tweet jichen.
90% gambar.
bxb.
Harsh words.
Sama-sama masih muda tapi udah dijodohin sama orang tuanya, kata nya si pengen liat anaknya nikah.
Keseharian Jisung dan Chenle yang menikah tapi backstreet karena Chenle seorang public figure.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_________
Jam setengah 11 siang. Sungchan, Lami, Gyuvin, dan Chenle berkumpul untuk main. Omong-omong cafe ini adalah cafe punya Jisung yang sudah mereka kosongkan hanya untuk mereka saja.
"Lah gimana sii, gw sokin karena tau laki lu mau datang." Mendengar Jisung yang tidak jadi ikut karena dilarang Chenle membuat Sungchan sedikit kecewa.
"Bacot, sakit dia kasian kemarin di paksa bokap gw ikut kerja bareng dia."
"Padahal semester gini lagi sibuk-sibuknya tau." Ucap Gyuvin yang sedikit prihatin pada sahabat karibnya itu.
"Btw, gw udah ajak Yura ke sini. Tuh anak gila ya dia ngelakuin itu ke Jisung?"
"Itu termasuk pelecahan gak sih?" Sungchan ikut nimbrung.
"Iya lah, main nyosor anak orang aja. Muka boleh cantik tapi kelakuan harus dipertanyakan." Gyuvin sangat kesal mengetahui kejadian Jisung dan Yura 2 hari yang lalu.
"Lu gak nyalahin laki lu?" Tanya Sungchan.
Chenle berhenti menyedot minumannya itu, "Gak tuh, dari video aja keliatan kan kalo Yura maksa banget? Gw juga ada rekaman suara mereka, udah jelas Jisung nolak."
Tidak lama seorang perempuan datang dan langsung menghampiri meja mereka. Dia adalah Yura.
Yura yang baru datang dengan tergesa-gesa menarik lengan Lami untuk berdiri dengan kasar, hal itu tidak diterima oleh Gyuvin yang degan sigap melindungi Lami.
"WES APA-APAAN NIH BOSS, TEMEN GW DITARIK-TARIK GINI?" Nada emosi dikeluarkan oleh Gyuvin pada Yura.
"Temen? Nih kelakuan temen lu yang nyebarin video gw sama Jisung dimobil."
"Gw yang nyebarin ke mereka." Chenle yang masih duduk tenang itu melirik ke arah Yura dengan santai.
Dengan tatapan tak percayanya Yura menatap Chenle dengan kesal. Dirinya benar-benar tersulut emosi melihat pria yang dengan santainya duduk sambil memakai kacamata hitamnya itu.
"Kenapa gak terima? Harusnya terima dong, itukan mobil gw jadi gw mau naro kamera atau apa kek terserah gw kan?."
"Berani-beraninya lu kaya gitu ya? Jadi gini, idol yang katanya hatinya sebaik malaikat tapi ternyata didepan orang kelakuannya kaya sampah?"
"Jaga omongan lu anjing!" Lami merasa tidak terima dengan omongan Yura.
"Gak usah kaya sinetron gitu, manusia gak cuma punya satu sifat kan?." Chenle menghela nafasnya. "Lu liat ke arah pintu." Jari itu menunjuk ke arah pintu.
Ketika Yura melihat ke arah pintu, matanya bertatapan dengan sang ayah. Dimana ayahnya berdiri dengan tatapan tidak percaya melihat anaknya yang membentak atasannya.
"Nak...."
"AYAH NGAPAIN DISINI?!" Teriak Yura pada ayahnya itu.
"Saya minta maaf tuan Chenle, mohon maafin anak saya." Pria paruh baya itu terduduk lemas didepan mereka sambil terus menggumamkan kata maaf.
"Ini mungkin fakta yang gak bisa diterima tapi gw udah narik semua uang kuliah yang gw bayarin ke kampus lu itu." Chenle tersenyum kecil.
"Maksudnya apa?" Lami tidak mengerti kenapa tiba-tiba menjadi seperti ini.
"Singkatnya, bokap nih cewe ternyata supirnya keluarga Chenle. Terus kaya uang kuliah, rumah dia, bahkan sampe hal yang dia pake itu Chenle yang biayain. Karena bokapnya udah lebih dari 10 tahun jadi supir keluarga Chenle." Ujar Sungchan.
"Gila? Beneran se gak tau malu itu lu sama kita ra?, Lu bilang bokap lu manager di suatu perusahaan." Gyuvin terheran-heran, ternyata selama sahabatan beberapa tahun ini, Yura membohongi mereka begitu lama.
"Sorry ra, lu bener-bener gak bisa kita toleransi lagi. Bakal gw sebar semua yang lu lakuin selama ini." Ucap Lami.
Kecewa? Tentu saja, mereka sudah beteman lebih dari 4 tahun. Waktu yang bisa dibilang lama untuk saling mengenal satu sama lain. Namun ternyata bagi satu orang itu, 4 tahun bukan lah apa-apa sampai ia bisa berbohong selama itu.