafas. "Mending lu turun terus masuk, coba renungin lagi dah ucapan lu."

UNEXPECTED MARRIAGE| jichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang