Cerita Seke - Type Se 2. Anak Magang

719 4 0
                                    

Cerita Seke
2. Anak Magang
- Type SE -

Nama gue Dandy, seorang pekerja kantoran dengan hobi berolahraga. Kebetulan hobi olahraga gue sudah ada sedari gue kecil. Berbagai macam kegiatan olahraga gue jalani. Sebut saja apapun, futsal, sepak bola, badminton, volly, basket, tenis, tenis meja, bahkan beberapa bela diri pun gue ikuti karena setertarik itu gue dengan yang namanya olahraga. Hanya saja, gue adalah tipe cowok yang mudah bosan. Baru sebatas bisa, cukup mahir bisa gue bilang, gue sudah melepaskan diri dari jenis olahraga tersebut dan berganti ke yang lain.

Itu adalah sifat gue yang sudah mendarah daging. Tak hanya bidang olahraga, bahkan dalam hubungan sosial pun gue cenderung bergonta-ganti karena bosan. Baik teman cowok atau cewek, apalagi pacar ya. Sudah tak terhitung berapa banyak mantan cewek gue yang gue tinggalkan karena gue bosan dengan mereka. Maka dari itu, gue bisa bilang gue tak memiliki teman dekat, hanya sebatas teman biasa yang sekedar bisa menemani gue di kala bosan atau suntuk.

Tak masalah, semua memang bisa gue atur. Gue pun juga nyaman saat sedang sendiri. Gue bisa pergi nonton bioskop sendiri, makan malam sendiri, karaoke sendiri, atau bahkan dugem sendirian.
Namun dari kegiatan itu semua, tetap jiwa menyukai olahraga gue ini masih timbul. Dan gue rasa gue tak akan bosan dengan berolahraga di tempat gym, mengolah tubuh disana dengan berbagai macam alat dan gerakan. Entah kenapa gue tak bosan melakukan hal tersebut meski sudah tujuh tahun berjalan dan ini adalah kegiatan gue paling lama yang dapat bertahan.

Hingga suatu waktu, gue berkenalan dengan teman kantor gue yang baru saja di mutasi ke bagian divisi gue. Namanya Wira, tubuhnya bisa gue bilang 11-12 dengan gue. Tegap atletis, terbentuk berkat olahraga intense yang pasti ia olah di tempat gym. Baru genap satu bulan Wira pindah ke divisi bagian gue, namanya sudah tersebar luas ke seluruh penjuru kantor. Sosok pria idaman baru telah datang.

"Mas Dan, tolong review laporan gue dong, hehe." Senyumnya yang manis itu dia keluarkan, senyuman yang banyak memikat lawan jenis untuk menganggap Wira sebagai pria idaman.

"Mas mas, gue bukan mas lo. Panggil abang aja kenapa sih? Perasaan lo manggil anak lain yang lebih tua dari lo dengan panggilan abang deh? Kenapa manggil gue pake mas?" Tanya gue sebal. Meski demikian gue ambil juga laporan tersebut.

"Hahaha. Jangan marah dong mas. Udah kebiasaan aja, gue manggil mas ke orang yang gue respect."

"Oh jadi lo ga respect sama anak-anak lain?" Mata gue memincing tajam.

"Gak gitu mas. Gak tau kenapa gue liat lo bener-bener langsung respect aja. Berasa kayak mas gue beneran gitu." Ada aja jawabannya.

"Gue agak risih dipanggil mas sama cowok, berasa pacar gue aja." Tukas gue.

"Hahaha, ya udah gue jadi pacar lo juga mau kok mas." Kali ini gue langsung memukul kepalanya dengan kertas laporan dan Wira segera pergi sambil tertawa kencang.

Sejak detik itu, hubungan gue dan Wira berubah menjadi lebih dekat. Ia yang pertama kali mengajak gue pergi makan siang. Hingga lama kelamaan gue bergantian mengajaknya, dan berlanjut dengan sudah hampir dipastikan kami akan makan siang berdua setiap hari. Kelakuan Wira yang aneh bin ajaib ini selalu bisa membuat gue tercengang, ada saja hal gila yang tak terbesit di otak ini tapi Wira bisa lakukan.

Selama enam bulan berlalu, benar-benar gue dan Wira ini seolah tak terpisahkan. Kami pun sudah berkegiatan bersama di jam-jam pulang kantor. Entah sekedar makan malam, ngegym di tempat yang sama, ataupun berkumpul di kosan gue atau kosan Wira hanya untuk mengobrol singkat. Selama itu pula Wira juga kerap kali memanggil gue dengan sebutan 'mas'. Dan ya, gue bisa maklum sekarang ini, gue biarkan ia memanggil gue sesuka hatinya.

Cerita Seke - Type Se (Seme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang