Selamat membaca....
06.15
Pagi-pagi sekali laki-laki itu sudah sampai dikediaman Ara. Dia matikan mesin motornya lalu di ambil ponselnya disaku, mencari nama yang akan dihubungi.
Sayangg aku udah didepan yaaaa..
HAH?
Kenapa teriak sayang,kaget nihhh akunyaa..
Ini masih pagi El ,capek aku sama kamu.
Gakpapa pengen sarapan dirumah kamu hehe..
Gak punya malu kamutu,yaudah sini masuk kayanya mama udah siapin sarapan...
Siap sayang love you..
Tut!
"Kebiasaan kalo salting begini,gemes banget pacar gue." Iel terkekeh dengan pacar barunya ini, ada saja tingkahnya.
Tak lama Iel melangkahkan kakinya memasuki rumah Ara, tak lupa dia ucapkan salam. "Assalamualaikum." Terdengar suara langkah kaki disana,menandakan pintu akan segera terbuka.
"Waalaikumsalam, eh nak Gabriel ya? Sini masuk Ara lagi siap-siap kayanya." Sahut wanita cantik yang tak lain adalah mama dari Ara. "Iya tante tadi sudah telpon kok." Mama Ara mengangguk mengerti dan mempersilahkan Iel untuk duduk.
"Ajak sarapan bareng tuh ma,katanya mau sarapan bareng dia." Suara Ara tiba-tiba membuat Iel menggaruk tengkuknya malu. "Eh yaampun yaudah sini bareng-bareng kita sarapan,sini nak." Mama Ara menarik tangan Iel agar tidak malu-malu.
Mereka duduk dengan damai dimeja makan menikmati sarapan dengan hikmat. Hanya membutuhkan sedikit waktu kurang lebih 15 menit untuk menghabiskan nasi goreng dan susu. "Gimana El enak gak masakan mama aku?" Iel mengangguk mengiyakan pertanyaan Ara." Enak banget sayy- eh raa." Hampir saja Iel keceplosan kalau saja mata Ara tidak melotot ke arahnya.
"Hayo say apaa? Kalian pacaran?" Mama Ara sedikit menajamkan matanya kearah mereka berdua. Tidak ada yang menjawab,keduanya kikuk. "Hahaha gemes banget si kalian, gakpapa kali kalo pacaran juga. Udah besar kalian tuh,asal bisa saling jaga diri yaa." Ara dan Iel bernafas lega, dikira mereka akan kena omel pagi-pagi.
"Yasudah kalian berangkat nanti telat, hati-hati ya." Mereka berangkat ke sekolah setelah acara sarapan dan senam jantung sedikit tadi. "Assalamualaikum mama, assalamualaikum Tante." Keduanya berpamitan tak lupa bersalaman dan mencium tangan mama Ara.
...
"Kita udah dikasih lampu hijau sama mama sayang,jadi aku bebas panggil kamu sayang dimanapun oke?" Mereka sedang berada dikantin sekolah,hanya berdua.
"Kok seneng banget?" Tanya Ara heran,padahal cuma hal sepele. "Iyalah baru pacaran udah dapet restu,biasanya temen-temen aku tuh beberapa bulan dulu tuh baru dapet restu. Wajar sih sayang Kitakan masih sekolah hehe." Jelas Iel membuat Ara mengangguk.
"Iyaiyaiya udah kenapa kamu jadi cowok cerewet banget , pengen aku kuncir bibirnya." Ejek Ara dan Iel malah mengarah kan wajahnya dekat sekali dengan Ara. "Heh mau ngapain? Sana ish!" Ara kaget dan memukul pundak Iel.
"Katanya mau kuncir ya ini sayang, apa mau dicium aja sampe bas- akhhh." Iel meringis saat Ara mencubit perutnya dengan sangat kuat. "Mulutnya El bisa diem gak? Ini disekolah tau." Ara kesal sekali dengan laki-laki ini. "Berati kalau gak disekolah boleh?" Tanpa menjawab Ara langsung pergi kekelas meninggalkan Iel . Gabriel hanya bisa terkekeh melihatnya, bagaimana dia tidak cinta dengan sifat emosian dari Ara yang menggemaskan itu.
...
"Mau kemana sayang?" Tanya Iel karena setelah pulang sekolah ini mereka berencana untuk jalan-jalan."Hmm ke toko buku ya El, aku mau cari novel." Gemasnya Ara yang sepertinya sangat menyukai novel. Iel mengangguk dan memasangkan helm di kepala Ara. "Nah selesai. Gemes banget sih pipinya bulet." Ara hanya tersenyum dengan mata tertutup membentuk bulan sabit.
Mereka berangkat ke toko buku yang Ara maksud. Selama perjalanan pun, Ara tidak diperbolehkan melepas tangannya dari pinggang Iel. Alasan Iel takut jatuh kalau-kalau nanti Ara ngantuk. Dikira Ara balita kali yaa bisa ngantuk random diatas motor.
Ketika sampai ditoko buku dan parkir mereka segera masuk. "Ayo sayang! Aku mau cari banyak buku." Iel mematung saat Ara memanggil nya dengan kata sayang. "El kenapa diem?" Ara berbalik saat sadar Iel tidak mengikutinya. "Kamu panggil aku sayang tadi? Jantung aku gak normal ini." Ara membola, dirinya tak sadar mengucapkan itu. "Gak!" Jawaban singkat dia ucapkan lalu segera masuk ke toko buku. " Sayang kok akunya ditinggal." Iel sedikit berlari mengejar Ara takut pacar nya hilang.
Mereka berdua berjalan menelusuri setiap rak disana. Ara yang berjalan didepan karena sedang mencari novel yang menurut nya bagus dan Iel yang berjalan dibelakang sebagai bodyguard.
Setelah kurang lebih setengah jam disana, akhirnya Ara memutuskan membeli 2 novel yang menurut nya rekomen untuk dibaca. Mereka berdua menuju kasir untuk membayar, tapi bukannya selesai malah ada perdebatan lagi disana.
"Aku aja El yang bayar udah diem gak?" Iel tetap menggeleng, dia ingin membayar buku itu tapi kenapa Ara tidak mau. Kasir yang melihat pusing dan akhirnya memberi saran." Udah dekk daripada ribut kalian bayar satu satu aja biar adil, capek saya liat kalian debat." Ide yang mungkin baik dan akhirnya mereka mengangguk setuju.
" Makan dulu ya sayang?" Penawaran Iel kepada Ara ditolak. "Gakmau el, pengen Sempol aja." Iel menghela nafas, cewek apa memang begini susah banget suruh makan pengennya jajan terus. "Yaudah ayo kita cari beli dikit aja minyaknya banyak oke?" Ara mengangguk setuju, pikirnya daripada tidak sama sekali.
Setelah itu mereka membeli banyak jajanan karena permintaan Ara dan kembali kerumah sudah hampir gelap. Mereka sudah izin jadi tidak akan kena omel karena pulang telat.
Haii aku kasih satu chapter untuk fase pacaran. Chapter depan loncat ke cerita sebenarnya yaa:)
See you
Jangan lupa vote dan komenya ya biar aku semangattt, aku sempetin ngetik loh di sela sibuk kerja jadi sedih kalo sepi gini😌
Chapter depan aku kasih yang enak kalau rame😋🤙
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC (21+)
Teen FictionHubungan antara keduanya sudah selesai memang, namun mereka masih sama sama ketergantungan dengan kebiasaan mereka saat masih bersama. "kenapa sih gak kamu lakuin ke pacar kamu aja?" "aku gak bisa! aku cuma bisa lakuin ini sama kamu." "kenapa? gak...